The First Time They Met

3.7K 356 0
                                    

Namanya Tama.

Jika diibaratkan, cowok jangkung berwajah semi bule itu seperti berlian di antara legamnya oli di jurusan Teknik Mesin. Kehadiran Tama di fakultas miskin perempuan (atau hal-hal indah lainnya) bagaikan oase di padang pasir. Bisa dibilang, Tama lebih cocok kuliah di Teknik Industri di mana mahasiswanya cenderung resik, tampan, dan beradab.

Yes. He is that beautiful.

But he is weird as fuck. Not in a bad way, he's just... quirky.

Pertama kali Gilang berkenalan dengan Tama, ia sudah bisa mencium aroma ke-random-an menguar dari cowok itu.

Saat itu pendaftaran ulang mahasiswa baru. Tama yang pertama kali mendekati Gilang. Dengan senyum lebar dan tangan terulur, ia menyalami laki-laki berkaca mata tersebut.

"Reitama Evan Trijata. Tama. Jangan panggil Rei, Rei terlalu keren buat gw."

Mata Gilang menelusuri Tama dari ujung kepala hingga kaki. Ia spontan berpikir bahwa cowok di depannya, pantas menyandang nama paling keren di dunia. Tentu saja pikiran itu segera Gilang buang jauh-jauh.

Gilang membalas jabatan tangan Tama dan memperkenalkan diri, "Gilang. Gilang Pratama."

"Wah, beneran itu nama lo?!" Tama tersenyum lebar.

Tanpa diminta, Gilang menyodorkan kartu mahasiswa yang baru saja ia terima. Tama membaca nama yang tertera di kartu dan tertawa.

"Nama kita sama-sama ada Tama-nya. Jangan-jangan jodoh," Tama berkata di antara tawa.

Jodoh???!!!

Gilang terguncang mendengar perkataan Tama barusan.

Itu adalah satu dari sekian banyak keunikan Tama.

Let Us Tell You a StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang