THE NOBLEEVE | CHAPTER 17
See You On Top.
A monster shrouded in darkness
The beauty of the flower inside
Unseen
A reliable liar
{ Enryu }
Aku bukanlah Descendants yang hebat, tapi aku mencoba yang terbaik untuk menjadi hebat. Di Infinite, aku tidak begitu di kenal oleh banyak orang, klan Ryuu mempunyai banyak keturunan, aku salah satunya. Dan aku adalah salah satunya atau mungkin satu-satunya yang mempunyai kekuatan lemah. Aku iri dengan kakak-kakakku yang mempunyai naga yang hebat, tinggi-tinggi, kokoh dan sangat hebat kalau sedang bertarung. Sering kali aku melihat kakak-kakakku saling bertarung, tapi mereka tidak menghiraukanku karena aku lemah, bahkan kalau aku jadi lawan terakhir merekapun tidak masalah—karena aku akan kalah.
Nagaku—Rai, adalah satu-satunya yang mau berteman denganku. Selalu meyakinkan pikiranku ke hal yang lebih positif, seperti: kita pasti akan hebat, kita akan merebut tahta, meski yang kutau hal itu mustahil dan omong kosong.
Ayah, tidak begitu memandangku, ayahku sikapnya keras dan tegas. Bukan hanya padaku, tapi pada saudara dan saudariku yang lain. Disisi lain, dia membentak saudaraku yang malas-malasan, mencekik kadang, atau apresiasi bangganya hanya dengan menepuk pundak. Tapi ayahku tidak pernah memperdulikanku, saudaraku bilang ayah selalu iya-iya saja saat bersamaku, tapi aku tau sebenarnya ayah tidak perduli mau aku bagaimana.
Aku selalu mencari cara untuk mendapatkan perhatian ayah, dengan cara mengacau dengan caraku, tapi ayah hanya bilang: biarkan saja. Seperti, toh—dia akan mati di bunuh saudaranya, biarkan dia hidup sekarang ini bermain-main. Aku tidak bermain-main ayah, aku selalu berlatih lebih keras dari yang lain. Dilapangan hijau, aku sering menangis karena kalian selalu menganggapku tidak ada, bahkan aku selalu berpikir kalau saja ada perang antar dunia aku akan jadi pertama yang mati. Waktu itu ayah memberiku satu misi, untuk membunuh seseorang.
Aku berniat untuk membuatnya terkesima karena aku yakin aku akan berhasil, Rai dan aku sudah berlatih terus disaat orang sedang leha-leha. Saat aku menemui orang yang akan kubunuh di lantai ujian, aku tidak bisa membunuhnya ...
Dia tersenyum ria dan aku selalu mengikutinya dari belakang, ia menyembunyikan kelemahan satu timnya menjadi kelebihan, ia mengupayakan segala hal untuk melindungi timnya, alih-alih mengeluh, ia malah tersenyum—setiap saat. Aku tidak jadi membunuhnya, hal itu membuatku 'dibuang' oleh Infinite.
Saat aku mendengar desas-desus soal monster yang membuat kawah besar di Infinite, aku terkesiap. Mendapati bahwa itu adalah orang yang ayah suruh aku bunuh, ia mengacaukan Infinite, orang-orang yang meledekku lemah sudah dihabisi olehnya. Bukan hanya itu, banyak sekali korban yang mati di Infinite. Neraka, sebutannya, karena darah ada dimana-mana, dan Descendants yang mempunyai umur abadi-pun ... Bisa mati ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nobleeve : Ruinous Tracks
Fantasy"Akan ku ajarkan caranya menjadi Dewa dan Matahari sebagai pusat atas segalanya." Katanya, dihari dimana aku memutuskan untuk bunuh diri. Monster, adalah julukan tetap yang cocok untuk Traxel yang membumi hanguskan dan merubah Infinite menjadi meda...