TIDAK BOLEEH!!!

90 12 0
                                        

"Nishikino Maki. Mohon kerjasamanya."

MAKI?!

"K-kenapa?"

Maki bergeser sedikit, menengok lebih jelas. "Nico-chan? Kenapa kau ada di sini?"

"Jelaslah! Ini kan tempat kerjaku!"

Pak Kuragaki nampak bingung, "Kalian saling kenal?"

"Dia teman sekaligus adik kelasku waktu SMA du-"

Aga nyerobot, "Ni-nishikino Maki? Benarkah? Teman satu grupnya Nico-senpai? Ini hebat!!" Mengeluarkan secarik kertas dan pena. "K-kalau boleh.. minta tanda tanganmu!"

Maki menerimanya, "Boleh saja."

Ugh.. aku kalah saing..!

"T-terima kasih banyak! Aku sangat senang! Sebenarnya aku sudah la-"

"Aga!" Tegurku.

"Maaf.." Aga segera menyingkir.

Pak Kuragaki tersenyum lebar. "Itu bagus! Dengan begitu Yazawa bisa mengajarinya langsung!" Mereka berdua lalu pergi, "Kami serahkan padamu, Yazawa!"

Ap-paa??! Ini benar-benar di luar perkiraanku.

"Matte, matte, matte! Kenapa kau malah di sini?!"

"Aku juga sebenarnya tidak mau kalau tadi tidak dipaksa oleh anak itu! Wajahnya memelas jadi aku kasihan saja. Mana kutahu kalau kau ternyata bekerja di sini?"

"Maki.. bisakah kau tolak saja?" Aku memohon.

"Hah?"

"Tak ada untungnya kau ikut kami. Aku tahu persis apa yang akan terjadi kemudian, jadi tol-"

"Uwah! Hei, bukankah itu Nishikino Maki?" Mulai terdengar bisik².

"Eeh? Anggota µ's itu? Temannya Nico?"

"Kudengar keluarganya kaya raya. Pemilik rumah sakit terbesar di Tokyo."

"Benarkah? Berarti dia pewarisnya?"

"Untuk apa dia kemari? Ada urusan apa?"

Maki kelihatan kurang nyaman, "Rekan-rekan kerjamu itu.. tak bisa disingkirkan kah?"

Apa boleh buat, aku terpaksa membawa Maki ke tempat yang lebih sepi.

"Intinya, kau tidak boleh menjadi objek kami!" Tegasku.

"Kenapa?"

"Atau sesuatu yang buruk akan terjadi!"

"Hah? Kau habis mimpi ya?"

"Aku tidak bercanda!"

"Berikan penjelasan yang jelas dulu."

Dia keras kepala sekali. "I-itu.."

"Karena diam, kuanggap alasanmu tidak berbobot, Nico-chan."

"Pokoknya tidak boleh! Mengerti?"

Maki menghela nafas. "Baiklah. Tapi bicarakan dulu dengan bosmu. Aku tidak bisa memutus kontrak begitu saja."

"Eeh? Kau telah mengisi formulir?"

Maki mengangguk. "Temanmu langsung menyuruhku begitu ketika aku setuju."

Argghh.. Aga benar-benar mengacaukan segalanya!

"Tuh, bosmu datang." Maki menunjuk.

Aku menoleh. Pak Kuragaki bersama beberapa orang lainnya  lewat. Tanpa menunggu lagi, segera kuhampiri. "Pak Kuragaki!"

NicoMaki: AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang