Jam menunjukkan pukul 8 pagi, sinar matahari pagi juga sudah mulai masuk dan menerangi rumah biru bahkan kamar-kamar ke 4 pria primadona tersebut.
Nichol memang sudah bangun dari tadi jadi dia tinggal turun saja ke bawah untuk membuat sarapan pagi. Sebelum dia benar-benar turun, dia sengaja menggedor pintu ke 3 teman-temannya itu untuk membangunkan mereka karena Nichol tau jika mereka semua hari ini memiliki jadwal pagi. Sangat susah bagi Nichol untuk membangun 3 pria itu, tetapi jika tidak di bangunkan ada kemungkinan mereka akan telat.
Pertama yang membuka pintu kamarnya adalah si Agie, pria berbadan jangkung itu kini berdiri di depan pintu kamarnya dengan baju hitam polosnya dan juga boxer yang berwarna senada.
“Ini jam berapa?” tanya Agie kepada Nichol
“Jam 8, bangun lu punya jadwal jam 9 kan”
“Oke thanks”
Setelah itu Agie kembali masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya.
“Gue kek emak-emak deh perasaan yang lagi bangunin anak-anaknya” keluh Nichol karena dia masih ingin membangunkan Ais dan Aan.
Kemudian pintu kamar Aan terbuka menampilkan pria bertubuh mungil itu tanpa baju atasan dan sedang mengucek-ngucek matanya.
“Ini jam berapa Nichol?” tanya-nya dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur.
“Jam 8”
Mendengar hal itu, matanya yang masih mengantuk membulat seketika kemudian menutup kencang pintu kamarnya. Nichol hanya menghela napasnya saja dia tahu jika Aan seperti itu pasti dia sudah telat.
Kini Nichol, Agie dan juga Ais sudah duduk di meja makan saat ini. Ais tengah menyeduh segelas teh dan tak lupa juga roti selai strawberry di atas piring kecil. Sedangkan Aan yang saat ini tengah terburu-buru menuruni anak tangga dengan tas kamera di lengannya.
“Lo kenapa kagak bangunin gue sih!!” ucap Aan kesal.
“Nichol udah bangunin kita-kita dari tadi, lo-nya aja yang tidur kayak badak gak denger apa-apa” sahut Agie.
Kemudian Aan dengan sembarangan mengambil teh milik Ais dan meminumnya tanpa se izin pria itu. Sedangkan Ais hanya melongo menatap Aan yang tengah menikmati teh miliknya menggunakan cangkir kesayangannya.
Plakk!!!!
“Aww”
“Lo apa-apa’an sih, minum teh gue sembarangan aja. Lo gak tau apa bibir miskin lo itu gak pantes untuk cangkir mahal gue” ucap Ais kesal
“Yaelah... ketimbang teh sama cangkir doang lo permasalahin, entar gue cuci”
“Masalahnya gue alergi bekas bibir lo, huh gue harus nempa cangkir lagi ini di London kalo kek gini”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher {On Going }
Romance"Hal apa yang menakutkan buat lo?" "Kehilangan, gue takut akan kehilangan saat gue sudah nyaman-nyamannya" *** "Kenapa lo sesulit itu?" "Karena gue bukan cewek gampangan yang bisa lo sogok dengan uang" ...