chapter 22

3K 229 13
                                    

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

"Saat bertemu appa dan eomma nanti... Dan saat itu tidak akan lama lagi hyung, karena appa dan eomma telah membukakan pintu untukku.. Aku tidak ingin mereka menungguku terlalu lama" Ujarku lirih.

Jeongmal gotjimal anindaeyo, karena appa dan eomma datang dimimpiku dengan penuh senyuman semalam

"Jebal, berhenti mengatakan hal omong kosong tae.. Karena sejak kemarin kau terus saja membahas tentang kematian" Ujar chanyeol

"Karena pada kenyataannya aku memang sedang menuju kesitu hyung"

"Aniya tae, kau boleh pergi setelah hyung" Ujar yoongi dengan penuh penekanan

"Tidak bisakah hyung merelakanku? Aku hanya ingin meninggalkan rasa sakit ini hyung... Kalian hanya bisa mengatakan tapi tidak bisa merasakannya, aku tidak ingin merasakan kesakitan lebih lama lagi" Lirihku

Sungguh...
Kenapa mulut ini bisa mengatakan hal kebohongan.
Aku tidak ingin pergi hyung, aku ingin disamping kalian.

Hajiman..
Aku tidak bisa, aku merasa waktuku sudah pada titik terendah.

"Taetae jebal.." Mohon seokjin hyung.

"Geumanhae hyung, jangan memohon lagi.. Nae shireonendae" Ujarku

"Setidaknya berusahalah tae" Ujar seokjin hyung

"Bisakah aku berusaha setelah mendonorkan mata ini hyung" Ujarku

"Hyung menyerah tae.. Terserah padamu" Kesal yoongi hyung

"Kau tidak akan bisa tae, karena samchoon kalian tidak akan mengizinkanmu" Ujar chanyeol hyung

"Aku akan membujuk dan memohon padanya hyung"

"Samchon tidak akan mungkin mengizinkanmu tae" Lanjutnya lagi

"Maka aku tidak perlu izin dari samchon"

.

"Maka lakukanlah" Ujar seseorang dengan nada dingin

Degg..
Suara itu
Aku tidak mengharapkan suara itu hadir disaat seperti ini.
Dan aku tidak ingin melihat wajah pemilik suara tersebut.

"Samchon" Lirihku

Kulihat yunho samchon berdiri dihadapanku dan menatapku dengan pancaran mata yang berbeda.

Aku benci tatapan itu...
Dan aku merindukan tatapan matanya yang teduh, yang selalu mengkhawatirkanku.

"Mianhae samchon"

"Lakukan tae, kau tidak butuh izin dariku bukan maka lakukanlah" Marahnya.

"Tae tau samchon marah, mianhae samchon aku berdosa padamu... Geundae, aku tidak bisa mengubah keputusanku" Lirihku.

Blood Sweat And Tears (Taehyung) ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang