Malam Terakhir

27 4 4
                                    

"Nona, hari ini anda ingin makan apa?"

"Terserah." Jawabku asal.

"Baik, Nona."

Pintu ditutup. Aku membuka selimut, mengambil nafas dari udara ruangan.

Aku bangun, membuka pintu. Sudah tiga hari aku berada di rumah usang ini. Rumah lama milik Kusuke-san, sang pelayan setia keluarga kami. Awalnya sangat tidak nyaman berada di rumah ini, namun lama-lama jadi terbiasa juga.

Aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan. Tentu saja setiap hari aku tetap bekerja dan pergi ke rumah sakit, bertemu Mama dan Papa seperti biasa. Namun sebisa mungkin aku menghindari mereka, apalagi Mama yang terus membujukku untuk kembali. Sedangkan Papa.. dia kelihatan tak peduli.

Yujin, dia pernah sekali datang ke rumah dan meminta maaf. Tapi apa gunanya? Kepercayaan hanya datang sekali, dan ia telah merusaknya. Aku memblokir nomornya dan hidupku jadi lebih tenang, meski kadang ia datang ke rumah sakit tapi tentu aku menolak menemuinya.

Kusuke-san beberapa kali menasehatiku untuk pulang kembali. Tapi begitu kutolak, ia juga tidak memaksa. Ia merupakan pelayan yang sangat baik dan setia. Sudah 26 tahun ia bersama keluarga kami, bahkan sebelum aku lahir. Karena itu ia jarang marah dan selalu menuruti apa kata majikannya.

Suatu hari, Kusuke-san tiba-tiba datang ke kamarku. "Permisi, Nona."

"Ada apa?"

"Maaf mengganggu waktu Nona. Tapi bisakah kita bicara sebentar?"

Aku mempersilakannya duduk di salah satu kursi. Kusuke-san jarang sekali meminta bicara seperti ini, jadi kupikir ini serius.

"Nona Nishikino.. apa anda nyaman merasa disini?"

"Ya, aku tidak ada masalah."

"Syukurlah. Saya takut rumah kecil nan tua ini tidak pantas bagi Nona untuk ditinggali."

Ada apa dengannya tiba-tiba basa-basi begini? "Memangnya ada apa?"

Kusuke-san menghela nafas, bangkit dari kursinya, mendekat padaku. Tangannya lembut mengelus kepalaku. "Nona.. bagaimana jika Nona kembali ke rumah anda?"

Aku diam.

"Saya sudah mengenal anda lebih dari 15 tahun. Saya paham betul anda sangat sayang pada Tuan dan Nyonya. Anda adalah anak yang berbakti, tidak ingin mengecewakan orangtua anda. Anda selalu merasa sedih ketika selesai bertengkar dengan mereka. Benar kan, Nona?"

"Bukannya saya ingin ikut campur dalam hubungan Nona dan Tuan Wagiyama, tapi setidaknya tolong pikirkan perasaan kedua orangtua anda."

Huh, Papa saja tidak memikirkan perasaanku.

"Tidak apa-apa. Sekali saja, kembali ke rumah Nona. Jika Nona tetap ingin tinggal disini, saya bersedia menyerahkan rumah ini."

Sekilas aku melihat raut mata pria tua di depanku ini. Ia benar-benar menyanyangiku, layaknya anak atau cucunya sendiri, mengingat ia tidak memiliki keturunan dan istrinya sudah wafat lebih dulu.

"Baiklah, aku akan pergi." Aku terpaksa mengangguk. Setidaknya aku pergi ke sana bukan karena rindu atau takut pada Papa. Aku pergi untuk menghormati keinginan Kusuke-san.

Satu jam kemudian, aku sampai di rumahku. Rumah penuh kesengsaraan, tempat terburuk yang pernah ada.

Kuharap hanya ada Mama disana. Setelah menemui Mama aku akan langsung pergi, tidak peduli apapun yang terjadi.

"Maki?!" Mama terkejut ketika melihatku memasuki ruang tengah.

"Ada barang yang ingin kuambil di kamar", kataku asal tanpa ingin panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NicoMaki: AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang