20. Iseng

252 39 2
                                    

🐾☘

"Makasih banyak ya, Galang!" ucap gadis itu sambil tak henti-hentinya menebar senyuman.

Galang sampai beberapa kali salah fokus. Dasar cowok lemah. Tapi, untung saja Galang mudah menutupi gugupnya. Kalau tidak, bisa malu-maluin.

Selepas memastikan gadis itu sampai di tempat tujuan, bahkan juga mengamati hingga memasuki halaman rumah mewah, Galang akhirnya melangkah pulang. Lagipula, hari makin terik. Keringat juga membasahi sekujur tubuh pemuda yang kini berlari kecil di jalanan kompleks perumahan.

Tanpa ia sadari, mulutnya terus menggumam nama gadis cantik tadi. Namanya cantik, apalagi orangnya. Galang terus-terusan kepikiran.

"Kira-kira dia lama nggak ya di sini?"

Nunu menghembuskan nafas kesal. Abang-nya satu ini memang selalu saja menyebalkan.

"Bang, sini elah balikin hp aku!!" teriak Nunu, berusaha meraih ponselnya yang kini sedang menjadi bulan-bulanan Jeevan.

"Iya ini Bagas bilang nanti dibawain oleh oleh banyak.. Katanya juga, apa sih yang enggak buat eneng Nousha~ Adudu..sweet banget elah ini bocahㅡ"

"ABANG!!!!!!"

Akhirnya, Jeevan lengah dan Nunu berhasil mendapatkan ponselnya kembali. Meskipun harus menerima cobaan yang cukup berat setelah membaca ruang obrolan whatsapp dirinya dengan Bagas.

"Jahat banget ya ampun! Awas aja ya, nanti aku laporin Mama!!" pekik Nunu sambil berlari ke kamar.

Dasar si Jeevan, usilnya kebangetan. Tapi sebenernya bukan tanpa alasan, pemuda itu iseng menjahili adik perempuannya dengan Bagas, cowok yang sering banget nganterin Nunu balik kalo lagi latihan voli sampai malem. Dari hasil pengamatan Jeevan juga, kelihatannya Nunu menaruh perasaan pada pemuda itu. Tapi entahlah, namanya juga remaja labil. Gampang kebawa perasaan, gampang suka, lalu gampang juga patah hatinya.

Jujur saja, Jeevan takut adiknya itu akan terluka hatinya jika terjebak yang namanya urusan percintaan di umurnya yang masih kecil ini. Yaelah, anak kelas sepuluh SMA dibilang anak kecil, emang dasar Jeevan aja yang udah tua...hiks.

Maka dari itu, diam-diam Jeevan selalu memperhatikan pergaulan Nunu. Ya hitung-hitung ikut membantu Mama sama Papa yang gak bisa duapuluh empat jam ngawasin anak perempuannya itu. Lagipula, Jeevan juga kadang merasa gak ada kerjaan, apalagi kalau libur kuliah kaya begini.

Agak takut sih sebenernya kalau tiba-tiba nanti Nunu marah atau risih karena tahu abang-nya satu ini ternyata tukang mata-mata, tapi yaudahlah kan ini semua juga buat kebaikan bersama. Iseng dan jahilnya Jeevan itu tanda kalau dia sayang banget sama Nunu.

Yang disayang, sekarang malah guling-guling di kasur. Sebenernya, ketika Jeevan banyak berulah dengan menyangkut-pautkan dirinya dengan Bagas, Nunu nggak marah. Cuma malu aja.

Ya gimana nggak malu, banyak banget yang suka jahil, bukan cuma Bang Jeevan tapi kebanyakan anak anak di kelas, bahkan anggota klub voli yang notabene juga mengenal Bagas, banyak yang menggodai Nunu.

"Udah, buruan jadian aja. Biar Bagas gak menel ke cewek lain."

Salah satu dari sekian saran menyesatkan yang Nunu dengar dari seniornya di klub voli. Nunu keliatannya emang gak terlalu merespon, tapi di dalam hati sih sebenernya jadi beban. Yha, namanya juga cewek.

"AH TAU AH BIKIN EMOSI AJA!!"

Nunu menyerah. Pikirannya makin kacau kalau terus-terusan mempermasalahkan soal Bagas. Kaya nggak ada masalah lain yang perlu diselesaikan juga.

#4 Kota, Kita, dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang