13

14 5 2
                                    

THE NOBLEEVE | CHAPTER 13

We're In Cause We're Team

.

The truth will be proven

Take to the airways

Down there, there is sacrifice and blood

The real one will make your head lift up

The real one will make your head lift up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback diambil dari Axel's Diary

{ Axel }

Hari dimana aku kehilangan sosok Gin dan Alya serupa dengan kiamat, belum lagi Lukas menganggapku musuh, aku tidak bisa menjelaskannya padanya karena ia menutup diri dariku. Elsa sedang sekarat. Aku yang memakamkan Gin dan Alya, mendoakannya yang terbaik. Nanti mereka akan reinkarnasi juga sama sepertiku, aku harap mereka akan bertemu lagi, bisa berteman lagi. Di sore hari aku sering berbincang dengan Alya, setelah kukenal baik dia adalah seorang gadis perempuan supel dan bawel yang akan menceritakan cerita hidupnya sekaligus tanpa tanda koma.

Sama seperti saat itu ia mendeskripsikan Gin di matanya. Semua bahasanya indah, berbicara begitu dengan mata beriris ungu muda yang berbinar, saat duduk di tebing -ia menggoyangkan kakinya. Kalau anak anjing akan menggoyangkan ekornya, Alya kakinya, sebelas dua-belas. Dia seperti adikku, meski aku sebenarnya anak tunggal aku pernah ingin punya adik. Kuurungkan niatku ketika banyak yang bilang punya adik bukan anugrah yang semenyenangkan itu.

Tapi aku pengin punya adik seperti Alya. Dia sering sekali sedih karena Gin, tapi menutupinya dengan pemikirannya yang non-pesimis. Gin juga teman dekatku, dia orang yang penakut oleh ketinggian, katanya seolah ketinggian melahapnya untuk jatuh. Dia juga sering mual kalau melihat darah, heran juga mengingat ia yang bertahan hidup sampai lantai tiga-belas. Aku melindungi mereka berdua, karena akupun sayang padanya.

Saat aku memohon pada Lord untuk mereinkarnasikan diriku, air mataku terus menetes entah kenapa -aku jarang, bahkan tak pernah nangis seperti ini. Aku menangis darah disaat emosi melonjak. Bahkan marah. Tapi saat itu aku menangis, mengeluarkan air yang normal, menangisi Alya yang seperti adikku dan anjing manisku, Gin seperti teman yang kapan saja bisa dijahili, Lukas adalah orang yang pertama kali menganggapku orang penting dan mengutamakanku diatas segalanya, dibalik sikapnya yang dingin.

Owen yang selalu merasa ada diatasku, menindasku dengan ilmu-ilmunya, kian takut padaku. Padahal dulu, tak kutemui perasaan takut di dalam dirinya -bahkan tersenyum saat mengenalkan dirinya yang sudah menjadi seorang Guide ranking atas padaku.

The Nobleeve : Ruinous TracksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang