01

3.7K 417 0
                                    

Pemuda manis itu bergelung dengan selimutnya, berguling kekanan dan kekiri. Bantal-bantalnya sudah jatuh kelantai. Ia sendirian dirumah,kedua orang tuanya pergi perjalanan bisnis kakaknya ngekost.

"serasa jomblo padahal punya pacar" ucapnya.

Haechan pun beranjak dari tidur,berjalan kedapur. Melihat isi kulkasnya. Dan baru teringat bundanya menyuruhnya untuk berbelanja karna persediaan dikulkas sudah habis.

"dari pada suntuk" gumamnya. Ia pun kembali ke kamar, mengambil jaketnya dan mengganti celananya. Lalu mengambil dompet dan ponselnya.

Berjalan santai menuju supermarket dekat rumahnya. Belum terlalu malam untuk berjalan sendirian. Lagi pula masih ada beberapa tetangganya yang lagi bersantai diteras rumah. Ia sesekali akan menyapa tetangganya itu.

Saat tiba di supermarket itu ia langsung saja masuk dan memilih bahan makanan yang akan ia beli, dan pastinya bahan untuk membuat makanan ia beli sedikit dan akan ia banyakkan cemilan.

"tumben dagingnya beli sedikit" Haechan terlonjak kaget saat seseorang dari belakangnya tiba-tiba berbicara dengannya. Ia pun segera membalikkan badannya.

"kamu ngapain disini?" tanya Haechan saat melihat wajah orang itu.

"tadi waktu lewat ngelihat kamu. Ya aku ikutin" jawabnya. Haechan menghela napasnya. Gagal sudah memperbanyak cemilannya.

"bahan dirumah habis?" Haechan mengangguk. Matanya melirik Jisung yang mengambil beberapa bungkus ayam,daging,dan ikan.

"aku ngk mau ikan" ucapnya.

"tumben?" tapi tetap ditaruh juga di keranjang belanjaan Haechan. Jisung pun mengikuti langkah Haechan ke rak cemilan. Binar mata Haechan tak lepas dari perhatian Jisung.

Ia tahu kekasihnya itu takut untuk mengambil banyak cemilan. Ia memasang wajah datarnya seperti biasa. Memperhatikan Haechan yang memilih cemilannya.

Haechan pun melirik Jisung."boleh ngk?" tanya Haechan. Jisung menaikkan satu alisnya.

"mau beli banyak, tapi jangan kasi tahu bunda"ucapnya.

"janji ngk telat makan" Haechan mengangguk mendengar ucapan Jisung. Ia pun dengan langkah ringan mengambil beberapa cemilan.

"bunda berapa lama ikut ayah?" tanya Jisung.

"ngk tahu,kata bunda ngk bisa dipastiin" jawab Haechan tanpa melihat kearah Jisung.

"oh iya kamu mau kemana emangnya?" tanya Haechan.

"rumah kamu"

Haechan menatap Jisung."bukannya banyak tugas?"

"aku mumet"

Haechan hanya ber oh ria menanggapi ucapan Jisung. Ia pun hendak mengambil minuman bersoda namun di tahan oleh Jisung.

"ngk usah minuman soda"

"tapi mau" ucap Haechan setengah merengek.

"ingatkan terakhir minum soda kayak mana?" Haechan mengangguk. Ia pun tak jadi mengambil minuman soda itu. Dan mereka pun berjalan ke kasir untuk membayar. Saat Haechan akan membayar Jisung lebih dulu menyodorkan kartunya miliknya kekasir. Dan memberi isyarat bahwa ia yang akan membayar.

Jisung memasukkan belanjaan Haechan ke bagasi mobil.

"mau jalan-jalan dulu ngk?" tanya Jisung. Haechan tampak berpikir sebentar.

"ngk tahu mau kemana"ucapnya.

"langsung pulang?" Haechan mengangguk.

Saat sampai di rumah Haechan, baru saja Jisung akan membawa barang milik Haechan kedalam rumah ponselnya lebih dulu berdering.

Haechan memperhatikan Jisung yang sedang menelpon. Ada raut wajah tak suka yang Jisung tampakkan saat membalas panggilan telpon itu. Setelah selesai menerima panggilan itu, Jisung membantu Haechan membawa plastik belanjaannya.

"Chan,aku harus pulang. Papa nyariin, kamu ngk papakan sendiri" sebenarnya ia tak mau Haechan sendirian, dan rencananya ia akan menemani Haechan sampai kekasih mungilnya itu tidur.

"ngk papa kok, kan udah biasa"

Jisung mengangguk,ia mencium kening Haechan dan pamit. Haechan pun tepaku ditempatnya saat Jisung mencium keningnya.

"hai kenapa melamun, nanti kalau ada apa-apa hubungin aku. Aku pulang" Jisung pun berjalan meninggalkan Haechan yang masih termenung di dapur. Sedikit terkekeh saat melihat wajah blank sang kekasih.

"HUAAAA BUNDA JISUNG NYIUM HAECHAN" pekiknya saat sadar dari keterkejutannya.

"yes tidur nyenyak" gumamnya. Ia pun memasukkan bahan-bahan makanannya ke dalam kulkas. Ia menyisakan beberapa bahan untuk ia masak.

Ting

Haechan menoleh ke ponselnya yang ada di atas meja. Notifikasi dari Jisung.

Langsung kunci pintunya,cek lagi jendela. Nanti kamu tinggal tidur aja.
Jangan lupa makan.

Senyum Haechan semakin mengembang saat melihat pesan masuk dari Jisung. Ia pun segera melakukannya dan kembali kedapur

Iya udah

Dan melanjutkan kegiataannya. Setelah siap ia pun meletakkan masakannya diruang tengah, meletakkan minum dan kekamarnya guna mengambil laptop.

"drakor bebas" ucapnya. Ia pun tak lupa mengambil selimut.

Bye bye

Jihyuck/problem destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang