Setelah sibuk dengan bulan madu yang kata Wenny lebih mirip liburan, aku kembali mengajar dan mengurus keripik pisang seperti biasa. Sedangkan Wenny, dia sibuk dengan pekerjaannya dan belakangan ini dia mulai ingin tahu soal bisnis. Beberapa kali bertanya soal prospek bisnis termasuk mengenai UMKM.
"Pak Gilang." Kinan berdiri di depan pintu kelas.
Kelasku baru saja bubar, masih ada beberapa mahasiswa di dalam kelas. Kinan berjalan masuk menghampiriku. Dia memang terkenal sebagai dosen tercantik dan idola para mahasiswa. Maklum saja, Kinan masih single dan dia masih muda.
"Saya nggak tahu kalau Pak Gilang mantan suaminya Sania," tuturnya dengan santai.
Aku menatap Kinan sekilas. "Memangnya itu penting?" tanyaku dengan nada sedikit sinis.
Setelah semua peralatan laptopku tersimpan rapi di dalam ransel aku langsung berjalan ke luar kelas. Kinan rupanya mengikutiku, dia bahkan mengimbangi jalanku yang sedikit cepat. Beberapa mahasiswa dan dosen yang berpapasan menyapa kami.
"Sania itu tetangga saya, kebetulan saya kenal dengan Sania di acara arisan begitu," jelas Kinan yang membuatku rasanya jengkel. Aku tidak perduli dia mau kenal Sania atau tidak lain halnya jika dia mengenal Wenny, baru aku akan mendengarkannya dengan senang hati.
Wenny memang manja, tapi ketahuilah bahwa Sania lebih parah dari Wenny. Meskipun Wenny manja, dia masih mudah untuk memaafkanku. Beda dengan Sania yang justru bisa menciptakan drama. Aku sendiri juga heran, kenapa dulu aku bisa cinta setengah mati dengan Sania.
"Maaf Bu Kinan. Rasanya tidak sopan sekali anda, bagaimana bisa anda menceritakan soal mantan istri saya? Sementara saya sudah memiliki istri? Bagaimana jika orang lain yang mendengar salah paham?" Aku berhenti berjalan, menatap Kinan yang kaget mendengar ucapanku yang tajam.
Kinan sepertinya tidak bisa mengatakan apa-apa, dia hanya diam saja. Aku memilih untuk berbalik duluan dan berjalan menuju ruang dosen. Rasanya kepalaku mau pecah dengan nama Sania.
Tadi pagi, Wenny sempat mendiamkanku karena permasalahan Sania. Sepertinya ini akibat berita yang beredar tadi malam. Salah satu media online merilis berita bahwa Sania sedang berusaha meminta rujuk denganku. Mereka menerangkan bahwa Sania mendatangiku di kampus, diperkuat juga dengan pernyataan Sania beberapa waktu lalu bahwa dia menyesal bercerai dariku. Bahkan, beberapa postingan instagram Sania belakangan ini dianggap sebagai kode.
Aku tahu hal itu bukan hanya sekedar gosip. Sania memang mendatangiku, dia memang memintaku kembali denganku sejak tahu aku akan menikah dengan Wenny. Tapi, aku sendiri menolak hal itu.
Sedangkan, pemikiran wanita berbeda. Mereka menganggap bahwa pria selalu sama saja. Tidak setia dan digoda sedikit mau saja.
Wika Adik Ipar :
Berita yang muncul itu benar Mas?
Kak Wenny tadi telpon aku, katanya dia kepikiran sama berita ituAku memijat pelipisku pelan saat mendapat chat dari Wika. Sejak tadi pagi Wenny masih mendiamiku. Padahal, malam ini aku ada undangan ke acara pernikahan seorang teman. Dari pada membalas pesan Wika, aku lebih memilih mencari kontak Wenny.
Aku menelpon Wenny, menunggu nada terhubung berganti dengan suaranya. Sayangnya, Wenny tidak kunjung mengangkat panggilanku. Padahal ini masih jam makan siang, aku hanya ingin mengingatkannya untuk makan siang.
Gilang send to Wenny
Jangan lupa makan siang
"Lang, makan siang?" Pak Dino yang sedang duduk di mejanya menawariku untuk makan siang. Ada kotak makan siang yang terbuka di atas meja beliau. Aku menganggukkan kepalaku sopan pada beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason of Love (Selesai)
ChickLit(Spin Off Cinta Over Time, Bisa dibaca Terpisah) Wenny Kharisma, punya pengalaman pahit mengenai jatuh cinta. Sosok Wenny berubah, dari perempuan manja menjadi seorang yang pendiam dan terkesan dingin. Keluarga Wenny khawatir dengan kondisi Wenny sa...