~ Bab 17 ~

662 102 27
                                    

Note: intro lagu di atas untuk penggambaran lebih jelas tentang tempat Jaehyuk disekap.

***

Jaehyuk membuka mata dan mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya di ruangan itu. Ruangan itu adalah ruangan yang luas tetapi kurang pencahayaan. Hanya sinar matahari dari luar yang menjadi penerang di ruangan itu. Belum lagi barang-barang yang tak terpakai berceceran. Meja, kursi, dan bahkan mesin-mesin besar yang Jaehyuk tidak tahu apa kegunaannya.

"Sudah bangun, Tuan muda?"

Jaehyuk melebarkan mata. Ia mencari sumber suara dan menemukan seorang pria dewasa datang dari arah kanannya. Ketika ia mencoba bergerak barulah ia sadar bahwa ia sedang diikat di sebuah kursi. Ia mencoba membuka mulut tapi lakban di mulut menghalanginya.

Jaehyuk ingat pria yang sedang berjalan mendekatinya. Dia adalah pria yang menculiknya terakhir kali. Pria yang membuatnya harus pindah sekolah dan berpisah dengan teman-teman baiknya. Pria yang merupakan musuh bebuyutan keluarganya.

Pria itu berhenti di depan Jaehyuk dan membungkuk. Sementara dua bodyguard-nya berhenti beberapa langkah di belakang pria itu. Pria itu membuka lakban di mulut Jaehyuk dan menyapa, "Kita bertemu lagi, Yoon Jaehyuk."

***

Seperti biasa, di hari Minggu, Asahi dan teman-teman SPS-nya mengadakan rapat mingguan di gedung keamanan. Rapat telah berlangsung 30 menit dan mereka masih diam mendengarkan instruksi Master mereka. Hingga tiba-tiba alarm di ruangan itu berbunyi. Master berkomunikasi dengan bawahannya melalui telepon secara singkat. Kemudian Master memberikan kabar mengejutkan.

"Yoon Jaehyuk, siswa kelas 2-1 diculik. Segera ke lokasi yang sudah kukirimkan pada kalian."

Semua anggota mengangguk.

Master menatap Asahi dan berkata, "Hamada Asahi, kamu harus datang karena kamu sebagai penanggungjawab siswa di kelasmu."

Asahi hanya mengangguk dalam diam.

Master menoleh pada dua anggota SPS di sisi lain. "Kim Yoochun dan Nusa. Tolong bantu Asahi."

"Siap, Master!"

***

Selama tigapuluh menit, Jaehyuk hanya diam meskipun lakban di mulutnya telah dibuka. Ia juga tidak menggerakkan kaki dan tangannya untuk melepaskan diri. Ia hanya pasrah. Atau mungkin bisa dikatakan ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Jadi ia hanya mencoba untuk tenang dan tidak terpancing dengan penculiknya.

Si penculik sedang membicarakan perusahaannya dan perusahaan ayah Jaehyuk yang sedang melakukan persaingan dagang. Dia membicarakan saham, strategi pemasaran, dan lain-lain yang tidak dipahami Jaehyuk. Bahkan sejak dulu, Jaehyuk tidak tertarik dengan bisnis ayahnya. Ia memiliki mimpi yang lain. Itulah sebabnya ia tidak suka dibawa-bawa dalam masalah seperti ini.

"Sekarang kita tunggu apa yang akan dilakukan ayahmu, Yoon Jaehyuk."

Jaehyuk memutar bola matanya. Ia jengah. Ia memilih menoleh dan menelusuri tempatnya diculik. Hanya sebuah gudang luas yang sepertinya lama tak digunakan. Ia melirik dua bodyguard yang berjaga di belakangnya.

'Melawan pun akan percuma jika penjagaannya seperti ini. Apalagi aku tidak bisa beladiri.'

Jaehyuk hanya bisa berdialog dalam hati. Ia bahkan mencoba menggali ingatannya kenapa ia sampai bisa diculik. Seingatnya, tadi ia sudah menaiki bus menuju ke tempat pertemuannya dengan Jihoon. Kemudian ia tak mengingat apa-apa lagi. Ia tidak tahu apakah ia sudah sampai turun dari bus atau ia diculik di dalam bus itu. Jaehyuk seolah sudah lupa apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.

EMPIRE KNIGHTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang