26. Kisah Yang Lain

229 36 0
                                    

🐾☘

Sepulang dari rumah Satya, rombongan lelaki berpencar sendiri sendiri. Dhanu pulang paling akhir, dengan alasan jarak rumah yang tinggal sepuluh langkah dari rumah Satya. Padahal mah juga betah lama lama di rumah Satya, mantengin layar hp buat nge-game mulu. Untung segera diusir sama yang punya rumah, hahaha.

"Mending lo balik aja sono, gue mau tidur. Capek-"

"Yaelaah pelit amaaatt, gue miskin kuota inii masa ga boleh minta wifi gratis??" Dhanu memprotes, tapi mulai membenahi barang-barangnya. Beberapa detik selanjutnya, cowok itu sudah berjalan ke ruang depan dan keluar dari rumah Satya.

"Makasih ya tumpangannya, Sat. Gue pamit dulu-" ucap Dhanu sebelum menghilang di balik pintu.

"Yoi, makasih juga udah mau dateng kesini, Dhan-"

Baru saja keluar pagar, Dhanu sudah dikejutkan oleh teriakan seorang gadis menyebut-nyebut namanya. Tapi bukan nama yang beken di sekolah, melainkan nama yang biasanya cuma digunakan di lingkungan rumah dan sepermainan Dhanu.

"Sukmaaaaaaaaaaaa!!"

Dhanu mengernyit, mendapati teman lamanya yang tinggal di perumahan sebelah itu tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Woe, Na? Tumben main ke blok sini?" tanya Dhanu sambil menutup pagar besi.

"Wkwk iya barusan gue dari rumah Kinan. Lo dari rumah siapa, nih?" Elena balik bertanya, sambil mengarahkan pandangannya ke rumah besar di hadapan.

"Rumah temen gue," jawab Dhanu.

"Temen Kinan juga, dong? Kan kalian sekelas-"

"Iya elah, baweeeelll-"

Elena ketawa, lucu banget kalo lagi ketawa matanya menyipit. Makin lucu soalnya rambutnya hitam pendek sebahu, kaya anak kecil. Dulu, Elena, Dhanu alias Sukma, Kinan, Reno sama satu lagi anak perumahan sebelah namanya Yuto sekelas pas SMP. Kemana mana heboh bareng, tapi sayang waktu SMA, Elena sama Yuto misah. Yuto malah minggat ke luar negeri, gak ding. Yuto balik ke Jepun, sebuah keharusan yang sudah diputuskan oleh papa karena memang keluarga Yuto dari pihak papa, asli orang Jepang. Sementara si Elena ini, harus minggat juga cari SMA di luar kota. Enggak jelas apa alasannya. Tapi karena dekat, jadi Elena masih sering nongol kaya begini.

"Lo kok jarang muncul di grupchat, Na?" tanya Dhanu, mencairkan suasana.

"Iya nih, sibuk banget gue, Ma-"

"Sibuk ngapain? Masih siswa baru juga udah sibuk elo mah?"

"Wkwk sok sibuk gitu ya biar dikira orang penting, Ma."

Sukma, panggilan akrab Dhanu oleh teman-teman sepermainannya. Termasuk juga orang orang rumah, pokoknya panggilan itu cukup punya banyak memori untuk Dhanu sendiri. Kenapa sekarang kenalin diri dengan nama Dhanu? Jawabannya, supaya memori di nama Sukma enggak penuh dan overload, jadilah Dhanu.

"Sukma, sukma-"

"Apasih, Na? Ngomong-ngomong sekarang panggilan gue jadi Dhanu. Reno sama Kinan aja udah biasa pakai nama Dhanu bukan Sukma lagi.."

"Tapi gue gak mau panggil lo Dhanu. Sukma lebih cocok," kilah Elena.

Posisi masih di tempat awal, depan gerbang rumah Satya. Dhanu melihat sosok ibunya yang sudah pulang dari kantor, sedang membuka pagar rumah.

"Yaudah serah. Oh iya, mau mampir dulu nggak? Kebetulan tuh Mama gue udah dateng dari kantor. Dari beberapa minggu lalu nanyain elo mulu, Na-"

"Eh, serius? Wah, jadi sungkan-"

#4 Kota, Kita, dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang