"Akan ku ajarkan caranya menjadi Dewa dan Matahari sebagai pusat atas segalanya." Katanya, dihari dimana aku memutuskan untuk bunuh diri.
Monster, adalah julukan tetap yang cocok untuk Traxel yang membumi hanguskan dan merubah Infinite menjadi meda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flashback di ambil dari Axel's Diary
{ Axel }
Aku pikir yang mampu berteman denganku hanya Owen dan Lukas. Tapi nyatanya aku bertemu dengan tiga orang lagi yang mau berteman denganku, walau awalnya aku tidak mau, tapi Owen itu terlalu supel dengan orang lain. Dengan kata lain, mudah bergaul --tentu saja, dengan kekuatan murni otak yang ia miliki. Aku bertemu dengan mereka di lantai 4 dari 13 lantai yang akan kujelajahi untuk dapat sampai ke Infinite. Dunia para Lord dan Descendants berada.
Catat namanya, Elsa, Gin dan Alya, semua lelaki akan menaruh keirian yang mendalam pertama kali melihat Gin yang menaiki lantai dengan dua gadis cantik disisinya. Kuakui, aku-pun iri, karena sejak awal aku bertemu dengan Elsa aku langsung menyukainya. Rambutnya tidak terlalu panjang, berwarna pirang tapi dengan kesan kebiruan, aneh --bagaimana aku menggambarkannya? Pokoknya, ia adalah cewek tercantik yang pernah kulihat, maksudku di dunia manusia-pun tidak ada perempuan sepertinya.
Tapi apa? Aku yang tampanpun, tidak diliriknya. Dia hanya dekat dengan Gin, lelaki paling picik kedua setelah Lord yang aku kenal di seluruh galaksi, aku mengumpatnya karena iri. Gadis akan rombongan mendekat padaku, tapi Alya dan Elsa tidak. Alyapun tidak bisa kuraih. Bahkan gombalanku yang kupelajari di dunia manusia, tidak mempan pada tembok es empunya Elsa. Elsa mempunyai garis keturunan Khione, yang aku tau ia meraih lantai untuk bertemu dengan Lord dan menanyakannya soal usal-usulnya.
Kalau Gin, dia kaum Fintan, bukan Descendants, dia juga mempelajari beberapa sihir hebat. Tapi lebih hebat aku. Pantas, dua cewek menempel padanya. Alya itu kaum Circe, ranking atas alias Evers, katanya ia berteman lama dengan Gin, menyukai Gin juga tapi Gin nggak tertarik dengan hubungan yang disebut pacaran itu. Bukan berarti ia lebih menyukai pernikahan, ntahlah ia juga sulit ditebak.
Menaiki menara bersama mereka membuatku nyaman. Akhirnya aku mampu berteman baik dengan mereka. Dan akupun bisa merebut hati Elsa yang sedingin kutub utara. Tebak dari skala satu sampai seratus, aku sesenang apa? Sebahagia apa? Dan segila apa? Mungkin hanya Lukas dan Owen yang bisa menerkanya dengan baik. Aku melindungi Gin, Alya dan Elsa semaksimal mungkin, karena aku lebih kuat dari mereka. Guide tidak terlalu diincar kematiannya, ia sangat dibutuhkan oleh banyak orang, tapi jadi kerjaan juga untukku --karena aku harus melindunginya agar nggak diculik. Kalau Lukas, ia banyak berlatih dariku, ia cukup kuat dan bisa kuandalkan.
