Bagian 17 : 'Where and Why'

13 3 2
                                    

1 Januari 2018

“Udah lama nunggu ?” tanya seorang perempuan yang kini menarik bangku di hadapan pria

Sedangkan Pria itu hanya tersenyum teduh memandangi sang perempuan.

“Enggak kok santai aja” ucapnya lembut.

“Oh ya, udah mesen minuman?”

“Sudah, minuman kesukaan mu Jus Mangga dan juga sepotong cake coklat bentar lagi datang kok”

Tak lama kemudian seorang pelayan Caffe ini datang membawa pesanan yang sudah di pesan oleh Nichol.

“Selamat menikmati” ucap sang pelayan ramah

“Terimakasih” jawab Nichol

Kini mereka hanya diam saja menikmati hidangan yang sudah di antarkan. Entah kenapa tetapi bagi Nichol suasana saat ini terasa begitu canggung.

“Ke----“

“Nich----“

Baik Nichol dan juga perempuan tersebut saling membuka suara.

“Ya udah kamu dulu aja, mau ngomong apa?” tanya Nichol

Sedangkan perempuan itu saat ini terdiam tak berani menatap pria di hadapannya. Prasaannya sangat campur aduk saat ini, ini adalah pertemuan mereka setelah 2 minggu lamanya mereka tidak bertemu. Malam tahun baru itu, baik dirinya dan juga Nichol sudah sepakat bertemu di sebuah taman, tetapi sayang dia tidak jadi datang.
Kini dia menarik napasnya dalam-dalam dan menatap serius kearah Nichol, pria itu selalu saja tersenyum teduh seperti itu membuat dia terlihat semakin jahat saat ini bagi Nichol.

“Kenpa?” tanya Nichol kembali dengan suara lembutnya.

“Aku ingin kita putus” ucapnya tegas tanpa ada raut bersalah sama sekali.

Sontak pernyataan itu membuat Nichol yang semulanya biasa saja kini berubah menjadi terkejut. Jantungnya berdegub begitu kencang, bahkan sebuah kotak kecil yang dia genggam saat ini terjatuh begitu saja dari tangannya.

“Maksud mu... kau sedang bercanda kan?” tanya Nichol masih berpikir jika Belinda sedang bercanda saat ini.

“Aku pikir kau tidak bodoh untuk memahami ucapan ku, Maaf, aku harus pergi”

Setelah mengatakan itu Belinda pergi dengan cepat meninggalkan Nichol dengan raut terkejutnya. Bahkan saat ini tubuhnya bergetar hebat, air mata yang ada di pelupuk mata lolos begitu saja saat Belinda sudah tak ada lagi di hadapannya. Apa yang salah, Kenapa seperti ini pikirnya. Padahal dia sangat yakin di antara mereka tidak ada permasalahan sama sekali yang menjurus kedalam sebuah kata ‘Putus’.

Kini Nichol berdiri dari tempat duduknya, dia hendak pergi meninggalkan Caffe tersebut dan menyusul Belinda untuk meminta penjelasan. Saat dia sudah berada di depan pintu Caffe hendak keluar, lalu ada sebuah tangan yang menahan lengannya membuatnya harus menoleh.

Seorang perempuan dengan style yang bisa di bilang sedikit---ka—ca—u. Ya seperti itulah tengah menahan lengannya, lalu memberikan sebuah kotak berwarna pich kepada Nichol. Nichol yang melihat kotak itu adalah miliknya kini mengambilnya lalu segera pergi dari situ tanpa mengucapkan kata terimakasih kepada perempuan tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dream Catcher {On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang