PROLOG: Kenalan lagi, yuk?

90 6 1
                                    

Halo! Kalian masih ingat dengan aku, kan???

Ihhh bukan itu...

Bukan Juniatha kesayangan Aldebaran lagi... tapi... aku Juniatha kesayangannya Kenzo Damar, tau. Hehehehehe. Oh yaaa.. kalian sudah tau kan, kalau aku sekarang sudah berumahtangga dengan Kenzo? pasti tau juga kan???

Kalau diantara kalian baru membaca awalan ini, aku harap, kalian lebih dulu membaca kisah sebelumnya. Jangan diskip apalagi langsung menandai bacaan yang kalian suka disatu babnya. Yaaa? yasudah, baik kalau begitu.

Kalau aku sudah membuka bacaan pertama ini, aku akan menulis lagi bagaimana kisah keseharian aku dengan suamiku, Kenzo Damar. Ini bukan lagi kisah tentang kelanjutan JUNI dengan JULI. Bukan juga dengan kisah yang menceritakan tentang keluargaku, dimana aku selalu diacuhkan semenjak kejadian dulu-dulu.

Tetapi, kisah keseharianku dengan suamiku—Kenzo. YEAY!

Sekarang, aku sudah disayang. Sama seperti Kenzo yang menyayangiku, sejak kisah percintaan kami dimulai. Kalian tau juga kan, kalau dicerita waktu itu, aku sedang hamil? pasti tau kan, kan? iyaaa pasti kalian tau. Nanti akan aku bahas di bab selanjutnya. Pasti.

Jadiii, dimulai yuk, kalian siap kan mengikuti perjalan kisahku kali ini?

Jangan memejamkan mata. Apalagi menghitung dalam lima detik. Karena aku nggak mau kalian kecewa, jika aku tidak bisa meneruskan kisah ini bersama-sama nantinya. Aku hanya berharap, kalau kalian tetap suka terhadap kisahku dengan suamiku—Kenzo. Dan aku berharap juga, untuk kalian akan tetap mengingat keluarga kecilku ini yang bukan lagi bersama dengan laki-laki itu. Yaaa?

Yaudah, saatnya dimulai ya... mari dibaca dengan santai dan anggaplah kalau kalian itu adalah aku dari bagian cerita kali ini. Yuk!

🌼🌼🌼

Kalian sudah tau aku kan? Dari pertama aku menuliskan bab baru ini, aku benar-benar semangat karena bertemu kalian di spesial terbaru dari cerita lamaku bersama dengan Juliano Aldebaran. Iyaaa sudah-sudah. Jangan diingat nama itu lagi, kalau sebagian dari kalian masih tetap mengira dan memaksa; kenapa Juni nggak sama Juli aja sih? atau, kok Juni jadinya sama Kenzo, bukan sama Juli?

Aku tidak bisa melarang kehendak Tuhan. Karena pada hakikatnya, aku memang berjodoh dengan laki-laki yang selalu saja sabar pada sikapku yang terkadang, suka membuatnya kesal juga. Aku paham, kalau hubungan akan selalu lelah jika keduanya sama-sama tetap mempertahankan ego pada masing-masingnya.

Kalau kalian terus berpikir dari cerita awal aku bersama dengan Juliano, mungkin saat ini aku tidak menikah dengan Kenzo—maupun dengan Juli yang juga tidak menikah dengan Kyra. Sudahlah, tidak apa-apa. Ini hanya ceritaku dan akan tetap menjadi kisahku untuk selamanya.

Walaupun hanya ditulis di lembaran berwarna oranye, hitam, ataupun putih. Tulisan yang kalian pilih akan tetap sama, jika aku menulisnya untuk menginspirasi kalian juga. Iyaaa aku juga tau, ini adalah fiksi yang aku tulis untuk kelanjutan dari cerita lalu—dan membuat kalian akan bahagia menerimanya. Tolong banget ya, kalian jangan marah kepadaku karena aku hanya menulis kisahku bersama dengan suamiku—Kenzo saja.

Aku sudah berumahtangga. Bukan dicampur dengan masalah keluarga kecil Juli, maupun dengan yang lainnya. Kelanjutan ini berbeda. Dan aku tidak mau bersama-sama, ketika nantinya akan ada yang salah menilai lagi—bahwa aku bersama dengan Juli, bukan dengan Kenzo.

Aku sudah berkali-kali bilang, bahwa jodohku adalah Kenzo, bukan Juliano. Tolong kalian mengerti lagi. Jangan marah juga, kalau aku menulis ini tidak ada kisah Juliano didalamnya. Namun aku juga menulis kok, kalau Juli dengan Kyra pasti mampir disetiap babnya.

Ini cerita pertamaku dengan Kenzo. Serius. Walaupun kisahku sebelumnya dituliskan dalam sudut pandang ketiga, aku tetap hadir bersama kekasihku di dalamnya, kan? Maka dari itu, kali ini kisahnya agak sedikit berbeda. Aku sengaja menulisnya dengan sudut pandang pertama, dimana aku yang bermain peran disetiap kata-katanya.

Kalau kalian akan tetap mengikuti kisah aku bersama dengan Kenzo, aku pasti benar-benar bahagia melihat kalian mau menekan gambar bintang disudut kanan bawah yang terletak bersamaan dengan komentar—ketika kalian benar-benar menyukai kisahku kali ini.

Aku orangnya banyak berharap. Apalagi kepada kalian. Ingat yaaa, anggap saja kalian yang sedang bermain dalam peran ini. Aku hanya mau tau, seberapa besar aku bisa menulis peranku yang kalian mainkan ketika kalian membacanya dengan santainya. Tapi... aku juga tidak memaksa kalian kok. Ini semua tergantung mood kalian, dan juga terserah kalian mau tetap melanjutkan untuk membaca atau tidak.

Yasudah, itu saja dulu aku menulisnya dalam pembukaan awal. Selanjutnya aku akan menulisnya kembali, lalu mengirimnya dalam bentuk cerita yang pertama kali dalam nomor satu. Sudah dulu ya, sampai bertemu dalam kisah seterusnya.

Oh iyaaa, Juli tidak pernah lepas juga kok, untuk memberi salam kepada kalian. Dan btw, dia sudah menjadi ayah lhooo! Sudah punya putri cantik juga... hehehehehe.

Jadi. Ditunggu yaaa. Bye bye!







Aku, gadis kurus tercintanya Kenzo


Juniatha Revano









---


est. Mei 2020.

Dewi Mansur.

HARIAN JUNIATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang