38. Menuju UAS

153 19 4
                                    

🐾☘

"Ketua kelasnya siapa, ya?" tanya Andin, salah seorang siswi kelas sebelah sesaat setelah bel pulang sekolah berbunyi sore itu. Andin ini kalau tidak salah sih, ketua kelas 10 IPA 4. Dan kebetulan yang pertama ketemu Andin di depan kelas IPA 2 adalah Yusuf.

"Tuh, si Chandra. Kenapa, Ndin?" sahut Ucup.

"Ada lah, penting. Urusan internal, ahahahaha-"

Ucup tertawa. "Ada-ada aja lu, yaudah bentar gue panggilin anaknya-" pamitnya kemudian kembali ke dalam kelas, dan menghampiri Chandra yang masih ngobrol dengan Juandra dan Indah di bangkunya.

"WOOOOIIIII SAPE MAU IKUT NYOBAIN CAFE BARU DEKET KOMPLEKS!!!???" pekik Seno.

"Skip. Mau belajar, bentar lagi UAS." sahut Bagas.

"Tumbeeeeeeeeeeennnnnnnnnn????"

"Widiihhhhh, tobat ya luuuuu ndroooo??"

"Gak salah nihhh??"

Bermacam reaksi bermunculan, Bagas memilih kabur dari tempat segera. Diikuti Dhanu yang hari itu memang nebeng di motor Bagas. Meninggalkan riuh gemuruh seluruh IPA 2, terutama suara Seno yang beradu dengan Fajar, makin heboh. Walaupun tak lama setelah itu, topik soal Bagas menghilang seakan ditelan bumi, berganti dengan topik cafe baru yang dengar dengar cukup menarik dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Lantas seorang siswi diam-diam tersenyum bangga dalam keheningan di tengah keramaian.

"Gue kemarin udah kesana sama Erin," sahut Apin.

"Serius sama Erin? Bukannya sama Diyo?" goda Satya. "Gue kayanya salah lihat berarti yang kemarin itu, wkwkwkwk-"

"Bangsat, diem lo Sat! Emang yang kemarin tuh sama Erin!!" Apin membela diri. "Erin ih, belain gue dong biar nggak dikira bohong-"

Erin hanya tertawa kecil. "Iya emang kemarin sama gue, Apin bilang smoothies-nya enak, jadi pengen beli lagi makanya kemarin ngajak gue."

"Lahhhh berarti kemarinnya lagi udah kesana donggg, waduh sama siapa nihhh??" Kevin memancing keributan.

"Ya sama gue lah, hahaha-" jawab seorang pemuda, sambil tersipu malu. Sedetik kemudian ia berlari keluar kelas, diikuti sorak sorai heboh dari beberapa anak yang tidak tahan melihat keuwuan ini.

"Duuuuhhhhh, gumushh banget asliii~" celetuk Ulfa.

"Yang, ntar kita kesana berdua aja ya?" Reno asyik menanyai Kinan yang masih sibuk membicarakan masalah ekskul tari dengan Indah. Kinan langsung memalingkan wajah begitu Reno mendekatinya. Haha, gagal ngalus.

"Minggir dulu No, lagi sibuk aku!!" Kinan mode maung.

"Rasain lo! Dah mending lo ke sana sama Seno aja-" Galang memperkeruh suasana. "Saaannn, balik kuy!"

Yang dipanggil buru-buru meninggalkan bangkunya. Menghampiri Galang yang sudah berdiri di pintu, serta Diyo yang sudah berlari jauh di depan.

"Yaudah gue join aja lah, daripada stres di rumah-" ucap Reno kemudian. "Jarrrrr, gak ikut sekalian?" tawar Reno.

Fajar menggeleng. "Capekkkkkkk, mau pulang aja."

"Yeeuuuu pundung dia mah!!" celetuk Satya sambil tertawa ngakak. "Sen, gue ikut. Tungguin dulu, mau ke toilet bentar-"

"Udah lah, guys. Jangan ledekin Fajar mulu, kasihan dia-" ujar Nunu.

"Wkwkwkwkwk emang semua tingkah Fajar tuh memancing keributan," sambung Pingkan. "Maap aja nihhh, gue juga gemes kalau sehari aja gak ngeledek Fajar."

#4 Kota, Kita, dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang