Bagian 23 : Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

6 1 0
                                    

From : Freya
Gue keluar hari ini nemuin seseorang.

Pekerjaannya cukup banyak hari ini, ada banyak orang yang melakukan konsultasi dengannya belum lagi tadi dia harus melakukan operasi pengangkatan Tumor dengan 2 orang pasiennya, membuat El benar – benar tak sempat mengecek ponselnya.

Dia sempat membaca nama seseorang yang mengirimnya pesan saat dia sudah melakukan operasi terhadap 2 pasien nya tersebut, tertulis nama ‘Freya’ di sana yang mengirimkan dirinya pesan. Perempuan itu tidak biasanya mengirim pesan duluan kepada nya jika tidak ada sesuatu. Bahkan saat beberapa orang yang melakukan konsultasi dengannya tadi sempat membuatnya hilang konsentrasi karena memikirkan suatu hal yang pasti sudah terjadi dengan gadis itu.

Bahkan El menyerahkan sisa pekerjaannya dengan seorang assistan dokter yang sudah bekerja dengan diri nya dan sangat bisa dia percayai dan di andalkan. Dengan cepat El mengendari mobilnya tersebut, pesan itu di kirimkan oleh Freya sekitar beberapa jam tadi saat dia sedang melakukan tugasnya dan jelas pasti gadis itu sudah pulang atau mungkin sedang di jalan pulang menuju tempat tinggalnya.

Perasaanya benar – benar tidak enak saat ini, karena memang dia tahu jika Freya sangat benci dengan keramaian dan gadis itu mengirimnya pesan jika dia akan keluar menemui seseorang. Hanya ada 1 orang yang membuatnya untuk keluar dari sarangnya itu dan orang itu adalah orang yang pernah di ceritakan oleh Freya kepadanya.

Saat ini dia sudah sampai di sebuah ruko berlantai 2 yang sudah di cap gadis itu sebagai tempat tinggal ternyaman buat dirinya. Tidak memerlukan waktu lama memang untuk dirinya sampai di tempat ini karena hari ini jalanan tidak begitu ramai di tambah lagi hujan yang turun begitu derasnya. El membuka dengan cepat gerbang ruko ini lalu memasukkan mobil yang dia kendarai, bahkan jas putih yang masih melekat di badannya sudah basah karena dia kular kilir membuka dan menutup gerbang itu.

Tidak mementingkan penampilannya lagi saat ini dengan cepat El masuk kedalam ruko ini dengan membawa tas miliknya, seperti biasa pintu tidak akan di kunci oleh gadis itu.

“AHHHHKKKKK!!!!!!”

Baru saja dia masuk dan belum melangkahkan kakinya ke tangga menuju lantai 2, El sudah di kejutkan dengan suara pekikkan histeris gadis itu yang berada di lantai atas.

PRANKKKKK!!!!!!!

PRANKKKKK!!!!!!!

“AHHHKKKKK!!!!!!!!!”

Dengan cepat El berlari menuju ke lantai atas, dan membuka paksa pintu kamar milik gadis itu. Perasaannya sejak tadi benar, bahkan saat ini keadaan sudah kacau. Pecahan kaca di mana – mana keadaan kamar ini juga seakan bukan seperti bentuk kamar lagi yang membuat perasaannya sakit adalah gadis itu.... iya gadis yang bernama Freya Mauryn Senja itu tengah berteriak histeris bahkan mengamuk seperti dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

“Re.... tenangkan diri mu” ucap El yang hendak mendekat kearah Freya
Tetapi tubuh gadis itu semakin bergetar, dia bahkan memundurkan dirinya saat El berusaha melangkahkan kakinya untuk mendekat.

“PERGI..... GUE BILANG PERGI !!!!” pekiknya dengan suara lantang.

“Re... ini gue, El Martin Biru. Please tenangin diri lo”

Tiba – tiba gadis itu berusaha menjongkok dan mengambil salah satu pecahan kaca yang benar – benar tajam membuat El membulatkan matanya.

“Turunin itu Re... itu berbahaya gue mohon” pringat El tak gentar.

Dia takut jika Freya akan melukai dirinya sendiri dengan benda tajam tersebut.

“PERGI... JANGAN DEKETIN GUE!!!!” teriaknya lagi sambil mengarahkan pecahan kaca tersebut kearah leher nya.

Dream Catcher {On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang