2

6.6K 360 4
                                    

Bima
Van, ke ruangan OSIS pas istirahat kedua ya. Jangan bawa Nora.

Vania mengernyit begitu mendapati pesan dari Bima. Jangan ajak Nora? Kenapa? Apa jangan-jangan Bima ingin membicarakan tentang ... Seno?

"Van, gue di kelas aja deh. Mager kemana-mana," keluh Nora begitu mendengar suara bel istirahat kedua berbunyi.

"Yaudah. Gue ke toilet dulu." Vania beranjak. Kenapa mudah seperti ini? Nora tidak mau kemana-mana membuatnya bisa dengan gampang menemui Bima. Apa sudah direncanakan?

Vania melangkahkan kakinya ke arah ruang OSIS. Perasaan Vania sudah tidak enak dan sialnya Vania melupakan sesuatu. Kelas Mika tepat berada disamping ruangan OSIS dan artinya Vania melihat Seno dan Mika. Di depan kelas. Tangan Seno melingkar di bahu Mika sedangkan cewek itu asik memainkan ponselnya. Ya, kedua orang itu sudah resmi berpacaran. Ntah bagaimana ceritanya. Yang Vania tahu grup angkatannya tiba-tiba heboh ketika Seno mengumumkan hal tersebut.

Jangan liat, Van. Nggak usah peduliin. Lo pasti bisa. Lo bisa lupain Seno.

Vania menyemangati dirinya sendiri. Ia berjalan cepat melewati dua orang itu. Tidak menoleh sama sekali walau ia merasa ada yang menatapnya. Vania tidak peduli. Ia hanya ingin berada di ruang OSIS secepatnya.

"Van." Tepat saat Vania akan masuk, Bima datang dari arah yang berlawanan.

"Eh Bim. Kenapa?"

"Masuk dulu. Kita bicarain di dalam." Vania mengangguk. Ia berdoa semoga apa yang ingin dibicarakan Bima bukanlah hal yang buruk.

"Kenapa Bim?" tanya Vania tidak sabaran. Cewek itu benar-benar kepo.

"Tiga hari lagi Nora ulang tahun. Lo ingatkan?" Vania mengangguk. Yah cewek itu tentu ingat. Bahkan ia sudah menyiapkan kado untuk sahabatnya itu. "Gue mau bikin surprise untuk Nora. Semacam camp gitu, di pantai. Sore sekitar jam lima lo bawa Nora ke pantai. Gue mau surprise dia pas sunset. Lo maukan bantuin gue?"

"Siap. Pasti gue bantu kok. Demi sahabat gue," angguk Vania. Bima tersenyum. Cowok itu menjelaskan bagaimana detail pesta kejutan yang akan mereka lakukan untuk Nora.

"Siapa aja yang bakal ada?" tanya Vania tiba-tiba. Tidak mungkinkan mereka hanya bertiga?

"Eeh itu..." Bima sepertinya melupakan sesuatu yang penting. "Sahabat gue serta pacar-pacar mereka."

Vania terdiam. Berarti akan ada Seno dan Mika?

"Van, sorry." Bima meringis tidak enak. Ia sungguh lupa. Cowok itu terlalu bersemangat menyusun pesta kejutan untuk sang kekasih hingga melupakan hubungan Vania dan Seno.

"Ah, nggak apa-apa. Santai. Gue udah lupain dia kok." Bohong. Vania berbohong. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan Seno secepat itu? Tapi Vania tidak akan tega mengacaukan hari bahagia sahabatnya. Pesta ini untuk sahabatnya, Nora. Vania tidak ingin menggagalkan kebahagian Nora.

"Sorry, Van. Gue lupa yang satu itu."

"Nggak apa, Bim. Lo nggak perlu merasa bersalah gitu. Fokus ke Nora aja, oke?" Senyum Vania terukir. Tapi Bima tahu jika cewek itu hanya pura-pura tersenyum.

***

Hari ini hari ulang tahun Nora. Sejak tadi pagi Bima sudah ribet mengirimkan berbagai macam pesan pada Vania. Memberi berbagai macam arahan yang intinya disetiap pesan sama semua. Vania bahkan sampai memutar matanya jengah.

Vania
Iya Bim iyaa. Gue ngerti. Bawel banget lo kayak emak-emak.

Bima
Gue nggak mau sampai gagal. Ehe sorry kalau gue ngeyel.

VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang