Bagian 2 : Tante Esmirelda

18 4 0
                                    

Terompet sangkakala berbunyi, ehh enggak deng maksud nya terompet putri berbunyi siapa lagi yang bunyiin kalo bukan wanita paruh baya berbadan gempal tersebut.

Prett..... prett....

Prett..... prett....

Baik Ais, Aan, Agie dan Nichol udah hapal dengan suara trompet putri ini, kenapa di sebut trompet putri karena memang Bukde ida memberi nama trompet kesayangannya itu dengan sebutan putri. Ke 4 cowok yang bisa di bilang primadona di kosan ini akhirnya keluar dengan raut wajah yang bisa di bilang kesal. Mereka sudah di ganggu sama si putri pukul setengah 6 pagi tidak biasanya Bukde Ida membangunkan mereka menggunakan si putri kalo bukan hal yang penting.

Mereka keluar dari kamar mereka dan mulai menuruni anak tangga karena memang kamar mereka ada di atas. Dengan raut wajah yang masih mengantuk mereka kini berada di bawah tepatnya di ruang tengah, suasananya gelap membuat mereka mengerut bingung.

“ATAGFIRULLAH, GENDORUWO” pekik Aan dan memeluk Agie seketika.

Bukan tanpa alasan Aan memekik seperti itu, karena memang saat ini keadaan gelap gulita di tambah lagi sosok wanita bertubuh gempal yang tiba-tiba nongol dengan pakaian putihnya membuat mereka terkejut.

“Kamu ngomong apa tadi, siapa yang kamu sebut gendoruwo?” tanya Bukde Ida.

Mendengar suara yang sangat mereka kenal membuat mereka menurunkan tangan mereka dari wajah dan juga membuat Aan yang tadinya memeluk Agie kini melepaskannya, kini mereka menatap was-was kearah Bukde Ida pemilik rumah biru ini.

“Astaga Bukde.... huh gue kira gendoruwo beneran. Lagian juga kenapa ini ruang tengah gelap banget sih”

“Iya, apa meteran listrik di cabut ya gara-gara telat bayar” sahut Agie

“Kalo beneran di cabut, gue bakal telpon mereka sekarang. Kek nya mereka belum pernah ngerasain gimana di tampar sama duit banyak”

Jelas kalian tahu siapa yang ngomong itu, siapa lagi jika bukan Ais.

“Is... sabar Is jangan emosi”

“Siapa yang lo panggil Is, gue Ais bukan Iis” jawab Ais kesal kepada Nichol sedangkan pria itu hanya diam saja.

“Duh.... diem diem deh anak-anak primadona nya rumah biru. Ini gelap bukan karena meteran listrik yang di cabut tapi emang sengaja tante yang matiin”

“Tante Esmirelda yang tercantik di rumah biru ini, ada apa gerangan pagi-pagi begini udah bangunin kita degan suara putri yang cempreng itu dan ini juga kenapa pakek acara matiin lampu?” tanya Agie.

“Ehm.... pertama-tama dan yang paling utama Agie pria hits nan juga tampan seantero raya dengerin baik-baik, suara si putri itu tidak cempreng okey dan juga tante ngebangunin kalian jam segini karena ada yang perlu tante jelaskan”

“Ya terus kenapa pakek acara mati lampu segala Bukde, mana lagi pakek baju putih kek gitu untung gak jantungan gue ngeliatnya” ucap Aan.

“Hahaha... kalian itu ya cakep-cakep tenan tapi sayang penakut, cekk cekk cekk. Udah langsung ke inti aja. Tante mau ngejelasin ke kalian kalo tante akan pulang kampung”

“Terus.... apa yang Bukde butuhkan, apa Bukde butuh pesawat, helikopter, mobil. Tinggal sebut aja nanti Ais tinggal telpon mereka akan datang”

“Ais.... tante tahu harta kamu melimpah-limpah tapi tidak untuk otak mu nak, tante tidak butuh itu karena memang tante sebentar lagi akan di jemput travel”

“Tante Cuma mau ngomong kalo kalian harus jaga baik-baik rumah biru ini selama tante pulang kampung jangan buat kekacauan di sini, jangan ajak perempuan untuk berbuat hal-hal yang tidak-tidak, kalian juga harus menjaga kebersihan rumah biru okey”

“Wahh.... kalo kek gitu uang kos bebas dong” ucap Aan girang

“Kata siapa uang kos bebas, jelas kalian masih harus membayar uang kosan jangan lewat dari tanggal pembayaran kalo tidak mau tante kirim jenglot ke kamar kalian”

Mendengar hal itu membuat mereka ber 4 menganga menatap ngeri kepada Bukde Ida.

“Hahaaha.... sudah sudah tante tidak mungkin setega itu, astaga make-up tante sampe rusak karena tertawa melihat wajah bodoh yang kalian tunjukkan. Okey tolong kunci pintunya tante akan pergi. Tolong ingat pesan-pesan tante okey”

See you the next (Don't forget to vote and comment)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you the next
(Don't forget to vote and comment)

See you the next (Don't forget to vote and comment)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dream Catcher {On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang