dua lima

415 53 6
                                    

"Aku senang berurusan dengan rumah tangga," lanjut Kai

"Aku menyukai stabilitas rumah tangga, persahabatan, seseorang yg dapat menemani minum kopi pada pagi hari waktu musim dingin. Sekarang sedang hujan... Indah, kan ?" Kai memegang bahu Kyungsoo, jari-jarinya menelusuri tulang wanita itu, lalu mendadak tangannya menyelusup ke balik kerah jubah yang dikenakan Kyungsoo, meluncur turun mengikuti tepi gaun dan menemukan buah dada Kyungsoo yang menantang.

Kyungsoo berdiri tak bergerak, tubuhnya bergetar karena kenikmatan yang menderanya. Kai tidak adil, bagaimana Kyungsoo bisa. berpikir jernih jika tubuhnya yang memang ditakdirkan merespons sentuhan pria yang ia cintai, sedang menuntut perhatiannya sepenuhnya? Menjadi intelek memang baik, tapi Kai sudah mengajarinya dengan cepat bahwa otak nyaris tidak berperan dalam mengendalikan hasrat alami manusia.

Kai menatapnya lekat-lekat, mengamati kabut gairah yang menyelimuti mata Kyungsoo. Mata wanita itu meredup dan mulai terpejam, napasnya yang memburu keluar dari mulut lembut yang mengundang. Detak jantung Kai ikut berpacu ketika ia merasakan buah dada Kyungsoo menghangat menyambut sentuhannya, aroma tubuh wanita itu menggoda, menghampiri indranya sekaligus menyatakan kepasrahan. Sebelum semua terlambat Kai menarik tangannya, tapi hasrat untuk menyentuh Kyungsoo membuatnya meraih tubuh wanita itu lagi. Ia merengkuh pinggang Kyungsoo semakin erat.

Mug kopi yang dipegang wanita itu meluncur turun dan Kai menyelamatkan keduanya. meletakkan mug miliknya, mengambil milik Kyungsoo dan meletakkannya berdampingan.

Kyungsoo berada dalam pelukannya, bergelung dengan aman, menyesuaikan posisi tanpa memikirkan kerasnya tubuh yang berotot itu gerakan ini membuat keduanya terengah-engah.

"Benar, kan?" gumam Kai dengan suara gemetar sambil membenamkan wajahnya pada rambut Kyungsoo yang lembut. "Kita berdua cocok, sangat cocok."

Kyungsoo melingkarkan tangannya di leher Kai, merasakan kausnya yang basah akibat berlari menembus hujan. Bau segar hujan dan musim semi bercampur dengan keharuman Kai yang maskulin menggodanya. Ia menggosokkan hidungnya di bahu Kai. Apa jadinya perkawinan mereka nanti? Bagai surga atau neraka? Puaskah ia pada apa yang dapat diberikan Kai, ataukah ia perlahan-lahan akan mati karena mendambakan Kai sepenuhnya sementara hati pria itu hanya untuk Krystal ? Sekarang, saat mereka berdua berdiri berpelukan di dapur, Kyungsoo merasa ia tidak bisa meminta surga. Tapi jika Kyungsoo sudah lelah dengan kehidupannya sehari-hari, akankah ia membutuhkan sesuatu yang lebih dari Kain?

Perlahan-lahan tangan Kai yang kokoh bergerak naik menuju leher Kyungsoo mencari dan mengusap setiap jengkal. "Katakan kau bersedia, Sayang," bujuknya, ungkapan kasih sayang pertama yang ia katakan pada Kyungsoo. Dan wanita itu melemah, luluh. "Aku menginginkanmu, aku selalu mendambakanmu, selama ini kau dingin padaku. Dan aku tidak mungkin merusak perkawinanku dengan mengejarmu. Aku sangat mencintai Krystal, tapi aku selalu mendambakanmu. Dan kini Krystal tidak lagi menjadi penghalang. "Menurutku... dia akan senang jika kita bisa saling menjaga."

tbc

maaf digantung again hehe (≧▽≦)

vote ya janlup 😊

KYUNGSOO'S CHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang