Haechan jalan disamping Jisung. Dia dari tadi ngelihat toko sepatu yang sekiranya menarik buat dia. Jisung ngelirik Haechan yang nampaknya bingung. Ia hanya diam, tangannya diam-diam menggenggam tangan Haechan. Ngebuat Haechan kesentak kaget, dan noleh kedia.
"aku bingung" ucapnya pada Jisung. Jisung ngangguk.
Jisung ngebawa Haechan ke salah satu toko sepatu yang biasa ia datangi jika ingin membali sepatu.
"coba lihat-lihat sana" ucap Jisung. Haechan berjalan melihat sepatu yang akan dia beli. Jisung mengikutinya dari belakang sambil sesekali melihat sepatu yang sekiranya cocok dengan Haechan.
"sepatu sekolah apa sepatu jalan?" tanya Jisung.
"jalan,yang sekolah udah kemarin. Eh itu aku mau lihat" Haechan nunjuk sepatu yang ada dirak agak tinggi buat dia. Jisung ngambil sepatu yang di tunjuk Haechan.
"mau ini"
Jisung mengangguk ia memberikan sepatu itu pada pelayan toko dan meminta nomor 38 buat Haechan.
"habis ini mau kemana?" tanya Jisung.
"ngk tahu" jawab Haechan.
"ngk jadi beli tas?" Haechan menggelengkan kepalanya.
"kenapa?"
"ngk tahu, ngk usah aja. Langsung pulang yuk" ucap Haechan.
Jisung ngerutin dahinya,ia pun menghentikan langkahnya membuat Haechan ikut menghentikan langkahnya juga.
"kamu kenapa?"
"kenapa apanya?" tanya Haechan.
"kamu tahu apa paling ngk aku suka kan?" Haechan ngangguk. Jisung menghela napasnya. Ia tahu apa yang dipikirkan Haechan. Ia pun menggenggam tangan Haechan berjalan dengan santai.
Haechan menatap Jisung yang menatap depan.
"kenapa?" tanya Jisung.
"malam ini kamu nginap mau ngk? Kalau ngk mau ngk papa"
Tak ada jawaban, Haechan menunduk. Seharusnya ia tak menanyakan hal itu pada Jisung. Seharusnya ia tahu kalau Jisung tak bisa untuk menginap.
"mau rasa apa?"
Haechan tersentak kala Jisung bertanya padanya. Ia melihat sekitar.
"ngk mau"jawabnya. Jisung tak mengatakan apapun. Ia memesan dua cup eskrim.
"jangan ngelamun" ucap Jisung pada Haechan. Haechan mengangguk dan mengikuti langkah Jisung.
Mereka duduk di meja yang dekat dinding. Jisung meletakkan satu cup eskrim di meja memajukannya dekat Haechan yang duduk di depannya.
"kan aku ngk mau" ucap Haechan.
"udah aku pesenin"
Haechan memandang Jisung lamat, lalu mengambil eskrim itu. Memakannya sedikit.
"yakin mau langsung pulang? Mumpung kita diluar jalan-jalan aja sekalian"ucap Jisung.
Haechan diam. Apa yang di bilang Jisung ada benarnya. Hanya saja dirinya dalam mood yang buruk.
"Chan"
"iya aku mau pulang aja" jawab Haechan.
"habisin eskrimnya, baru kita pulang" ucap Jisung lembut.
Haechan hanya mengangguk. Dalam hati ia bersorak senang karna Jisung berkata lembut. Biasanya dingin dan datar. Ia menghabiskan eskrim yang dipesan Jisung tadi. Hari ini dia ngk mau buat Jisung marah. Kepala dia udah pusing mikirin satu hal.
"sung ngk mau lagi" ucapnya takut.
"yaudah ngk usah di paksain. Kenapa takut gitu?" Haechan hanya tersenyum tipis. Setelahnya mereka pergi dari sana.
Perjalanan pulang hening. Tak ada obrolan sama sekali. Memang selalu seperti itu. Jisung yang tak banyak bicara dan Haechan yang tak mau mengganggu fokus Jisung yang sedang menyetir.
Saat sampai dirumah Jisung memarkirkan mobilnya di garasi. Haechan mengeryit tapi ia tak menanyakan hal apapun.
Mereka berdua masuk kedalam rumah. Sudah jam satu, ia malas makan saat ini jadi ia mau tidur. Badan dan otaknya lelah.
"kamu jangan tidur dulu" ucap Jisung.
"aku ngk nafsu makan"
"makan Chan"
Haechan menggeleng. Dia mau ngebantah Jisung kali ini. Dia beneran ngk mau makan.
"Chan kamu...
"aku ngk nafsu makan Sung, please jangan maksa. Ngk akan kemakan nanti" ucap Haechan.
Jisung narik tangan Haechan ke meja makan."duduk" Haechan pasrah. Kembali ke awal dingin dan datar.
Haechan menelungkupkan kepalanya. Jisung hanya melirik itu, ia berkutat dengan alat masak. Membuatkan Haechan makan siang.
(rada ngakak aku buatnya)Udah selesai, dia naruh masakannya di meja makan.
"Chan,bangun"
Hiks hiks
Jisung terbelalak kaget saat Haechan menangis. Tapi pria manis itu masih tidur.
"Chan, bangun" Jisung mencoba tenang. Ia perlahan membangunkan Haechan. Haechan pun terbangun air mata membasahi pipinya. Jisung langsung membawanya kedalam pelukannya.
Haechan meremat baju belakang Jisung. Menenggelamkan kepalanya di dada Jisung.
"tenang ya" Jisung mengelus punggung Haechan.
Jisung ngelepasin pelukannya ke Haechan. Mengambil minum untuk sang kekasih. Ia memberikan air minum pada Haechan.
"sudah mendingan?" Haechan mengangguk.
"kamu lapar?" Haechan ngegeleng.
"aku...aku makan aja deh" ucapnya. Jisung menahan tangan Haechan yang mau ngambil nasi.
"kamu tidur aja lagi,aku bangunin dua jam lagi buat makan" ucap Jisung.
Haechan melongo dibuatnya. Ini beneran Jisung? Biasannya maksa banget.
"aku nginap" ucapnya sambil menyentil kening Haechan.
"ngk usah di sentil juga ih sakit ini" ucap Haechan. Jisung menggidikkan bahunya. Dan berdiri dari duduknya.
"mau kemana?" tanya Haechan.
"ke ruang tengah. Kamu mau tidur disitu silahkan. Tapi kalau mau nyaman mending dikamar kamu"
Ucap Jisung lalu berjalan keruang tengah meninggalkan Haechan."huh gue jadi lapar"
"tapi bodo ah mumpung di bebasin mager padahal didepan mata" gumamnya. Ia pun berjalan menuju kamarnya, merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk. Sejenak melupakan masalah yang sedang berkecamuk di dalam otaknya.
***
Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihyuck/problem destiny
Fanfictionharus sabar,ngk boleh nolak,sabar,sabar,sabar. punya pacar savage nyebelin keras kepala suka ngatur gimana? bertahan atau berhenti?