Kyungsoo menyela dengan erangan "Lantai lagi," memprotes dengan nada menggoda.
"Atau di atas meja, atau mungkin di atas lemari dapur." Reaksi keras dari tubuh Kai mengatakan padanya bahwa dibalik kata-katanya yang menggoda, tubuh pria itu benar benar serius. Kyungsoo menahan nafas, bertanya-tanya apakah ototnya yang sudah mengejang dapat bertahan jika bertemu dengan lantai dapur yang keras. Karena terhimpit tubuh Kai, Kyungsoo tidak bisa melihat wajahnya, kalau bisa ia dapat menjerit melihat nafsu yang terlukis di wajah itu.
Kai memegang tubuh Kyungsoo dengan erat, seolah-olah ingin menyerapnya. Perasaan lega yang membanjirinya begitu besar sampai rasanya ia seperti tidak sadar. Kini ia dipenuhi keinginan yang paling mendasar untuk menyelesaikan penawaran tadi dengan cara yang mendasar pula.
Kai ingin menandai Kyungsoo sebagai miliknya, merasakan kembali kehalusan tubuh di hadapannya. Ia telah merencanakan lamarannya dengan hati-hati, menjelaskannya dengan cara yang paling logis, memberitahu Kyungsoo bahwa ia tidak akan mengusik dunianya. Gagasan pernikahan itu muncul tadi malam dan Kai benar-benar merasa Krystal juga setuju.
Dan yang lebih lagi, ia menyukai gagasan Kyungsoo akan memakai nama depannya dan bersamanya di ranjang setiap malam. Sikap posesif dalam dirinya ingin mengatakan bahwa Kyungsoo tidak boleh didekati pria mana pun, khususnya si brengsek Park Chanyeol dan jangan sampai pria itu membuat Kyungsoo terpikat.
Tetapi saat Kyungsoo menatapnya setelah lamaran itu diajukan dan berkata dengan sangat tenang, "Mengapa?", Kai menyadari betapa inginnya
ia mendengar Kyungsoo berkata ya. Jawaban pasti dan spontan telah diberikan. tapi Kai dikejutkan karena tidak mendengar nada antusias dalam suara Kyungsoo.Namun itu telah mengangkat beban yang sebenarnya tidak pernah disadarinya. Ya Tuhan, betapa ia sangat menginginkan Kyungsoo!
Kai menggesek-gesekkan dagunya yang kasar karena belum bercukur di dahi Kyungsoo dan dengan enggan menggeser tubuhnya. "Kita bisa menunggu," kata Kai karena ingin memberitahukan rencananya lebih dulu sebelum Kyungsoo meragukan keputusannya. "Kita harus merencanakan semuanya."
"Kita harus membuat sarapan dulu," tambah Kyungsoo, mengikuti permainan Kai dan menjaga agar segalanya tetap ringan dan praktis. "Kecuali jika kau sudah makan."
"Tidak, aku tidak sempat memikirkan makan. Aku baru menyadari aku lapar setelah kau menyinggungnya. Dan aku lapar sekali."
Kyungsoo tersenyum tipis, ia menganggap Kai baru memberitahu bahwa sebetulnya ia sangat gugup, meskipun Kyungsoo tidak akan berusaha mencari tahu dan memutuskan apakah itu karena takut ditolak atau takut jika Kyungsoo menerima.
"Aku akan menyisir rambut dulu. Setelah itu akan kubuatkan sarapan paling banyak yang pernah kaulihat."
"Sementara kau menyisir, aku yang akan mulai membuat sarapan paling banyak untuk kita berdua," sahut Kai.
"Kau ingin melakukannya?"
Kyungsoo mengangguk, merasa sangat bahagia. Nafsu makannya pasti bertambah. Meskipun biasanya hanya makan sedikit, sekarang ia merasa dapat menghabiskan satu porsi besar sarapan.
"Supnya harus pedas," tambahnya sambil menuju pintu.
"Kuharap kau kembali sebelum itu. Menyisir rambut kan tidak lama!"
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Kyungsoo sombong. "Kau belum pernah melihatku menyisir."
Suara tawa Kai mengikutinya ke kamar tidur. Ketika pintu sudah menutup di belakangnya, Kyungsoo duduk di tepi ranjang dan meletakkan tangannya di atas lutut. Seluruh tubuhnya bergetar bahagia. Ia benar-benar tidak percaya. Setelah begitu lama ia mendambakan pria itu, tiba-tiba saja Kai melamarnya. Alasannya sangat masuk akal, tapi itu bukan masalah. Bagi seorang wanita yang kelaparan, setengah bongkah roti lebih baik daripada tidak ada sama sekali.
Kyungsoo membayangkan pagi hari yang akan mereka lalui bersama, membuat sarapan berdua, menikmati secangkir kopi dan kebahagian yang memenuhi hatinya membuat dadanya terasa sesak. Pernikahan ini membawa keintiman baru. Bukan hanya keintiman seksual, tapi hal-hal kecil seperti berbagi kamar mandi saat tergesa-gesa harus ke kantor, bertukar halaman koran pada Minggu pagi dan ada yang memijat lehernya yang kaku setelah melalui hari yang melelahkan.
Mendadak Kyungsoo tidak ingin berada jauh dari Kai lebih lama. Ia memerciki mukanya dengan air dingin, menyisir rambut dan menjepitnya, lalu dengan cepat mengganti bajunya dengan jeans dan kemeja putih longgar. Sambil menggulung lengan nya bajunya, Kyungsoo kembali ke dapur.
Sup sudah hampir matang ketika ia memasuki dapur, ia mengendus bau itu dengan penuh minat. Kai sedang melihat lemari dan ia muncul dengan semangkuk nasi dan kimchi.
"sup haejangguk dan kimchi" serunya "hanya kimchi ? tak ada danmuji ?"****
tbc
ayo jangan lupa vote & komen biar gw rajin up nya
KAMU SEDANG MEMBACA
KYUNGSOO'S CHILD
FanfictionKecelakaaan tragis merenggut segala yg dimiliki Kim Jongin : istrinya, Krystal dan kedua bocah laki-laki mereka. Kecelakaan itu juga membuat Do Kyungsoo kehilangan sahabat. dua tahun setelah tragedi itu, Kyungsoo ingin mendekati Jongin tapi ia tau d...