[lupa Jisung peranin ada adek ngk ya? Lagi males baca ulang maaf ya]
***
H
al apa yang mengerikan bagi seorang pelajar? Deadline tugas. Haechan beberapa kali mengusap wajahnya lalu melanjutkan tugasnya. Hari ini ia baru ingat jika ada tugas yang deadlinenya pukul 12 malam. Dan sekarang pukul 10 malam, masih ada 2 jam lagi tapi tugasnya itu banyak.
Ia sibuk membalikkan bukunya halaman demi halaman.
"kok bisa gitu gue lupa. Mana pelajarannya Pak Baekhyun lagi" monolognya. Tangannya terus menulis kata-kata penting yang ada dibuku itu.
Tugas itu selesai pukul setengah 12, buru-buru ia mengirim pada gurunya itu. Ia mengambil ponselnya yang sedari tadi berada diatas kasur.
Matanya membulat kala mendapatkan panggilan tak terjawab dari Jisung.
"duh mampus Jisung nelfon malah enggak gue angkat" gumamnya. Ia lebih dulu mengirim tugas miliknya.
Ia menggigit kukunya ragu saat akan kembali menghubungi Jisung."telfon ngk ya. Pasti dia udah tidur"
"telfon sekali,kalau udah ngk diangkat berarti udah tidur"
"hallo"
Haechan terdiam kala mendengar suara serak dari sebrang sana.
"maaf aku ganggu"
"tadi kenapa enggak diangkat?"
"aku lupa kalau deadline tugas jam 12 jadi ngerjain tugas, aku matiin ya. Kamu sambung tidur aja lagi"
"sekarang tugasnya udah?"
"udah"
"yaudah bersih-bersih terus langsung tidur"
Haechan diam, ia tak membalas ucapan Jisung. Ia duduk dipinggir kasur menatap langit malam dari jendelanya.
"Chan"
"eh iya?"
"kenapa diam?"
"itu, kamu tadi kenapa nelfon?"
"enggak kenapa-napa"
"tumben, ada masalah ya?"
"enggak ada,udah aku tutup. Langsung tidur jangan begadang"
Haechan tak yakin dengan ucapan Jisung. Ia merasa ada yang janggal. Tapi ia menepis pikiran buruknya.
***
Haechan menyibak selimutnya kasar kala mendengar suara bel. Masih dengan muka bantal miliknya ia berjalan menuju pintu.
"siapa si ganggu aja pagi-" ucapannya terhenti kala melihat siapa dihadapannya.
"baru bangun?"
Haechan mengangguk patah-patah. Haechan ngelihat ke luar, lihat langit. Ini terlalu pagi buat Jisung datang kerumah dia.
"ngelihatin apa?" tanya Jisung. Haechan menggeleng.
"masuk, aku mau mandi" Haechan lari kedalam kamarnya. Malu dia, mukanya masih muka bantal, rambut dia juga acak-acakan.
Haechan membawakan minum dan juga cemilan dari dapur. Ia sudah rapi, hari ini kelasnya dimulai pukul 8 jadi ia bisa bersantai, ditambah hari ini hanya akan ada link tugas.
Haechan melambaikan tangannya didepan wajah Jisung, membuat pemuda Park itu tersentak kaget.
"kamu ngk kuliah?"
"nanti siang"
Haechan mengangguk, ia memainkan ponselnya. Melihat informasi dari grupnya. Ia melirik Jisung yang sepertinya sedang banyak pikiran. Baru saja ia akan membuka suara, tapi link tugas lebih dulu muncul membuatnya mengurungkan niat untuk bertanya pada Jisung.
Jisung melihat kearah Haechan. Ia terkekeh saat melihat ekspresi Haechan yang berubah ubah saat mengerjakan tugasnya itu.
Haechan melirik Jisung,"kenapa ketawa? Ada yang aneh?"
"enggak"
Haechan nengangguk lalu kembali fokus pada soalan yang diberikan oleh gurunya.
"Chan" Haechan menoleh ia menaikkan satu alisnya. Ia membuka mulutnya kala Jisung menyuapkan roti padanya.
"nenek kamu masih disini ya Sung?"
Haechan tak sadar jika pertanyaannya itu membuat raut wajah Jisung berubah datar.
"masih"
Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Jisung sedikit berdecak kala ia memainkan game diponselnya tiba-tiba ada telfon masuk.
"hallo ma"
"..."
"aku baru sebentar disini ma"
"..."
"enggak janji"
Ia langsung mematikan ponselnya. Menghela napasnya kasar. Ia pun beranjak dari duduknya. Mendekati Haechan lalu mencium pipi kekasihnya itu.
Membuat Haechan mengerjabkan matanya.
"aku pulang dulu, kalau ada apa-apa hubungin aku" ia mengacak surai Haechan lalu berjalan keluar rumah.
***
Haechan tertawa puas saat kelihat adegan lucu pada film yang ia tonton.
Ting
Ia merapa meja depannya mencari ponsel. Ia melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya.
Lami
Kak Haechan
Kak Jisung ada disana?Sudah pulang sedari tadi
Sedari tadi?
Iya
Ia belum sampai dirumah?Belum, Lami hubungi tak dijawab
Yasudah kalau begitu,makasih ya kakHaechan memandang ponselnya. Ia mencoba menghubungi Jisung. Benar saja, telfonnya tak dijawab oleh pemuda Park itu.
Lami
Lami, kakak boleh tanya sesuatu?
Boleh kak, tanya apa?
Jisung lagi ada masalah?
Kakak belum dikasi tahu sama kak Jisung?
Kasi tahu apa?
Nenek nyuruh kak Jisung buat pindah kuliah ke luar negri. Itu yang Lami dengar kak semalam, soalnya Lami enggak dibolehin ikut ngumpul
Nanti kalau Jisung udah sampai rumah kasi tahu kakak ya
Haechan memejamkan matanya. Benar dugaannya pasti ada yang membebani pikiran Jisung.
"haruskah kita putus" gumamnya.
***
bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihyuck/problem destiny
Fanfictionharus sabar,ngk boleh nolak,sabar,sabar,sabar. punya pacar savage nyebelin keras kepala suka ngatur gimana? bertahan atau berhenti?