Dua

2K 113 7
                                    

Sorry aku lama nggak update ini. Sempat lupa karena fokus nulis annoying boyfriend dan his revenge😭

Vania memasuki kelasnya bersama dengan Nora dan Bima. Ruangan kelas XII MIA 3 terlihat sudah ramai dan kursi-kursi strategis kebanyakan sudah terisi. Yang tersisa hanya dua baris terdepan saja.

"Yah kita kebagian duduk di depan kalau gini," desah Nora kecewa. Padahal cewek itu sangat berharap duduk dibagian belakang atau setidaknya di tengah.

"Ya udah sih, Ra. Yang penting kita masih kebagian kursi," kata Vania menenangkan. Dia tidak terlalu peduli harus duduk dimana. Bagi Vania semua posisi sama saja.

"Aku ke tempat Seno dulu ya, Beb. Aku duduk sama dia disana." Bima menunjuk kursi bagian pojok belakang dan sudah ada Seno disana. Vania sempat saling adu pandang dengan Seno, namun cewek itu segera mengalihkan pandangannya.

"Iya. Aku sama Vania mau nyari kursi dulu." Nora menarik tangan Vania, mencari kursi yang tidak terlalu mencolok posisinya di mata guru. "Disana aja yuk, Van."

Nora menunjuk kursi dibagian kanan yang berada diurut nomor dua. Vania manggut-manggut saja, setuju dengan pilihan Nora.

"Hai Vania." Vania tersentak begitu disapa oleh orang yang duduk didepannya. Itu Bintang!

"Hai Bi. Lo di kelas ini juga?" Bintang mengangguk.

"Wah wah, nggak nyangka bakal sekelas sama ketua OSIS. Mana duduknya di depan kita lagi, ya nggak Van?" Goda Nora. Vania menyikut pinggang Nora agar tidak berbicara sembarangan.

"Nggak usah dengerin dia. Rese emang anaknya," kata Vania yang dibalas kekehan oleh Bintang.

"Kita belum kenalan ya. Gue Bintang." Bintang mengulurkan tangannya pada Nora. Bintang belum mengenal Nora sebelumnya karena mereka memang tidak pernah sekelas.

"Gue Nora. Semua orang udah kenal lo kali, Bi. Siapa sih yang nggak kenal sama ketua OSIS yang tenarnya pake banget ini?" Canda Nora. Bintang tertawa menanggapinya.

"Nggak segitunya juga kali, Ra."

"Merendah untuk meroket ini Bapak Ketua OSIS. Eh, lo duduk sendirian?"

Bintang menggeleng singkat. "Sama Tian. Kebetulan dia lagi ke toilet."

"Tian si ketua departemen keolahragaan itu?" Tanya Nora antusias. Vania mengernyit mendengarnya. Siapa tuh Tian si ketua departemen keolahragaan itu? Kok dia tidak pernah dengar ada teman seangkatannya yang bernama Tian si ketua departemen keolahragaan itu?

Bintang lagi-lagi tergelak melihat keantusiasan Nora. "Iya Tian yang itu," jawab Bintang tertawa geli.

"Wah Van. Kita sekelas sama dua cowok paling tenar di angkatan kita." Nora menggoyang-goyangkan lengan Vania yang membuat Vania risih. Nora ini memang suka heboh tidak tahu tempat dan waktu.

"Ish lepas, Ra. Risih tahu. Lagian siapa sih itu? Kok gue nggak kenal," tanya Vania polos. Nora mendecak. Sahabatnya ini memang orang yang tidak terlalu peduli dengan lingkungannya. Barisan cowok tampan dan terkenal seperti itu bukan suatu hal yang menarik bagi Vania. Contohnya semester lalu saat Vania ditawari berangkat sekolah bersama oleh Bintang, cewek itu cuek saja. Padahal dapat dipastikan banyak cewek yang ngantri bahkan mau tukaran posisi dengan Vania pada saat itu.

"Maklumin aja ya, Bi. Sahabat gue ini emang rada aneh. Kudet sama apatisnya emang bikin greget," kata Nora. Vania mengerucutkan bibirnya kesal. Enak saja Nora mengatainya kudet dan apatis. Vania hanya sedikit tidak peduli. Catat itu ya. Sedikit bukan berarti apatis!

"Wah wah Bintang. Baru bentar gue tinggalin ke toilet udah dapat cewek aja. Mana dua lagi." Seorang cowok duduk di kursi sebelah Bintang yang kosong.

VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang