03;Repeated✔

Repeated;10

LavenderWriters Project III Present

Repeated © Group 3

Part 10 — Created by Halu22

▪︎▪︎▪︎

Halaman belakang.

Tempat yang menenangkan untuk mengusir rasa bosan. Saat yang lain ada didalam kelas, apalah daya Jihan yang diusir alias dihukum.

Matanya terpejam, namun sesuatu yang membuatnya penasaran berkeliaran memutari otaknya.

"Kok bisa, sih? Perasaan mereka itu satu geng. Masa sama temen sendiri nggak kenal?"

"Bercanda? Tapi tadi nggak ada tampang bercanda, yang ada cuman ..." Jihan menghentikan monolognya, berfikir sejenak dan melanjutkan, "ya ... Muka datarnya, doang."

Jihan terus bergelut dengan asumsinya sendiri. Mencoba menebak apa maksud dari perkataan kakak kelasnya yang sengaja dia kuping tadi.

Bel tanda pergantian jam mendadak berbunyi, dan itu akhirnya hukuman Jihan berakhir. Jihan yang tenggelam dalam lamunan serta hampir terlelap, terlonjak kaget.

"Baru juga mau tidur," gumamnya melengos sebal. Dan dengan tidak ikhlas beranjak ke kelas.

***

"Lo tadi kemana?" tanya Latasha melihat kedatangan Jihan yang mengambil duduk di bangkunya. Soalnya tadi saat dia ke toilet, ia tak menemukan si Jihan yang dihukum. Di lapangan, perpustakaan, juga gak ada.

"Kepo."

Lastasha berdecak sebal. "Gue serius ih!"

"Hm."

"Lo kenapa sih? tumben sensi," timpal Mela.

Jihan mengabaikan mereka. Lebih memilih menempatkan kepalanya di atas meja. Moodnya sedang hancur.

Pikirannya pun masih dibuat penasaran. Entah apa yang dirasakannya sekarang, yang pasti dia ingin tahu apa yang dibicarakan si Azka dan Dalvian—kakak kelasnya.

Latasha dan Mela mendengus pasrah. Membiarkan Jihan bergelut dengan dunianya. Sekali lagi.

Jihan merasa dirinya berada disuatu tempat yang tak ia kenal. Seperti sebuah taman. Taman yang sangat indah. Bunga bermekaran, angin bertiup sejuk membawa aroma bunga merebak luas, lebah dan kupu-kupu terbang di sekitar, membuat Jihan seketika merasa nyaman.

Hingga suara langkah kaki mengalihkan atensi Jihan.

Gadis itu melihat seorang pria yang tak terlalu ia kenal berdiri di sana. Ia pernah bertemu pria itu, saat pertandingan sekolah.

Tapi, kenapa dia ada di sini?

"Hai. Gue boleh kenalan?" tanyanya.

Jihan menatap pemuda itu bingung, "eeumm--"

"Gue Arkan. Panggil aja Aka," potongnya memperkenalkan diri membuat Jihan semakin mengernyit tak paham.