dua empat

836 82 16
                                    

Kyungsoo menatap Kai, Ketika gaung lamaran yg menghina itu sudah berlalu. Kyungsoo terhenyak dan tak bisa berkomentar. Ia mencintai Kai, tapi ini keterlaluan. Jadi Kai mengira ia bisa menikahi Kyungsoo untuk meringankan perasaan bersalah yg membebaninya? Apakah Kyungsoo begitu putus asa
hingga Kai mengira ia akan menerimanya jika ada kesempatan? Lebih buruk lagi, apakah itu benar? Batin Kyungsoo bergetar, ia tidak tahu apakah ia mempunyai kekuatan untuk menolak Kai meskipun ia tahu pria itu melamarnya karena
alasan yg buruk.

Untuk mengulur waktu, Kyungsoo mengambil dua mug kopi dari atas lemari, membelakangi  Kai sambil berusaha mengatur napas dan mengembalikan akal sehatnya. Sambil mengangkat satu mug
kopi yang telah terisi, akhirnya Kyungsoo berhasil mengeluarkan satu kata dengan normal.

"Mengapa ?" Rona kelabu muncul di bawah kulit Kai yg
berwarna kecokelatan dan Kyungsoo tau tidak mudah
bagi pria itu untuk melamarnya. Bagaimana mungkin itu terjadi jika Kai masih menunggu Krystal, jauh di dalam hatinya?

Seperti pengusaha baik lainnya, Kai mulai menguraikan keuntungan merger yg akan mereka lakukan.

"Menurutku, pernikahan kita pasti berjalan lancar. Kita berdua mengutamakan karier, kita
bisa memahami tekanan yang dihadapi masing-masing . tuntutan yg mengurangi waktu kita bersama. Kita akan menyesuaikan diri lebih baik
daripada sebelumnya dan perjalanan bisnis yang
kulakukan akan memberi kita kebebasan. Aku tau kau terbiasa mandiri dan menghabiskan waktu untuk dirimu sendiri"

Katanya hati-hati sambil
menduga-duga jawaban Kyungsoo atas lamarannya, tapi
itu seperti mencari ekspresi pada wajah boneka porselen yang halus.

"Kita tau caranya agar tidak saling merecoki dunia masing-masing."

Kyungsoo menuangkan cairan menggiurkan yg masih beruap itu ke dalam mug. Salah satunya ia ulurkan pada Kai. Lalu ia menyandarkan tubuhnya di
meja dapur sambil meniup kopinya.

"Jika kita membutuhkan waktu begitu banyak untuk diri
sendiri, kenapa repot-repot menikah ?" akhirnya ia bertanya.

"Kenapa tidak seperti ini saja?" Wajah Kai yg gelap berubah lembut ketika memandang rambut pucat yang bergelung di bahu Kyungsoo.

"Kyung, seandainya kau wanita yg bisa menerima skandal cinta kilat, kau pasti tidak sesuci kemarin malam." Tubuh Kyungsoo gemetar, ia mengingatkan diri bahwa Kai adalah pemain catur yang baik. Pria itu tau bagaimana harus bertahan, kapan harus menyerang dan bagaimana harus memanfaatkan argumen yg lemah. Tidak, ia bukan wanita gampangan, karena ia tidak bisa berkencan dengan pria selain Kai.

Apakah semua itu tidak jelas
bagi Kai ? Wanita yang masih menjaga keperawanannya begitu lama meskipun ada kesempatan.
hanya mempunyai satu alasan untuk menerima perlakuan pria itu semalam.

"Semalam memang luar biasa" kata Kai dengan lembut. Kata-kata itu begitu membekas di
hati Kyungsoo, menyihirnya untuk mendekat dan menuruti keinginan Kai.

"Kau begitu luar biasa sampai membuatku tergila-gila. Tapi aku masih bisa merasakan melembutnya dirimu. Seandainya aku bisa menunggu, maukah kau sedikit liar pada-
ku? Apakah kau mulai dapat merasakan keindahannya ?" Kai turun dari kursi dan mendekatinya, suaranya yang berat mulai melumpuhkan Kyungsoo. Ia berdiri di hadapan Kyungsoo sambil meminum kopi, memandang wanita itu lekat-lekat lewat bibir cangkirnya.

Kyungsoo meneyerupur kopinya, menahannya diujung lidah agar rasa pahit minuman itu menyeharkan indranya. Ia bisa merasa wajahnya merona dan Kyungsoo mengutuk wajahnya yg pucat hingga membut rona itu nampak jelas.

"Ya aku menyukainya" akhirnya ia mengaku dengan spontan.

"Aku bersumpah akan menjadi suami yg baik, setia, dan bekerja keras membahagiakanmu." Kyungsoo mendongak dan melihat kilau jenaka di mata Kai yg kini tampak terang seiring dengan suasana hatinya yg riang.






Tbc

Maaf kemaren lg badmood parah 🤧🤧

KYUNGSOO'S CHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang