(XVII) Bertemunya mempelai

3.8K 359 63
                                    

Mohon maaf kalau part ini ada kesan dewasanya😊 tapi tetap saya balut dengan hukum islam kok hehehe. Jadi kalau merasa di bawah 17 tahun, kesadaran diri aja ya.

✨✨✨

"Prilly ini kali keduanya kita bertemu di Negara Singapura, tujuan saya mengajak kamu bertemu ada hal yang ingin saya bicarakan," mereka tidak berdua namum ada juga Mommy Mira yang turut menemani mereka, Mommy Mira sudah diamanati oleh Papi Zal agar terus memantau Prilly selama menjalani pengobatan di Singapore.

"Mommy Mira, mungkin karena belum ada orangtua Prilly jadi saya minta izin sama Mommy, izinkan saya untuk mengajak keponakan tante untuk ke jenjang yang serius, saya ingin mengajak ia beribadah menyempurnakan tiang agama saya," Ucap Ali to the point membuat Mommy Mira mengap-mengap tidak percaya, Sungguh Laki-laki yang gentleman sekali.

"Allahu akbar Mom dukung, nanti mom akan hubungi kedua orang tua Prilly jika kamu serius ingin melamarnya," Sahut Mommy Mira.

"Terima kasih Mom, Prilly sampai jumpa lain waktu dengan status yang sudah berbeda, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Prilly tidak bisa melakukan apa-apa, seperti orang yang terkena serangan jantung mendadak. Tidak romantis memang, tapi sangat berkesan.

✨✨✨

"Jadi benar Prilly guru kamu itu akan melamar kamu?" tanya Papi Zal yang langsung meluncur ke Singapore ketika mendapat kabar dari Kakaknya, jika Putrinya ingin dilamar.

"Dia bukan guru Prilly lagi pi," sahut Prilly kemudian menatap Marwah takut. Takut jika di cap kakaknya sendiri perebut calon suaminya.

"Tapi Prilly dia itu calon suami kakak kamu, benar begitu Marwah?" tanya Papi Zal kepada Marwah. Sedangkan Mami Ila tidak bisa berkomentar apa-apa otaknya tidak bisa dipakai berpikir seketika karena begitu syok.

"Papi, Kami sudah sama-sama sepakat membatalkan perkara kami yang hendak menikah dan itu sudah dua tahun berlalu. Mungkin memang sudah seharusnya Prilly lah yang menikah dengan dia, inshaallah mereka jodoh dunia akhirat."

"Kak Marwah kalau memang keberatan Prilly tak apa, Kak Marwah jauh lebih pantas dengannya."

"Sudahlah Zal, jangan terlalu menekan Prilly. Mau sekalipun Ali itu sudah pernah melawar wanita manapun jika bukan jodohnya tak akan bisa jadi. Sebaliknya mau serumit apapun hubungan Ali dan Prilly kalau mereka berjodoh pasti akan bersatu jua dengan cara Allah." Komentar Mommy Mira.

"Tapi kak?"

"Di sini yang jadi perkara cuma kejujuran Marwah dan juga perasaan Prilly. Marwah apakah kamu ikhlas dengan Prilly yang ingin dilamar oleh mantan calon suami kamu? Lalu Prilly apakah sebenarnya kamu masih ada rasa sama Ali itu?"

"Inshaallah Marwah sangat ikhlas Mommy, karena kami memang sudah tidak pernah berhubungan lagi. Sebenarnya bukan dia yang membatalkan perkara itu, tapi Marwah yang memintannya karena Marwah sangat ragu, Marwah dua tahun yang lalu hanya remaja labil yang terlalu terobsesi seperti kisah Sayyidah Khadijah sampai melamar laki-laki dahulu, tapi di sisi lain ternyata Marwah belum siap mental. Ditambahlah kejujuran Ali jika ia juga kurang rasa sama Marwah maka kami memilih berdamai dengan hati masing-masing. Inshaallah Marwah juga sedang dalam pencarian jodoh, Marwah yakin sebentar lagi jodoh Marwah akan sampai."

"Kamu dengar sendiri Zal apa kata anak kamu, lalu dengan Prilly bagaimana?" tanya Mommy Mira.

"Prilly terserah Papi saja, karena yang bisa menentukan untuk menerima dan menolak adalah Papi,"

Kamu Pilihan (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang