#18

25 3 0
                                    


Setelah kejadian mimpi itu, Akasa tidak henti memikirkan Quinsha.

Hari-hari nya hanya penuh dengan kegelisaan karena tak ada kabar dari Quinsha.

3 minggu telah berlalu, Akasa masih setia mengechat Quinsha. Padahal ia tau tak akan ada jawaban darinya.

Akasa yang humoris kini selalu muram tak ada keceriaan diwajahnya.

Setiap harinya hanya dikamar.
Dan hanya rebahan yang ia lakukan.

Hari ini Akasa berniat untuk pergi keluar karena ajakan dari Alina.

Setelah Akasa bersiap-siap, ia  Langsung pergi untuk menjemput Alina di depan gang rumahnya.

Sesampainya didepan gang mereka langsung pergi.

Hening tak ada suara diantara mereka berdua.

Atmosfir menjadi horor sesampainya ditempat tujuan.

"Ekhem, mau pesen apa kak?" Tanya Alina saat pelayan datang.

"Samain aja,"ucap Akasa datar lalu melanjutkan menscroll beranda.

"Yaudah mbak, saya pesen gepren level terakhir tambahin bon cabe jangan lupa."ucap Alina langsung di catet pelayan tersebut.

Akasa melotot mendengar pesanan Alina yang bisa membuatnya diare seminggu.

"Minumnya mba?"tanya pelayan tersebut.

"Es teh anget aja."ucap Alina ngawur membuat pelayan tersebut terkekeh.

"Es teh dua, sama milkshake dua mb."ucap Akasa membuat di gadis didepannya menoleh.

"Oke tunggu sebentar ya."ucap Pelayan tersebut selesai mencatat pesanan lalu pergi meninggalkan dua insan tersebut.

"Kak gue mau ngenalin lu sama seseorang."ucap Alina dengan semangat.

"Siapa?"

"Temen gue baik orangnya."ucap Alina semangat.

"Hm terus?"

"Mau ga?"

"Mau apa?

"Aku kenalin?"

"Ya untuk teman silahkan ae,"ucap Akasa acuh.

"Mana handphone nya?"ucap Alina mengadahkan tangan meminta handphone milik Akasa.

"Hm,"Akasa menyerahkan handphone miliknya.

Alina langsung cekatan membuka aplikasi Whatsapp.

'kodok kyud? Siapa dia?'guman Alina.

'jangan-jangan dia galau gara-gara ni orang.'lanjutnya berfikir lalu memasukan nomor temannya ke dalam kontak.

"Dah aku masukin kontaknya nanti kenalan aja."ucap Alina diangguki oleh Akasa.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang, hening tak ada perdebatan.

Akasa terlalu malas untuk berdebat dengannya.

Ia melihat ke arah samping Alina, seklebat bayangan Quinsha tersenyum ngakak muncul.

'aish kau kemana? Ku rindu candaanmu.'tatapan sendu dari sorot mata Akasa.

"Kak? Kenapa ngelamun?"tanya Alina heran.

"Gapapa, btw temen lu kagak diajak?"tanya Akasa pura-pura tak tahu. Yah karena hubungan antara Akasa dann Quinsha tak diketahui oleh Alina.

"Engga tau kak ga bisa dihubungi tiba-tiba ilang sekeluarga."ucap Alina sedih.

"Ouh gitu ya."ucap Akasa pura-pura biasa aja walaupun dilubuk hati paling dalam ia sakit.

Mereka lalu melanjutkan makan ya, hanya dentingan sendok yang terdengar.

Usai makan mereka memutuskan untuk pulang karena Alina sudah ada janji sama seseorang.

Skip.

Akasa memasuki rumahnya dengan gontai lalu beranjak ke kamar melakukan aktifitas biasanya.

Ia sesekali mengecek handphone miliknya, sorot matanya hanya tertuju pada satu nama.

Tak ada balasan ataupun ceklia tak kunjung dua.

Akasa lalu me mengembalikan handphone miliknya di atas nakas.

Beberapa menit kemudian ada notifikasi masuk.

Cepat-cepat Akasa membuka aplikasi Whatsapp nya.

Raut wajahnya kembali datar, karena notifikasi yang masuk bukan dari Quinsha.

Notifikasi masuk Alina mesangge

°Alina °

Pee

Apa?

Udah lu chat?

Siapa?

Temen gue la

Ouh chat gue aja
Lagi malas

HM okelah

Read...

Akasa menutup aplikasi Whatsapp nya lalu memilih untuk tidur.

Ting! Suara notifikasi wattshap masuk.

Akasa sudah tidur dan kini berada di dalam mimpi indahnya.

Dilain tempat kini ada seseorang yang berjuang hidup dan mati.

Air mata dan doa menemani disetiap harinya karena tak kunjung sadar.

Tubuh mungil wajah cantik itu terbaring lemas tak berdaya dengan beberapa alat medis.

Tak kuasa menahan air mati Mama pun menangis kejer melihat putri kecilnya yang selalu ceria kini terlihat pucat tak berdaya.



Skip.





~*~

Hai slur
Part menuju ending
Stay tune teros yak
Paypay

Jepara.

Shaka [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang