10

13 5 0
                                    

THE NOBLEEVE | CHAPTER 10

Immortal Bond

.

Remember the name

The amount is not much

Time does not stop turning

Darkness is not comparable

A speck of gold will appear, even in complete darkness

A speck of gold will appear, even in complete darkness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback diambil dari Axel's Diary.

{ Axel }

Pertemanan, persahabatan, ikatan, apa yang selalu di ungkit oleh manusia? Menyebut teman sekelasmu dengan entengnya, bagiku itu bukan ikatan yang pasti. Malas juga sih berhubungan dengan ikatan yang tidak pasti, melelahkan, membuang waktu, hasilnya ambigu antara berhasil atau tidak. Antara serius atau tidak. Orang tuaku menyuruhku untuk mencari teman atau sahabat yang mau diajak susah dan senang bersama. Katanya, gunanya itu banyak --banyak manfaat untuk diriku. Ibuku mengabsen manfaatnya satu persatu. Yang kuingat, ibu itu seorang guru di sekolah lain --bukan sekolahku, sekolah manusia yang benar.

Sekedar informasi singkat, aku disekokahkan di sekolah campuran. Banyak orang yang mengendalikan sihir ada di sekolahku, nggak jarang ada bangsawan Eve yang menuntut ilmu di sekolahku karena ngak mau ketinggalan tren. Sekolah bagi mereka itu semacam pergerakan zaman yang harus diikuti, singkatnya tren. Belajar beragam bahasa, sejarah manusia yang harusnya ngak penting untuk mereka, atau belajar mengenai dunia ilmu pengetahuan alam.

Aku lemah di bidang itu, bahkan aku ingat --bagiku ilmu yang satu itu punya dunianya sendiri. Sangat amat luas, nggak kalah dengan dunia bangsawan Eve. Kau tahu betapa sulitnya? Ya tentu saja bagiku sulit, aku bukan anak kutu buku tahu? Kenapa aku jadi bahas dunia lain?

Ayahku adalah pekerja kantoran, tingkatannya cukup memadai, mereka menyebutnya manager. Kalau bos --si pemimpin, masih berada di atasnya lagi. Suatu perusahaan dijalankan oleh adanya bos, oleh karena itu kusebut pemimpin. Pemimpin yang satu itu memberi uang, kepada bawahannya. Uang sangat diincar, tak bisa dikulupakan bahkan ketika aku merubah status menjadi utusan Dewa. Bagiku itu hal unik.

Entah bagaimana takdirnya, aku dipertemukan dengan seorang bocah lelaki seumurku. Anak baru, seorang manusia yang waktu itu sama status hidupnya sepertiku. Malasnya itu tingkat super, aku bahkan ada di bawahnya. Aku memang bukan anak pintar atau juara kelas, tapi aku tidak malas --malah anak aktif. Aku pandai dalam olah raga. Pelajaran hanya kira-kira 60 persen. Tapi anak itu, pandai sekali soal matematika, seperti kalkulator berjalan. Wajahnya yang songong akan pengetahuan itu sering kali membuatku mengumpat dalam hati --iya karena iri.

The Nobleeve : Ruinous TracksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang