KRIIIINGGG!!!
"Huwaaa!!" Aku terbangun, oleh suara alaram yang begitu kerasnya.
"Ah.." menatap sekitar. Mulai dari ranjang, kursi, dinding, atap, lemari, dan sebagainya. Ini.. kamarku ya?
Segera mengecek handphone. 12 Januari 2022..
"Heh?! Seriusss!!??" Aku tak menyangka ini sungguhan. Berhasil!!! Mesin waktuku bekerja!
Akhirnya.. perjuanganmu selama dua tahun ini tidak sia-sia, Nico!
Menatap kembali tanggal handphone. "12 Januari.. sepertinya.." Langsung beranjak mencari kalender ruangan.
Aaahh!!! Aku ingat! 12 Januari itu tepat hari ini! Kami janjian untuk makan siang bersama!
Hari dimana..
"Kalau begitu biar aku saja."
Menggeleng keras. Tidak, tidak! Pokoknya takkan kubiarkan itu terjadi lagi! Aku sudah susah² masuk ke dunia ini, jadi hal itu tidak akan terjadi lagi! Ayo semangat, Nico!
Ah, sekarang kan sudah pukul 09.00.. uwaaakhhh!! Aku terlambat pergi ke lab! Sial!!!
Laboratorium Torii, Tokyo
Hampir... semoga saja Pak Tua menyebalkan itu tidak-
"Ya-za-wa?" Seseorang menepuk pundak belalangku
Suara itu!
Menoleh pelan ke arah belakang. "I-iya.."
Ia adalah Pak Kuragaki, ketua laboratorium kami. Pria tua berumur 52 (2022) tahun yang sering memarahiku. "Wah, wah.. di jadwal padat begini, bisa-bisanya kau datang terlambat, hah?!"
Cepat-cepat tersenyum menyesal, "Maaf! Aku takkan mengulanginya lagi!"
"Selalu begitu! Dasar orang² jaman sekarang! Bilang janji, tapi tetap juga melakukan kesalahan yang sama!"
Haha.. memang fakta sih, kalau aku sering terlambat.
Dia mendengus kesal. "Hari ini kumaafkan! Awas kalau sekali lagi begini, takkan kuampuni!"
"Yaa.. baik." Aku tersenyum. Sebenarnya, walau tiap hari dimarahi, tapi Pak Kuragaki itu sangat baik. Meski terus bilang 'besok takkan kuampuni', tapi sesungguhnya, ia tidak pernah benar² menghukumku.
Pak Kuragaki mengelus kepalanya yang setengah botak. "Haah.. kalau terus begini, aku khawatir posisimu berakhir mengenaskan nanti. Sebagai ketua tim inti, kau harus memberikan contoh yang baik pada anak² lain terlebih lagi bawahanmu." Kemudian memukul pelan kepalaku, seraya tertawa kecil. "Mengerti?"
"Aw! Sakit tahu! Tapi baiklah..." kenapa aku selalu dipukul sih? Kebiasaannya dari dulu itu masih berlangsung sampai dua tahun kemudian.
"Yah, pokoknya hari ini mari kita bekerja keras lagi!"
Aku mengangguk. Benar! Seluruh kekuatan Nico-nii milikku akan kukerahkan!
Aku segera mengenakan jaket khusus, memasuki ruang penelitian.
Ini benar² seperti realita.. tabung raksasa yang berdasarkan oleh ideku dan dikembangkan bersama-sama masih dalam proses pembuatan. Kalau tidak salah, ini baru satu setengah jadi.
"Ah, kau sudah datang rupanya, Nico-san!"
Aku menoleh, suara nyaring khas perempuan berumur 23 tahun, Suwasaji Riaa, anak bagian khusus pengecekan dan penstabilan alat kerja, menyapaku.
"Bagaimana?" Tanyanya, sambil menunjukkan layar komputer.
"Boleh juga. Jangan lupa tambahkan kabel ACSR dibawahnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/225681302-288-k960691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NicoMaki: Again
Fanfiction"Kalau begitu biar aku saja." Kata itu, harusnya kutahan. Kata yang langsung membuatku senang dalam satu detik, namun juga membuatku menyesal setelahnya. Benar. Ini semua salahku. Akulah yang menciptakannya. Karena akulah, ia hilang, dan tak pernah...