Just the Two Of Us || BokuAka [Bokuto X Akaashi]

2' Saturday date (?)

Just the two of us

1 bulan kemudian.

"Akaashi....."

"Ada apa kak bokuto?"

Bokuto lalu menghampiri dan hanya menatap Akaashi yang sedang duduk sambil meminum air.

"Jangan terus menatap ku seperti itu kak Bokuto, ada apa?" Tanya Akaashi dengan tenang.

"Apa kau senang memberi umpan bola kepadaku Akaashi?" Tanya bokuto tiba-tiba.

"Tentu saja, kau wing spiker yang hebat."

Mata bokuto kini berbinar binar seperti anak kecil karna ia sangat senang dipuji oleh Akaashi.

"HEY APA KAU DENGAR ITU KONOHA? AKAASHI BILANG AKU WING SPIKER YANG HEBAT!" ucap Bokuto dengan sangat Exited.

"Akaashi...jika kau terus memuji bokuto, dia akan terus seperti itu dan akan terus meminta pujian mu." Protes Konoha.

"HEY APA SALAHNYA AKAASHI MEMUJI KU! benarkan Akaashi?"

Akaashi hanya terdiam melihat Bokuto yang kini tidak berhenti tersenyum.

'ternyata kak bokuto tidak seburuk yang aku kira, dia lebih seperti anak kecil.' Benak Akaashi.

...

Saat istirahat makan siang.

"Akaashi, mau makan siang denganku?"

"Tentu."

Di gedung ekskul.

"Akaashi.. pukulan silang ku tadi bagus kan?"

"Tentu, kak Bokuto."

Sepulang sekolah.

"Akaashi tunggu! ayo pulang bersama denganku."

"Tentu."

Komi berbisik kepada Konoha, "sejak kapan mereka jadi sedekat itu."

"Entahlah, tapi aku lega melihat Bokuto seperti itu."

Di perjalanan pulang.

"Akaashi..."

"Ya, kak bokuto?"

"Mau bermain game di rumah ku?"

Akaashi berpikir sejanak. "umm.. aku tidak yakin bisa."

"Kenapa Akaashi?"

"Aku belum menyelesaikan pekerjaan rumahku, maaf, lain kali saja ya kak Bokuto."

Bokuto terlihat sedih karna Akaashi tidak bisa menluangkan waktunya untuk bermain game bersama.

"Uhh.. Akaashi, apa hari sabtu ini kau ada waktu?" Tanya bokuto.

Akaashi terdiam sejenak kemudian menatap Bokuto ya kini terlihat seperti berharap bahwa Akaashi ada waktu luang. "sepertinya aku tidak akan melakukan apa-apa."

"Bagus kalau begitu! Ayo ikut aku menonton film bersama temanku dari sekolah lain." Bokuto terlihat sangat bersemangat mengajak Akaashi.

Akaashi yang melihat bokuto kegirangan pun merasa tidak enak jika menolak ajakan dari bokuto.

"Baiklah, kak bokuto."

...

Hari Sabtu kemudian.