paketan

3.5K 329 32
                                    

3 Chapter huehehe
Enggak jadi mingdep🙈

***

Haechan berdecak kesal kala kuota miliknya habis. Ia melihat jam ternyata baru jam 7. Ia harus mengirim tugas miliknya, tapi kuotanya malah habis.

"masih belum malam kali enggak papa deh" ia mengambil jaket,beberapa lembar uang lalu berjalan keluar.

Kompleknya tak begitu sepi, masih ada beberapa orang yang berada diluar rumah. Jalannya juga terang.

Hendry yang baru saja sampai dirumah bingung saat membel rumah dan juga mengetuk pintu tak ada sahutan dari sang adik.

"apa dia pergi ya" gumamnya. Ia mengambil ponselnya lalu menghungi seseorang.

"halo,ada apa bang?"

"Sung, Haechan sama lo?"

"enggak,diakan dirumah bang"

"ini gue dirumah udah ngebel dianya enggak ada keluar. Sepi juga"

"bibi enggak ada bang?"

"bibi udah enggak kerja lagi Sung"

"Jisung bakalan cari"

"yaudah biar abang cari sekitar komplek"

Haechan mengehala napasnya kala ia harus berjalan jauh demi membeli kuotanya. Wifi dirumah sedang ada masalah, kuota habis,pulsa pun tak ada. Kurang apalagi deritanya malam ini,tugasnya banyak belum ia kirim.

"tahu gini enggak usah pergi beli" monolognya. Ia berjalan sambil menedang batu-batu kecil.

Ia merapatkan jaketnya, malam ini udaranya sangat dingin akibat dari pagi hingga sore hujan. Ia berjalan sambil menunduk, jujur ia sedikit takut karna berjalan sendiri.

Ia menoleh kala mendengar suara motor yang melambat disampingnya. Mata membulat kala tahu siapa pengendara motor itu.

"Jisung"

"kamu ngapain malam-malam gini keluar sendiri" tanya Jisung.

"beli paket" jawabnya.

"naik" Haechan mengambil helm yang Jisung sodorkan lalu naik keatas motor.

Saat sampai dirumah ia terkejut melihat sang kakak yang sedang duduk diteras.

"loh bang Hendry? Kok disini?"

"kamu dari mana aja? Keluar malam-malam sendirian. Enggak ada kasi tahu siapa-siapa. Untung aja belum kakak telfon bunda sama ayah" ucap Hendry.

"paketnya habis jadi aku beli"

"enggak bisa nunggu besok? Harus kali malam-malam perginya? Kalau iya kamu kan bisa telfon Jisung"

"tugasnya harus malam ini, adek enggak mau repotin Jisung, kan Jisung juga punya tugas. Adek tadi kira yang didepan komplek buka ternyata enggak makanya lama" ucap Haechan dengan napas memburu. Ia jadi tersulut emosi karna kakaknya itu.

Ia membuka pintu lalu berjalan masuk.

Hendry menghela napasnya."masuk dulu Sung" ucapnya. Jisung mengangguk.

"gue kekamar gue dulu ya, ada barang yang mau diambil" ucap Hendry.

Jisung berjalan menuju kamar Haechan. Mengetuk pintu itu,lalu membukanya. Ia berjalan masuk kedalam kamar milik Haechan. Naik keatas kasur dan duduk disamping Haechan.

"masih banyak yang harus dikerjain?"

Haechan menggeleng."tinggal dikirim aja" ia memfoto tugas-tugasnya yang harus tulis tangan. Saat semuanya terkirim,ia melanjutkan mengedit tugas berbentuk video.

"akhirnya siap juga" ia merenggangkan otot tubuhnya.

"lain kali jangan diulangi" Haechan menoleh pada Jisung. Ia menelengkan kepalanya.

"jangan pergi sendiri malam-malam Chan" ucap Jisung.

"maunya gitu, tapi gimana lagi aku butuh hehe. Mau minta tolong kamu juga aku enggak enak,kamu lagi banyak tugas" ucap Haechan.

"hubungin aku kalau butuh apa-apa. Kamu sendiri dirumah sekarang, yang paling dekat aku. Kamu udah jadi tanggung jawah aku walaupun belum sepenuhnya" ucap Jisung ia mengelus pipi Haechan.

Haechan mengangguk."maaf ya kamu jadi ikutan nyari aku" Jisung mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jihyuck/problem destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang