Repeated;08

129 21 8
                                    

LavenderWriters Project III Present

Repeated © Group 3

Part 08 — Created by zhrr_1107

▪︎▪︎▪︎▪︎

Pagi ini, Jihan berangkat ke sekolah lebih awal dari kedua temannya. Entahlah apa yang membuat ia serajin ini.

Jihan memutuskan untuk ke kantin, saat menyusuri koridor sekolah ia berpapasan dengan Azka. Ia menatap Azka sedangkan mata Azka hanya memandang lurus seolah tak menyadari Jihan ada disekitarnya.

Jihan yang melihat itu hanya mengendikkan bahu tak peduli, tapi entah mengapa Azka selalu saja membuat Jihan penasaran. Dengan kemisteriusan dari sosok Azka dan wajah yang nyaris sempurna tanpa celah. Tapi Pemuda itu malah  melupakan sesuatu dengan sangat mudah. Bagaimana bisa manusia bisa melupakan sesuatu dalam waktu sekejap?

Azka bukanlah manusia! Jihan yakin itu.

Namun, sebuah robot. Lihat saja ... tak ada manusia yang tidak menyia- nyiakan ketampanannya, orang-orang tampan pasti akan memanfaatkannya untuk mendapat peluang dari gadis diluar sana. Sedangkan seorang Azka? Malah bersikap dingin, dan menurut Jihan pemuda itu-- , maksudnya Robot itu sangat lah aneh.

Jihan merasa 'bodoamat' dan melanjutkan langkahnya, hingga sampailah kini kaki gadis itu di depan kantin.

"Beli apa ya?" ucap Jihan bermonolog. "ck, bingung gue!" lanjutnya berdecak sebal.

"Teh Macha aja, Neng. Biasanya juga itu," seru Ibu koperasi yang mendengar gumaman Jihan dari jauh.

Jihan menganggukkan kepala bak baru saja dapat ilham dan segera mengambil salah satu minuman favoritnya. "nih, Bu. Makasih juga ya sarannya," seru Jihan membayar minumannya.

Sang Ibu kantin hanya tersenyum ramah membalas perkataannya. Jihan yang berniat tak ingin ke kelas yang bising --karena seluruh penjuru diisi teriakan temannya yang meminta contekanpun-- memutar tubuhnya. Kembali ke kelas sama saja usahanya berjalan ke kantin sia-sia saja.

Gadis yang kini mengenakan hodie kuning kesayangannya itu melangkahkan kaki ke taman belakang sekolahnya. Tempat favoritnya.

Seperti biasa, tempat ini terlihat sepi dan tenang. Sesuai dugaan Jihan. Tapi, saat semakin dekat dengan bangku taman, ia melihat seorang pemuda menutup matanya dengan kepala yang mendongak ke atas dan earphone yang tersangkut di telinga, menambah kesan tenang di wajah Pemuda itu.

Lengkungan manis terukir dibibir Jihan tiba-tiba, namun beberapa saat kemudian senyumnya memudar ketika sang empu yang ditatap membuka mata dan memberikan tatapan dingin nan tajam padanya.

"Siapa lo?" tanya Azka dingin membuat Jihan mengernyitkan matanya bingung.

"Tunggu! Apa? Nih, orang ngigau atau lagi ngelawak? Sok gak kenal? Gila! Sumpah." Batin Jihan menatapnya tak habis pikir.

"Ha?" kaget Jihan membuat Azka yang tadi memasang wajah dingin mulai mengendurkan ekpresinya sedikit. Ia mengenal suara itu, suara dari sosok gadis yang ia yakini bernama Jihan.

"Oh,"

"Lo lupa sama gue?" tanya Jihan mendekat.

03;Repeated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang