Warning!!!
.
.Music On:
🎵Charlie Puth || Attention (Accoustic Version)🎵
.
.Be relax
Enjoy this
And Happy Reading♥️🍓♥️🍓♥️🍓♥️
Bukan sembarang orang yang bisa dekat denganku.
Kalau pun aku tiba-tiba menawarimu bantuan selagi kamu belum dekat denganku, itu tandanya kamu, istimewa.~L. Azka Aldric~
♥️🍓♥️🍓♥️🍓♥️
Di samping Azka, Vena menunduk usai membersihkan wajahnya dengan tisu pembersih riasan. Untung saja, Vena selalu membawa tisu tersebut di dalam ransel. Kalau tidak, bagaimana ia harus menghilangkan banyak coretan liptint di wajahnya?
Sepanjang perjalanan pulang, Vena hanya bungkam sambil mencubit-cubit sedikit roknya. Sebab ia sangat gugup hingga ia memainkan kedua kakinya yang hanya memakai kaos kaki. Bahkan rasanya malu sekali, jika harus memulai percakapan atau sekadar melirik pria yang tengah fokus mengemudi itu.
Diam-diam, Azka melirik Vena yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Seutas garis senyum pun tercipta di wajah Azka. Bagaimana bisa gadis yang tampak kacau ini mampu untuk tidak bicara apapun selama hampir 30 menit? Padahal dari wajahnya saja sudah terlihat bahwa Vena pribadi yang terbiasa banyak bicara.
"Jadi, pelakunya siapa? Orang yang sama dengan kemarin kan?" tanya Azka saat melintasi gerbang masuk perumahan Royale.
Vena hanya mampu mengangguk. Ia masih tidak mengira akan mendapat perundungan dari teman satu angkatannya. Namun, Vena mendadak teringat bahwa Fiona memang baru bersekolah di SMA Kenari sejak kelas 11. Oleh sebab itu, mungkin Fiona tidak tahu banyak tentang kedekatan Vena dan Ata yang memang ditakdirkan bersama.
"Dia harus tahu fakta tentang hubunganku dan Ata. Kalau tidak, aku bisa habis di-bully setiap hari sama dia dan teman-temannya. Aaaargh!" sambung Vena kesal sambil mengacak-acak kasar rambutnya.
Azka tertawa saat melihat rambut Vena berantakan sambil berkata, "Mau kubantu?"
"Em, enggak perlu, Kak," sahut Vena. "Kak Azka itu udah banyak bantu aku. Sumpah, kalau Kak Azka mau tahu nih, sekarang tuh aku malu banget. Lihat! Penampilanku sekarang udah mirip kayak gembel, tapi malah naik mobil bagus dan disupirin sama orang ganteng pula. Aaaaargh! Rasanya tuh kayak mau tenggelam di rawa-rawa."
"Gampang banget ya, mancing kamu buat ngomong." Azka tertawa kecil.
"Kalau begitu, tawaran Kak Azka barusan cuma sekadar formalitas?"
Di depan pagar rumah Vena, Azka memarkirkan mobilnya sesuai dengan titik tujuan yang tertera di GPS. Kemudian, Azka menatap hangat Vena sebentar. Itu membuat Vena tak berani membalas tatapan Azka. Ia justru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Detik berikutnya, tangan Azka bergerak menuju puncak kepala Vena, lalu menyisir rambut gadis ini secara perlahan-lahan hingga sang gadis kembali memandang wajahnya.
"Rambutmu kusut sekali!" Manik mata Azka ikut tersenyum. "Dengar ya, Luvena Brasta Arunika! Bukan sembarang orang yang bisa dekat denganku. Kalau pun aku tiba-tiba menawarimu bantuan selagi kamu belum dekat denganku, itu tandanya kamu, istimewa. Bukan bentuk formalitas karena aku guru magang di sekolahmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
VENAZKA ✔ [SEGERA TERBIT]
Teen Fiction#challenge30GP Note: UP selama bulan Ramadhan Vena adalah seorang gadis 17 tahun yang menyukai matahari terbit dan membenci gelap. Sejak putus dengan Samudra tiga bulan lalu, ia bertekad untuk membuktikan pada Samudra bahwa sebenarnya cinta itu haru...