🌻ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 5 || ᴛᴇʀᴊᴇʙᴀᴋ ʀᴀsᴀ ᴛᴀᴋᴜᴛ🌻

234 77 62
                                    

Warning!!!
The pictures just illustration

.
.

Music On:
🎵Alex & Sierra || Little Do You Know🎵
.
.
Be relax
Enjoy this
And Happy Reading

♥️🍓♥️🍓♥️🍓♥️

Aku mohon bebaskan aku dari ruangan gelap agar mimpi buruk itu tak lagi merantai malamku!

~Luvena Brasta Arunika~

♥️🍓♥️🍓♥️🍓♥️

Vena sudah sampai di kelas, sebelum Pak Theo—guru bahasa Inggris—datang. Kemudian ia melirik Sasha yang sedang mempelajari tenses. Tanpa basa basi, Vena langsung menutup buku catatan Sasha, lantas bercerita tentang kejadian di tangga sekolah tadi. Sasha yang sempat kesal, sekarang malah sangat tertarik dengan cerita Vena.

"Kok gue ngerasa dia aneh ya, Ve? Secara lu kan enggak cantik-cantik amat. Lagipula lu juga enggak populer. Intinya ya, lu tuh enggak selevel sama dia."

"Gue juga ngerasa begitu, Sha. Eh, tunggu. Lu tadi bilang apa, Sha??? Gue enggak cantik-cantik amat?! Muka pas-pasan begini juga bisa bikin Kak Azka langsung terpana pas pertama kali ngeliat gue kemarin. Iya 'kan?" Sasha terkekeh ketika melihat Vena berbicara lugas dan cepat dengan wajah kesal.

"Hem. Iya juga ya. Coba sini liat!" Sasha memandang wajah Vena. "Kayaknya mata Kak Azka rabun deh. Hahaha. Eh, tapi lu beneran enggak kenal sama Kak Azka, Ve?"

Vena mengangguk sambil mengeluarkan alat tulis dari dalam ransel dan meletakkannya di atas meja. "Kalau gue kenal dia duluan, ngapain gue mau tunangan sama Sam. Udah gitu ditinggalin  pula!"

Sasha hanya bisa terkekeh karena ucapan Vena yang selalu terus-terang alias ceplas-ceplos.

Detik berikutnya, Pak Theo sudah masuk ke dalam kelas. Seketika suasana kelas menjadi hening, sebab penampilan Pak Theo yang tampak garang. Wajah tegas, kumis tebal dan kelopak mata yang lebar membuat ia semakin disegani oleh banyak murid. Terlebih ia juga sangat selektif dalam memberikan nilai sehingga murid-murid dituntut untuk menjawab soal-soal dengan sangat tepat agar nilainya bagus.  Setelah menyapa kelas sebentar, ia langsung membagikan soal ulangan kepada murid-murid.

"I give you one hour to do your test. Don't cheat! Or you will accept the risk!" tegas Pak Theo. "Understand?"

"Yes, Sir!" sahut seisi kelas secara serentak.

Kelas 12 IPA-2 mendadak seperti kuburan belanda. Tak ada satu pun murid yang bersuara. Mereka sangat fokus pada soal ulangan masing-masing. Begitu pula dengan Vena yang benar-benar bersemangat saat menjawab soal-soal ulangan tersebut.

Waktu ulangan baru berlangsung selama 30 menit, tetapi beberapa murid sudah ada yang mengumpulkan jawaban. Itu membuat beberapa murid lainnya kebakaran jenggot, termasuk Sasha. Sekarang, ia sedang berbisik memanggil nama Vena berulang kali. Namun, Vena bersikap acuh tak acuh seolah tak mendengarkan panggilan Sasha.

 Namun, Vena bersikap acuh tak acuh seolah tak mendengarkan panggilan Sasha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VENAZKA ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang