THE NOBLEEVE | CHAPTER 04
Troublemaker
.
There is something that cannot be repeated
Disappear in memory
Carried away, it could be forgotten
Probably erased, the tracks never disappear.
{ Ace }
Sejak percobaan bunuh diriku tak berhasil di umur 12 tahun, aku tidak pernah mencobanya lagi dan mempertahankan kehidupanku. Meski aku tidak punya tujuan jelas, dulu ada sih—sekolah. Tapi setelah aku lulus, tepatnya umur 18 tahun, disaat dimana aku kabur dari panti asuhan. Aku tidak tau apa tujuanku lagi, sekarang aku ada di rumah Enryu, didekat pegunungan dan hutan—dekat perbatasan dunia. Mempunyai teman yang 'tidak biasa', memang berbeda, tapi mereka berdua bisa diandalkan lebih dari manusia lain.
Mimpiku selalu bersambung-sambung, bercerita tentang seorang gadis cantik yang selalu berbicara padaku—rutin tiap di mimpi. Aku tak punya kesempatan untuk memimpikan cewek lain, meskipun aku mau—dia terus tinggal dimimpiku. Bagaimanapun, aku tau kalau itu bukan aku, ini adalah mimpi mengenai kehidupan masa lalu seseorang. Seseorangnya adalah jiwa lain yang tinggal di tubuhku, aneh? Iya, aneh. Aku juga tidak mau berbagi tubuh dengan ... cowok?! Kedengarannya ambigu tapi, aku tidak bisa menyanggah apapun.
Namaku Tracecious, panjang kan? Lengkapnya lagi Tracecious Azriel, tentu orang-orang akan lebih nyaman jika mereka memanggilku dengan nama panggilan. Nama panggilanku Ace, aku punya dua teman yang selalu ada di sampingku sejak aku mempunyai mimpi aneh itu. Aku masih mempelajari mimpi itu kok, bahkan aku berharap bisa bertemu dengan orang yang ada di mimpiku. Padahal aku hanya manusia biasa, tapi di dalam mimpiku aku luar biasa dan manusia menyebutnya Immortal. Aku tak terkalahnya, tentu, aku bisa melihat wajahku yang cukup mengerikan itu terpancar dari wajahku.
"Ace!! Trace?! Gantian dong, aku sudah begadang nih! Sekarang kau, ayo—jangan pakai alasan kau ini manusia! Kau sudah setuju melakukan ini..!" teriakan Enryu mampu menembus pintu kamarku yang bisa dibilang tipis. Hanya pintu kayu geser, dipegununga memang rumahnya minimalis dan kadang—nggak pakai tembok beton. Aku menghembuskan napasku gusar. Bawel sekali dia pagi-pagi.
"Iya, aku datang!! Jangan bawel!!" kujawab dengan pekikan.
Bola mata berwarna merah tua, atau marun. Yang paling membedakanku adalah model rambutku, setengah poniku panjang guna menutupi salah satu mataku—bagian kanan. Kenapa? Karena mataku cacat, berbeda dari yang lain. Kalau poniku dibuka, akan memperlihatkan mata dengan iris serta pupil yang sama dengan warna yang sama. Namun siapa sangka, sebelah mataku akan berubah kadang kali aku merasakan emosi serta perasaan yang berlebihan. Bukan cuman itu, mataku yang cacat ini mengeluarkan darah disaat tertentu. Orang biasa akan ketakutan, bukan—bangsawan Eve sekalipun akan ikut gemetar. Kalau bertemu orang dengan ciri-ciri itu, bisa saja itu aku—Ace. Mau coba menyapaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nobleeve : Ruinous Tracks
Fantasy"Akan ku ajarkan caranya menjadi Dewa dan Matahari sebagai pusat atas segalanya." Katanya, dihari dimana aku memutuskan untuk bunuh diri. Monster, adalah julukan tetap yang cocok untuk Traxel yang membumi hanguskan dan merubah Infinite menjadi meda...