02

3.1K 369 9
                                    

Haechan lagi duduk nyantai didepan tv, dipangkuannya ada keripik kesukaan dia. Sesekali bakalan ketawa waktu ngelihat adegan lucu yang ditayangin. Sampai notif dari hpnya ngalihin perhatian dia. Haechan ngelihat pesan yang masuk.

Satu minggu lagi kita sekolah. Have a nice day, gue rasa lo bisa tebak.

Haechan mengeryitkan keningnya. Ia tak mengenali nomor siapa yang mengirimnya pesan seperti itu.

"kurang kerjaan" gumamnya. Ia pun meletakkan ponselnya disebelahnya dan fokus ke acara yang di tayangin.

Ting

Haechan noleh ke ponselnya. Nomor itu lagi.

Kau lupa ya?

"siapa sih" gerutunya. Ia pun membiarkan notif itu. Memakan keripiknya kembali.

Ting

Kau beneran tak ingat ya

"sial ganggu banget sih" gerutunya, Haechan pun mengambil ponselnya.

Lo siapa sih?

Setelahnya ia kedapur tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Setelah itu kembali ke tempat ia duduk.

Kau tak ingat?
Aku yang waktu itu dikantin

Haechan mengeryit melihat itu. Ia lupa keluar dari roomchat itu. Ia pun mengambil ponselnya.

Gue g knl. Dn ngk punya mslh sama lo

Haechan mematikan ponselnya, mengambil bungkus cemilan yang ada diatas meja. Ponselnya berdering ia membiarkan itu, karna nomor yang tertera adalah nomor tadi. Haechan mendengus saat dering itu mengganggunya. Ia pun mengambil ponselnya dan mengangkat telpon itu tanpa melihat dari siapa.

"lo bisa ngk sih ngk ganggu, gue ngk ada urusan sama lo" sembur Haechan saat menerima panggilan telpon itu.

"Chan?"

Haechan terbelalak saat medengar suara yang sangat familiar ditelinganya. Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya, melihat dari siapa panggilan itu. Ia menepuk keningnya. "mampus gue" batinnya.

"Sung,aku bisa jelasin"

"ada yang ganggu?"

Haechan diam saat mendengar ucapan Jisung. Ia bingung mau memberi tahu pada kekasihnya itu apa tidak.

"kok kamu diam?"

"eum itu, eng-

"jangan pernah coba-coba bohong"

Haechan kembali diam, ia menggigit kukunya tiba-tiba gugup. Jisung selalu saja tahu gelagatnya.

"kamu kenapa diam?aku lagi nanya sama kamu Chan"

Haechan masih diam saat mendengar suara Jisung yang terdengar meninggi.

"aku kesana"

Setelah itu panggilan telpon itu terputus. Haechan meletakkan ponselnya disampingnya. Mengusap wajahnya kasar.

"siapa sih yang punya nomor itu. Gue ngk ada buat salah seingat gue" gumamnya, ia mengambil ponselnya langsung memblock nomor itu.

Suara bel terdengar. Ia pun menoleh kearah pintu. Ngk ada denger suara motor Jisung. Ia pun beranjak dari duduknya melihat siapa yang datang.

"loh kok ngk ada orang" ucapnya saat melihat sudah membukakan pintunya. Dan pandangannya jatuh pada kotak yang ada dilantai.

"perasaan ngk ada mesan barang" gumamnya. Ia mengambil kotak itu. Dan disitu tertera namanya.

"buat gue?" monolognya. Ia pun sedikit mengguncangkan kotak itu. Karna penasaran Haechan langsung ngebuka kotak itu.

"aaaaaaaa"

Ia langsung melempar kotak itu saat melihat isi dari kotak itu. Bertepatan dengan Jisung yang datang kerumahnya. Jisung yang melihat itu langsung memarkirkan motornya,,melepaska helmnya meletakkannya sembarangan dan berlari menuju Haechan.

"Chan,kamu ngk papa?" Jisung mengusap pipi Haechan dengan ibu jarinya. Membawa Haechan kedalam pelukannya. Haechan meremat baju belakang Jisung. Jantungnya berpacu cepat,ia syok saat melihat isi kotak itu. Jisung mengusap punggung Haechan. Ia perlahan menggendong Haechan,sedikit melirik kotak yang dilempar Haechan tadi dan berjalan masuk.

Ia mendudukkan Haechan di sofa. Berniat untuk mengambil Haechan minum. Tapi Haechan memeluknya dan menenggelamkan kepalanya pada perut Jisung.

"lepas dulu sebentar,aku mau ngambil minum" Haechan ngegeleng.

"Chan,sebentar aja" Jisung ngelus kepala Haechan. Haechan pun melepaskan pelukannya. Jisung langsung berlari menuju dapur mengambilkan Haechan minum.

Haechan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Jisung kembali dari dapur, ia duduk disamping Haechan.

"Chan,minum dulu" ia membuatkan teh untuk Haechan. Haechan menurunkan tangannya, dan menghadap Jisung. Jisung pun membantu Haechan untuk minum, satu tangannya lagi menggenggam tangan Haechan yang terasa dingin.

Air mata Haechan mulai membasahi pipi itu. Jisung mengusap air mata Haechan dan membawanya kedalam pelukannya.

"sstt jangan nangis, aku bakalan jagain kamu" Haechan meremat baju belakang Jisung.

"jangan diingat lagi, ngk usah kamu pikrin. Jangan nangis Chan"

***

Spoiler konflik:v
Spoiler lalu part bahagia
Lagi bahagia masalah inti jedar:v
Kan biasanya gitu,lagi seneng eh masalah malah datang.

Bye bye

Jihyuck/problem destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang