Repeated;36

60 7 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

Repeated © Group 3

Part 36 — Created by MandaVire

▪︎▪︎▪

"Alhamdulillah! Peningkatan kamu bagus, Ka!" riang Fina, Mama Azka saat ia dan Azka baru saja keluar dari ruang terapi Dokter mereka.

Irhan, Papa Azka hanya tersenyum melihat kebahagiaan dan senyuman Istrinya.

"Kamu ngapain aja, nih? Kok tumben bisa ningkat?" tanya Irhan bercanda.

"Pasti Azka lagi jatuh cinta, Pah. Kan kata dokternya Azka harus memperbanyak perasaan baru," balas Fina mendahului anaknya.

Azka hanya tersenyum. Pasalnya ia tak tahu harus membalas apa. Walaupun dokter bilang ia meningkat, tapi kemungkinan ia menjadi normal sangatlah sedikit. Apalagi ia tak merasakan perubahan berarti dari dirinya.

Ceklek.

Pintu dibelakang keluarga mereka itu terbuka, Dokter Anton yang menangani Azka pun keluar. "Loh, masih disini?" tanyanya kaget dan tertawa kemudian.

"Ini mau balik, Dok," balas Irhan diangguki dokter Anton.

Dokter muda itu menatap Azka hangat, ia sudah seperti Kakak bagi Azka, jadi Azka sudah lumayan nyaman dengan pengobatannya kali ini.

"Besok-besok kamu perbanyak main sama orang, ya, Ka. Biar kamu makin bisa kenal dan kodein mereka. Sekalian ngelatih indra kamu yang lain."

"Siap, Dok." balas Azka tersenyum tulus.

"Prosopagnosia kamu pasti bisa diatasi, Ka. Kamu harus semangat."

***

Azka pamit pada orangtuanya untuk datang menghampiri Jihan. Ini adalah kabar gembira, walau ia tak mungkin memberi tahu Jihan, tapi ia tetap ingin merayakan ini bersamanya.

Ting Tong.

Detik berikutnya setelah Azka menekan bel, pintu rumah Jihan terbuka, menampilkan wajah teduh Jihan yang membuat Azka bahagia.

"Azka?! Kok gak bilang mau mampir? Gue belum mandi tau!" kesal Jihan mengerucutkan bibirnya ke depan.

Azka tertawa melihat wajah Jihan dan mengelus pipi gadis kesayangannya itu sejenak. Membuat Jihan terpaku kaget.

"Tetap cantik, kok." seru Azka tersenyum manis, dan Jihan? Sudah memerah diposisinya. Ah, Azka membuatnya baper di siang hari ini. "Tapi sayang ...,"

"Kenapa?" tanya Jihan kaget mendengar lanjutan ucapan Azka.

Azka memegang hidungnya, membuat Jihan langsung melompat keluar dan memukul Azka kesal.

"Lo ngatain gue bau?" tanya Jihan.

Bukannya marah atau merasa bersalah, Azka malah tertawa dan membiarkan Jihan memukul dadanya untuk melampiaskan.

"Jahat!" seru Jihan.

Azka yang melihat ekspresi kesal Jihan, langsung melingkarkan lengannya melewati pinggang gadis itu dan membawa Jihan kepelukannya.

Hangat dan Nyaman.

Azka jadi selalu ingin memeluk Jihan setelah malam itu. Azka menyandarkan kepalanya di bahu Jihan dan mempererat pelukan mereka. Tanpa tahu bahwa Jihan sedari tadi berusaha kuat menahan jantungnya yang seperti ingin meledak.

03;Repeated✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang