(XIII) Semakin menjadi

3.1K 372 97
                                    

"Kenapa aku ini ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi sama diriku. Kenapa aku menjadi laki-laki yang seperti kurang pendirian." Ali menyenderkan badannya di pagar pembatas balkon sambil memandangi bintang-bintang di redupnya awan malam.

"Di satu sisi aku mempunyai janji dengan seorang wanita, tapi disisi lain aku juga menginginkannya." Ali memegang erat-erat pembatas balkon merasa pusing dengan yang menimpa dirinya bebera waktu belakangan ini.

"Ali stop memikirkan yang lain, janji itu adalah hutang, jadi kamu harus menepatinya," inilah kelemahan manusia, hebat menceramahi orang lain, namun menasihati dirinya sendiri terkadang lemah, tidak berdaya.

"Ah sudahlah lebih baik aku tidur dahulu," Ucap Ali kemudian memilih masuk ke dalam kamarnya.  Menutup pintu kaca yang menghubungkan balkon dengan kamarnya kemudian menarik tirai penutupnya. Ali berjalan menaiki kasur empuk miliknya, berdoa pada Sang Pencipta sebelum akhirnya kesadarannya terengut alam bawah sadar.

✨✨✨

Ali memperhatikan dirinya di depan cermin, sudah sangat rapi dengan t-shirt hitam yang membalut tubuhnya dan dilapis oleh jacket jins. Ali menyisir rambutnya serapih mungkin, kemudian menyemprotkan parfume non-alkohol ke baju yang ia pakai.

Ali keluar menuju halaman depan rumah, yang mana mobil Ali ternyata sudah siap digunakan karena sebelumnya sudah lebih dulu dipanaskan mesinnya. Ali menaiki mobilnya, dengan mengucapkan basmallah ia mulai menancapkan gas mobil miliknya. Hingga pada akhirnya sampai lah ia di depan gedung tinggi yang memiliki lambang cross atau dikenal dengan rumah sakit, ya memang hari ini tujuan Ali adalah mengunjungi Prilly. Ali merasa ia harus memberikan dukungan pada Prilly, karena yang Ali tahu cuma dirinya lah yang tahu-menahu tentang keadaan Prilly.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," sahut gadis cantik yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Kok bapak ke sini?" tanya Prilly sambil berusaha duduk, suster yang masih ada di samping Prilly pun turut membantu agar pasiennya terlayani dengan baik. Ali yang sejatinya pahan tentang akan keutamaan menjenguk orang sakit pun menjawab.

"Prilly membesuk orang sakit itu adalah kewajiban setiap umat muslim, terutama orang yang memiliki hubungan dengan dirinya, seperti kerabat dekat, tetangga, saudara yang senasab, sahabat dan lain sebagainya. Menjenguk orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan Surga-Nya."

"⁠Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya." sambung Ali kemudian.

"tapi kan kemarin sudah pak," sahut Prilly.

"Kemarin itu kebetulan bertemu, gak ada niat saya buat besuk kamu." sahut Ali kemudian menaruh parsel buah-buahan ke atas nakas yang ada di samping ranjang.

Nabi Bersabda;
Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).

Kamu Pilihan (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang