🌻ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 38 || ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴍᴀʀᴀʜ ᴅᴀɴ ᴛᴀᴋᴜᴛ🌻

101 31 9
                                    

Warning!!!
The pictures just illustration
.
.

Music On:
🎵Evanescence || My Immortal (Cover by Boyce Avenue)🎵
.
.

Be relax
Enjoy this
And Happy Reading

♥️🍓♥️🍓♥️🍓♥️

Aku enggak mau air matamu jatuh sia-sia hanya untuk orang-orang jahat seperti mereka.

~L. Azka Aldric~

♥️🍓♥️🍓♥️🍓♥️

Lemas.

Ya. Sekujur tubuh Vena lemas saat melihat orang yang dianggap sebagai sahabat ternyata bertunangan dengan mantan kekasihnya. Kalau saja Sasha jujur, mungkin Vena tidak akan sesakit ini. Ia benar-benar merasa dikelabui oleh Sasha. Karena semua kisahnya tentang pria yang ia sukai bukanlah orang lain, melainkan Samudra.

Kalau dipikir lagi, Sasha adalah alasan sebenarnya Samudra untuk berakhir dengan Vena. Bukan karena prinsip cinta tak harus memiliki, melainkan karena cinta itu berupa ambisi yang menguntungkan bisnis. Oleh karena itu, Samudra membuang Vena dan memilih Sasha yang berasal dari kalangan yang lebih berpengaruh dibandingkan dari keluarga Vena.

Seketika Vena hendak meledak, tetapi ia berusaha untuk mengelola amarahnya. Sebab, ia tak ingin merusak kebahagiaan orang lain, meskipun ia masih tidak terima dengan sikap Sasha. Ia hanya perlu mengingat kebersamaannya dengan Sasha.

Dua sudut bibir Vena pun tertarik ke atas seraya menatap Sasha yang kini juga melihat ke arahnya. Namun, Vena tak bisa menghentikan butiran bening yang terus-menerus ke luar dari matanya. Karena ia teringat pada berita bohong yang memperburuk nama baik Vena beserta keluarganya.

"Bukan aku orang ketiganya, tapi dia," isak Vena pelan.

Di samping Vena, Azka merangkulnya sambil mengusap-usap bahu Vena agar tangis sang gadis mereda. Bukannya berhenti, Vena justru semakin lirih menangis. Bahkan garis senyum yang dipaksakan itu tampak semakin pudar.

"Kita pulang aja ya?" ajak Azka.

Vena menggeleng. "Aku mau mereka tahu kalau aku baik-baik aja, Az."

"Kamu tahu kenapa paket aneh itu ada diruanganku dan Sasha menangis beberapa hari yang lalu?" tanya Azka membuat Vena menoleh dan menyeka air matanya.

"Dia pengirimnya," sambung Azka sambil melihat Sasha yang tengah tersenyum bahagia sambil melingkarkan tangan di lengan Samudra.

Seketika kedua mata Vena terbelalak menatap Sasha, lalu kembali menatap Azka. "Bagaimana kamu tahu?"

"Karena aku orang yang akan selalu melindungi kamu, Aru. Siapa pun yang akan melukaimu, aku pasti akan menghukum mereka. Sekalipun itu adalah keluargaku sendiri."

"Keluargamu?"

"Pria tua yang ada di samping adik tiriku itu yang membuat kita hampir kehilangan nyawa." Azka menunjuk Adi.

Vena melirik Azka dengan tatapan kaget sekaligus tidak percaya. "Kamu yakin?"

Azka mengangguk. "Aku udah memberitahu pamanku sekaligus keluargamu untuk mengurus semuanya."

VENAZKA ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang