Gilang CaSu : Mas berangkat ya.
Gilang mengirimiku sebuah chat, hari ini Gilang pergi untuk dinas ke luar. Sementara itu, aku masih penasaran dengan jawaban Gilang atas pertanyaan semalam. Katakanlah aku sedang ngambek karena Gilang tidak menjawab pertanyaanku.
Bukan, bukan kemauannya Gilang. Tetapi, semua karena setelah aku bertanya tiba-tiba ponsel Gilang berdering. Seorang profesor di kampusnya menelpon untuk membicarakan sesuatu. Alhasil, Gilang tidak menjawab pertanyaanku karena aku keburu bad mood.
"WEN!" Aku berjengit kaget saat Mbak Virni memanggilku dengan keras. Dia memicingkan matanya menatapku. "Kamu kenapa sih? Mbak panggil-panggil nggak nyahut, lagi mikirin apa?" tanya Mbak Virni kemudian.
Aku memaksakan seulas senyum. "Nggak papa Mbak," tuturku sambil menggeleng pelan.
Mbak Mayang berdecak pelan. "Kalau punya masalah itu cerita Wen, jangan dipendam sendiri saja," ujar Mbak Mayang yang diangguki setuju oleh Mbak Virni.
Aku tidak menanggapi ucapan mereka, lebih memilih bertanya tujuan Mbak Virni memanggilku. "Mbak kenapa manggil tadi?" tanyaku.
Mbak Virni mendengus pelan. "Ini dua bulan lagi ada acara pelatihan untuk UMKM, kamu sama Mbak Mayang cek jadwalnya Pak Dosen Ganteng ya Wen," kata Mbak Virni.
"Pak Dosen Ganteng terus Mbak, emang nggak ada yang lain?" Aku berkata dengan sedikit sewot.
"Biar rame yang daftar Wen. Ibu-ibu kan suka yang ganteng juga, lagian Pak Dosen hanya kasih materi sekali aja, pembukaan gitu loh." Mbak Virni menjelaskan sambil menaik turunkan alisnya.
Entah kenapa lama-lama kesal juga, kenapa harus Gilang terus? Seperti tidak ada dosen lain saja!
"Dosen lain aja deh, perempuan gitu yang cantik ada nggak? Biar yang ikut bapak-bapak sama mas-mas, jangan ibu-ibu sama mbak-mbak mulu. Bosen!" ucapku.
Mbak Mayang melemparkan gumpalan tisu miliknya ke arahku, untung saja tidak kena. Aku mengambil tisu baru dan memungut tisu Mbak Mayang, kemudian memasukkannya ke dalam tempat sampah mini yang ada di bawah mejaku.
"Pemborosan nih tisunya! Go green coba," kataku yang kemudian terdiam. Aku teringat dengan Gilang karena tisu. Tiba-tiba rasa jengkelku kembali menghantui.
"Pak Dosen Ganteng saja udah, dia sudah jadi langganan kita. Sekalian bisa cuci mata juga." Mbak Virni menengahi dan memutuskan. "Lagi pula Ibu Uci setuju-setuju saja, kamu kok sewot banget sih Wen," lanjut Mbak Virni karena aku tetap tidak setuju dan memasang wajah kesal.
"Tahu nih Wenny," timpal Mbak Mayang.
Ponselku tiba-tiba berdering saat aku ingin mendebat Mbak Mayang dan Mbak Virni. Aldi jangan ditanya, dia sejak tadi diam saja, entah ada apa dengan pria satu itu.
Gilang CaSu is calling
Aku membiarkan panggilan tersebut, tidak mengangkatnya. Iya, aku tahu kalau aku kekanakan sekali. Aku bahkan heran, kenapa aku jadi seperti ini lagi? Padahal aku sudah bertekat akan merubah perilakuku menjadi lebih baik dan tidak manja serta ngambekan begini.
Gilang CaSu is calling
Ponselku kembali berdering, Gilang tidak menyerah. Dia menelponku sampai lima kali. Tidak berapa lama kemudian sebuah chat masuk dari Gilang.
Gilang CaSu : Sedang sibuk? Jangan lupa makan siang
Aku hanya membaca chat-nya dari pop up di layar atas. Aku akan membalas chat tersebut nanti, rasanya masih kesal dan bad mood saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason of Love (Selesai)
ChickLit(Spin Off Cinta Over Time, Bisa dibaca Terpisah) Wenny Kharisma, punya pengalaman pahit mengenai jatuh cinta. Sosok Wenny berubah, dari perempuan manja menjadi seorang yang pendiam dan terkesan dingin. Keluarga Wenny khawatir dengan kondisi Wenny sa...