~ Bab 3 ~

1.2K 170 1
                                    

Setelah mendapatkan ijin, Jaehyuk akhirnya makan siang bersama dengan Asahi dan Mashiho. Jaehyuk sudah tahu bahwa selain teman sekelas, Asahi dan Mashiho adalah teman sekamar dan sahabat. Jaehyuk ingin lebih dekat dengan mereka.

Di kantin, Jaehyuk bertemu dengan Yoshinori, siswa kelas tiga yang merupakan teman Asahi dan Mashiho. Jaehyuk juga baru tahu kalau Yoshinori adalah pangeran kerajaan Jepang yang disekolahkan di Korea. Mungkin untuk menghindari niat-niat jahat musuh kerajaan Jepang. Mereka memberitahukan beberapa aturan di sekolah pada Jaehyuk sehingga membuat Jaehyuk semakin nyaman di sana.

"Jaehyuk Hyung!"

Salah seorang siswa berteriak dan membuat hampir semua siswa di kantin melihat ke arahnya. Tanpa menoleh pun Jaehyuk tahu siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Park Jeongwoo, sepupu sekaligus teman sekamarnya.

Kemudian seseorang dengan seenaknya duduk di samping Jaehyuk lalu menepuk pundaknya. Jaehyuk menoleh dan mendapati Jeongwoo menatapnya dengan senang.

"Akhirnya kita bertemu di sini, Hyung!"

Jaehyuk memberikan senyum aneh dan menjawab, "Bukannya tadi pagi kita sudah bertemu. Lagipula kita sekamar, Jeongwoo!" Jaehyuk mengacak rambut Jeongwoo hingga si empunya menepis tangan Jaehyuk. Tapi Jaehyuk hanya tersenyum.

Jeongwoo hanya tertawa. Ia lalu mengambil makanan Jeongwoo dan memakannya tanpa minta ijin. Tapi Jaehyuk tidak masalah, ia sudah terbiasa dengan hal itu. Jaehyuk justru tertarik pada seorang siswa yang duduk di samping Yoshi. Laki-laki itu datang di saat yang sama dengan Jeongwoo. 'Apakah dia teman sekelas Jeongwoo?'

"Apakah kamu Haruto?" tanya Jaehyuk pada laki-laki itu.

Sambil menelan suapan Yoshi, laki-laki itu mengangguk. Ia juga bertanya, "Bagaimana Hyung tahu?"

Jaehyuk menyeringai kecil lalu berkata, "Jeongwoo bercerita tentang kamu semalam."

Mendengar jawaban itu, Jeongwoo tersedak dan hampir saja memuntahkan makanannya. Dia mengambil minuman Jaehyuk dan meneguknya tanpa ijin.

"Ada apa?" tanya Mashiho setengah khawatir pada teman sekamar Jaehyuk.

Jeongwoo menggeleng, "Tidak apa-apa."

Jaehyuk menutup mulutnya, berusaha menahan ledakan tawa yang bisa terjadi kapan saja.

***

Bel berbunyi dan ini adalah waktunya untuk kembali ke asrama. Sambil membersihkan mejanya, seseorang mendatangi Jaehyuk. Seorang siswa perempuan yang tidak lain adalah salah satu teman sekelasnya.

"Jaehyuk-ie, saat di sekolah lama, kamu mengikuti ekstrakulikuler apa?"

Jaehyuk menghentikan kegiatannya. Ia menatap lawan bicaranya sambil melirik sekilas pada nametag siswa itu. Jung Jihye tertulis dengan jelas di nametag perempuan itu. "Aku mengikuti kelas memasak. Ada apa?"

Jihye berseru senang lalu memberikan sebuah brosur pada Jaehyuk. "Ini adalah brosur kelas memasak di sekolah ini. Kamu bisa bergabung dengan kami untuk melanjutkan ekstrakulikulermu."

Jaehyuk tidak segera menjawab. Secara tidak sengaja, ia melihat Asahi keluar kelas. Dia pergi tanpa Mashiho yang masih memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Halo, Jaehyuk? Kamu melihat ke mana?" tanya perempuan di depan Jaehyuk sambil melambaikan satu tanyanya di depan wajah Jaehyuk.

Jaehyuk hanya tersenyum canggung dan menjawab, "Tidak, bukan apa-apa kok." Jaehyuk menatap brosur di tangannya. "Tapi maaf, aku tidak bisa memutuskannya sekarang. Aku butuh waktu untuk memikirkannya."

Perempuan di depan Jaehyuk mengangguk sambil tersenyum. "Tidak masalah. Kamu bisa memikirkannya. Aku hanya memberitahukan saja padamu. Kamu bisa ikut kapan saja."

"Terimakasih."

"Sama-sama." Perempuan itu membenahi tas punggungnya lalu berkata, "Kalau begitu aku kembali ke asrama dulu. Sampai jumpa besok."

Sambil melambaikan tangan, Jihye berjalan ke luar kelas. Jaehyuk membalas lambaian tangan itu. Ketika Jihye sudah tak lagi terlihat, Jaehyuk menoleh ke bangku di sampingnya. Mashiho sudah tidak ada di sana. 'Kapan dia pergi?' Padahal Jaehyuk ingin bertanya pada Mashiho.

Jaehyuk lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Hanya tinggal empat siswa di kelas, termasuk dirinya. Tiga siswa itu masih di sana untuk membersihkan kelas karena sedang piket. Jaehyuk memasukkan brosur itu dalam tas lalu mengenakan tasnya.

'Tidak apa-apa. Aku bisa menanyakan pada Mashiho nanti.'

***

Jaehyuk baru bisa bertemu Mashiho saat makan malam. Ia menghampiri Mashiho yang makan malam sendirian. Saat jam makan malam, ruang makan tidak seramai saat jam sarapan. Ini karena jam makan malam lebih panjang sehingga ada siswa yang memilih makan di awal jam atau di akhir jam. Selain itu, ada juga beberapa siswa yang memilih untuk membeli makanan dari luar.

"Mashiho," panggil Jaehyuk sambil berdiri di sisi lain meja yang digunakan Mashiho. "Boleh aku bergabung?"

Mashiho, yang masih mengunyah makanannya, hanya mengangguk dan mempersilahkan Jaehyuk untuk duduk.

Jaehyuk tersenyum lalu meletakkan nampan makannya di meja. Ia duduk di seberang Mashiho lalu membuka percakapan mereka, "Kamu sendirian?"

Mashiho mengangguk. Setelah menelan makanannya, Mashiho menjelaskan, "Asahi sedang ada tugas SPS."

Jaehyuk menghentikan tangannya yang baru membuka bungkus sumpit, "SPS? Apa itu?"

Mashiho mengambil minumannya lalu meneguknya sebelum menjelaskan. "SPS adalah asosiasi untuk melindungi siswa yang bersekolah di sini."

Jaehyuk mengaduk makanannya sambil menanggapi Mashiho. "Apakah itu semacam ekstrakulikuler?"

Mashiho menggeleng. "Itu bukan ekstrakulikuler. SPS ada di bawah naungan petinggi sekolah ini secara langsung."

"Semacam OSIS?"

"Bukan juga." Mashiho menopang dagu, terlihat berpikir bagaiman harus menjelaskannya. "SPS adalah asosiasi yang dibentuk oleh sekolah untuk melindungi seluruh siswa yang ada di sekolah ini. Mereka bertugas untuk menjaga keamanan teman-teman mereka, khususnya siswa yang berada satu kelas dengan anggota SPS."

"Maksudnya?" tanya Jaehyuk di sela-sela mengunyah makanan.

"Setiap kelas itu pasti ada anggota SPS. Setidaknya satu anggota. Jadi, anggota SPS itulah yang bertanggungjawab atas teman sekelasnya."

Jaehyuk mengangguk tanda mulai mengerti. "Jadi Asahi bagian dari SPS itu?"

Mashiho mengangguk sambil mulai makan lagi.

Selama beberapa saat, Mashiho dan Jaehyuk fokus menghabiskan makanan mereka. Mungkin karena terlalu lapar, jadi tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menghabiskan makan malam mereka.

"Bagaimana cara menjadi anggota SPS?" tanya Jaehyuk tiba-tiba.

Mashiho tersedak minumannya hingga membuat Jaehyuk khawatir. Setelah Mashiho tidak lagi tersedak, ia menjelaskan, "Kamu tidak bisa menjadi anggota SPS."

"Huh? Kenapa begitu?"

"Karena para petinggi sekolah lah yang memilih anggota SPS itu."

Jaehyuk bertopang dagu, semakin tertarik dengan asosiasi yang dimasuki Asahi itu. "Apakah ada kriteria khusus untuk menjadi anggota SPS?"

Mashiho menggeleng. "Aku tidak tahu."

***

EMPIRE KNIGHTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang