09

12 4 0
                                    

THE NOBLEEVE | CHAPTER 09

Way To Happiness

.

Trust and great sacrifice given

Become hurt and traumatized

No longer expecting much

Tears of blood, revenge, destruction

Kill, who knows whose fault.

Flashback diambil dari Axel Diary's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback diambil dari Axel Diary's

{Axel }

Banyak orang yang kesal bahkan menggerutu ketika ia tak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan yang selalu saja ditanyakan. Atas pertanyaan yang selalu berhasil membuatnya penasaran. Tapi taukah kau, ketika kau tau pasti mengenai suatu hal yang tak kau ketahui itu pasti ada alasannya. Pasti ada alasan kenapa kau tidak boleh tau jawabannya, atau mungkin kau akan tau suatu saat nanti. Kau hanya perlu bersabar bukan?

Kau akan menjerit ketakutan, gelisah dan diselimuti kekhawatiran kalau saja kau tau apapun yang ingin kau ketahui. Bersyukurlah, kalau kau hanya disuruh menunggu dan menerka jawaban. Karena aku tidak bisa begitu.

Apa yang tidak bisa kulakukan? Semata-mata aku mampu melakukan segalanya sendirian, karena aku lahir dengan sifat awalku yang berjiwa kepemimpinan, atau sifatku yang terlalu berobsesi untuk menjadi seorang matahari bahkan Dewa.

Saat aku bisa menjawab soal matematika atau menghafal sejarah dengan baik, temanku dan guru di kelas menyebutku pandai. Ketahuilah aku bukan siswa pandai di sekolah, aku terlalu tak memerdulikan kata-kata orang dan berlaku seenaknya. Tidak merokok dan minum-minuman keras sih, demi orang tuaku yang menjagaku dan menyekolahkanku, meski aku tidak pintar-pintar. Sekalinya aku bisa menjawab satu soal di sekolah, ada dua pandangan yang kudapat.

Yang pertama : Kau hebat sekali Axel, kau sudah berusaha keras, aku bangga dan kau ini cerdas lho. Dan yang kedua : Perbuatan curang apa yang kau lakukan sampai kau mencapai tujuanmu? Mengakulah.

Bagi segelintir orang, aku melakukan hal itu untuk cari perhatian. Barulah aku sadar, pandangan orang itu sangat beragam ya. Bagaimana bisa mereka menyimpulkan suatu hal hanya dengan otak mereka yang sempit itu? Toh, cuman manusia. Belagu sekali. Berbicara begitu seolah mereka bisa membaca pikiranku atau mereka sangat mengerti aku.

Kalau begitu , bagaimana caranya menyudutkan pikiran 100 orang ke satu pemikiran? Apa yang harus kulakukan untuk bisa melakukan hal itu? Gumaman yang terngiang di pikiranku siang hari, saat waktunya jam istirahat dan saat aku memegang sekotak susu coklat di tangan kananku. Senyuman tipis menghiasi wajahku, aku tau caranya --pikirku. Bukankah aku harus jadi yang paling berkuasa kalau mau membuat semua orang begitu? Meski tak semua orang menerimanya dengan senang hati, mereka akan terpaksa menerima pemikiran itu.

The Nobleeve : Ruinous TracksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang