~EXTRA PART II~

2.1K 217 21
                                    

"Umi," Afli menghampiri Prilly berada di dapur sedangkan Ali membuntuti Afli.

"Ya ada apa nak?" tanya Prilly sambil menengok pada anaknya yang memegang lollipop yang sangat besar namun masih terbungkus rapi.

"Dia enggak macam-macam kan Ya Sodiqi?" Ali menggeleng kemudian menghampiri Prilly, dan mengecup kening Prilly sebentar.

"Ih Umi Zahyatii, Afi itu ndak akal alaw ama abi." Prilly tersenyum karena Afli sering sekali mendengar Ali memanggilnya Zahratii, Afli malah ikut-ikutan memanggil Umi Zahratii. Anak memang tidak pernah gagal dalam hal meniru.

"Kenapa Afli datangin umi? Ada perlu bantuan?" tanya Prilly sambil mencuci tangannya. Kemudian menghampiri Afli yang sudah pasang badan langsung memeluk Prilly.

"Mo iyum umi," Pinta Afli membuat Ali dan Prilly sama-sama tertawa, dasar pangeran pecemburu, kalau Ali mencium Prilly berarti ia juga harus mencium Prilly, kalau Prilly yang mencium Ali, berarti Afli harus juga dapat ciuman dari Prilly. Pangeran pecemburu bukan? Prilly pun berjongkok di hadapan Afli, Afli langsung mencium pipi Prilly.

"Kenapa tadi manggil umi? Afli butuh sesuatu?" tanya Prilly dengan lembutnya, sambil mengelus rambut ikal milik anaknya itu.

"Afi mawu inum cucu umi, afi antuk cekayi mawu dii emanin umi," Prilly langsung menggendong Afli ke dalam lahunannya.

"Mbak Yu bisa minta tolong bikinkan susu untuk Afli enggak?"

"Jangan Mbak Yu, biar saya aja yang bikinkan." Ucap Ali yang ingin membuatkan susu untuk Afli yang memang sudah mengkonsumsi susu formula buatan pabrik.

"Baik pak," sahut Mbak Yayu, yang tadi semula ingin membuatkan susu untuk tuan kecilnya urung. Sedangkan Prilly sudah berjalan meninggalkan dapur menuju kamar mereka. Pantas saja Afli mengantuk jika hari sudah menunjukkan pukul 2, lewat dari jadwal tidur siangnya.

Selesai dengan membuatkan sebotol susu hangat untuk Afli, Ali langsung menyusul ke kamar, di lihatnya Prilly sudah berbaring bersama Afli yang diempok-empokkin oleh Prilly.

"Nih susunya," Ali memberikan botol dot tersebut kepada Afli yang sudah setengah tidur, anak itu langsung menyambutnya kemudian kembali berbalik menghadap Prilly. Prilly menepuk-nepuk pantat semok milik Afli.

"Kamu enggak capek Ya Zahratii? Tadi masak untuk makan siang, terus habis selesai makan masih bantuin beresin dapur juga, baru selesai pekerjaan kamu nih Afli sudah minta dikelonin." tanya Ali sambil memandangi Prilly yang begitu santainya tetap bersabar menghadapi Afli. Tidak pernah sekalipun Ali melihat Prilly bersuara nyaring pada Afli, malah yang lebih berani menegur Afli jika salah adalah Ali walaupun kadang Ali harus menatap wajah Prilly yang sendu ketika Afli terkena teguran dari Ali.

"Emang ini sudah jadi tugas aku ya mau gimana, sudah tugas aku menjadi istri sekaligus menjadi seorang ibu." Sahut Prilly sambil tetap menepuk-nepuk pantat milik Afli sesekali mengelus punggungnya.

"Ya tapikan sudah ada Mbak Yu dan Mbok Imah, seharusnya ya kamu santai aja enggak usah ikut repot masak segala bantuin beres-beres rumah, kamu fokus aja ya sama Afli." Ali ikut berbaring namun ke belakang Prilly.

"Enggak apa-apa aku ikhlas kok jalaninnya Ya Sodiqi," sahut Prilly pelan karena Afli sudah mulai terlelap. Ali kemudian duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Selama untuk kebaikan nurut ya, jangan sampai niat baik kamu malah jadi dosa buat kamu karena membantah perkataan suami." Prilly langsung membalikkan badannya, ia benar juga perkataan Ali. Secara tidak langsung Prilly sudah membangkang dari perintah suami.

"Maaf, aku enggak maksud begitu," cicit Prilly pelan, Ali mengelus kepala Prilly kemudian memberikan senyuman terbaiknya.

"Aku sudah ridho, tapi mulai hari ini kamu cukup enggak perlu lagi berkutat di dapur selain memasak, kalau memang asistennya kurang nanti aku tambah lagi,"

Kamu Pilihan (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang