GTT dan Bom

82 9 5
                                    

"Aku berangkat."

"Lho, sepagi ini?" Kepala Mama muncul dari balik sofa.

"Hari ini harinya, Ma. Bukankah sudah kubilang?"

Mama menepuk dahi, "Ah, kau benar. Mama lupa. Jam berapa?"

"Jam satu siang hari ini. Mama pasti datang kan?"

"Akan Mama usahakan. Nanti insyaallah Cocoro, Cocoa dan Cotaro ikut juga kalau sudah pulang sekolah."

"Baiklah. Sampai jumpa nanti." Aku menutup pintu besi tersebut. Beberapa hari ini Mama dan adik-adik sengaja menginap di apartemenku, sama seeprti dua tahun lalu. Karena hari ini..

Tepat pada tanggal 1 Agustus, peluncuran GTT akan dilaksanakan pukul 13.00 siang ini.

Aku senang, sangat senang. Setelah ini, tujuanku dapat tercapai, dan aku bisa kembali ke dunia asliku.

Tinggal menunggu waktu, semua ini akan segera berakhir.

TRIIING! TRIIING ! TRIIING!

"Halo? Nozomi?"

"Nico-chi, hari ini jam satu siang kan?"

"Iya. Di laboratorium Torii. Tahu jalannya kan?"

"Iya. Sampai jumpa." Panggilan ditutup.

Benar, hari ini aku sengaja mengundang teman-teman, sama seperti dua tahun lalu-

"Fyuuh.." tak apa. Kali ini berbeda. Semua pasti akan berjalan dengan baik.

Setelah ini, misiku tercapai dan Maki..



Bisa kembali.

*****

15 menit lagi tepat pukul satu siang, dan GTT akan segera diluncurkan.

Ada yang kurang.

Benar, sesuatu- ada yang tidak pas disini. Tapi apa?

"Nico senpai!" Sebuah tangan melingkari leherku. "Ini menyenangkan sekali ya! Aku benar-benar tidak sabar melihat peluncuran GTT ini!" Dia tersenyum lebar.

"Tapi aku juga gugup.. ini akan berhasil kan?" Riaa menggigit jari.

"Tenanglah. Kemarin kan sudah dilakukan uji coba sedikit dan berjalan lancar kan?" Rei menenanginya. "Lebih baik kau minum segelas kopi dulu agar lebih tenang." Dia menyodorkan segelas kopi panas yang diambil dari kantin.

"Terima kasih, Rei-san. Kopinya enak! Sepertinya rasa cemasku sudah sedikit menghilang."

Kopi?

"Kenapa kau suka sekali minum kopi sih?"

"Soalnya kalau minum kopi rasanya semua beban stresku bisa hilang. Aku sangat suka kopi!"

Ah, aku ingat sekarang. Seseorang.

-----

Saat aku masih berada di jenjang dua perkuliahan, kampusku mengundang beberapa anak SMA dari berbagai sekolah untuk mengadakan promosi. Saat itu aku termasuk salah satu panitianya. Bertugas mengawasi salah satu acara sesi tanya jawab.

Diantara ratusan anak SMA tersebut, terdapat satu gadis remaja yang memusingkan kami. Anak itu tak habis-habisnya bertanya, dan pertanyaan yang diajukannya bukanlah pertanyaan yang biasa dilontarkan. Membuat kami harus memutar otak untuk menjelaskan dan menjawab segala pertanyaannya.

NicoMaki: AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang