21

11 4 0
                                    

THE NOBLEEVE | CHAPTER 21

The 400 Alya's Statement

.

Smile, because now I live in your heart and mind

Beautiful departure followed by butterflies

Even if death is not the end

Instead, find eternal happiness

Until the end, smile

Don't mind water and blood flowing

Don't mind water and blood flowing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{ Owen }

Aku menemui seorang gadis yang berbeda dari yang lainnya. Ia selalu memancarkan senyuman hangat, menebarkannya dan membuat orang yang ada di sekitarnya merasa di sayangi dan berharga. Namanya adalah Valyakara Aneas, gadis yang kutemui di lantai ujian, dan gadis yang ada di dalam timku. Alya memercayakan segala hal padaku, katanya baru kali ini ada teman yang bisa membuatnya menceritakan segala hal tanpa rahasia. Ia menganggapku sahabatnya.

"Kau tau? Gin tidak pernah menganggapku sebagai kekasih! Aku sudah menembaknya berpuluh-puluh bahkan lebih! Ada apa dengannya? Apa aku kurang cantik? Sihirku kurang indah? Apa aku lemah? Memang aku jahat? Oh—apa dia suka sama Elsa?! Kuakui, Elsa itu memang cantik, anggun, seperti bangsawan sungguhan! Tapi aku, aku nggak jelek-jelek amat kok! Ada apa dengannya?!" cecar Alya yang tidak membiarkanku membuka mulut barang sekali, ia harus menyelesaikan keluhannya baru membiarkanku berpendapat.

"Bagaimana caramu menembaknya? Seperti: maukah kau jadi pacarku?" Alya mengangguk yakin, lalu aku terkekeh kecil sebelum ia memukulku karena berpikir aku meledeknya.

"Jangan tertawakan aku! Memang aku harus gimana?"

"Mungkin Gin memang nggak tertarik punya kekasih?" tukasku membuat Alya kembali termenung.

"Kenapa orang tidak mau punya kekasih?" Ia kembali bertanya.

Aku tersenyum tipis, "Ada kepentingan lain yang lebih penting. Dia mendahulukan keluarganya, mungkin saja itu jawabannya? Kalau benar, kau mau gimana, Alya?"

Alya menundukan wajahnya, mengayun-ayukan kakinya dan tersenyum samar, "Nggak apa-apa kok. Aku akan terus mengejarnya, aku itu setia pada Gin!"

Saat aku merasa ada yang sakit di dadaku, aku membiarkannya karena aku berpikir aku hanya iri. Aku tidak pernah menemui kosakata setia, atau yang berbau kasih sayang seperti ini. Selama ini aku menaiki lantai bersama Lukas dan Axel yang tidak lain laki-laki. Saat masih jadi manusia, aku itu anak tunggal, dan mereka yang mendekatiku itu hanya sekedar untuk: boleh ajarkan aku pelajaran ini? Ini juga aku tidak mengerti! Hanya untuk memanfaatkanku saja mulut manisnya itu.

The Nobleeve : Ruinous TracksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang