Jangan pernah takut untuk memulai karir kalian dalam kepenulisan ya. Jangan dengerin apa kata orang yang mau jatuhin kalian, atau sesama penulis wattpad yang gamau bantu kalian. Semangat!
HAPPY READING AND ENJOY 🌠
*
08
"Sarapan anda sudah siap Tuan Pasquale."
Alex—masih dalam fokusnya membaca sebuah laporan di hadapannya— memberikan anggukannya mendengar itu. Menghantarkan kepala pelayannya untuk keluar dari ruang kerjanya setelah memberikan anggukan sopan. Alex melirik sekilas pada arloji di tangannya lalu menghela napas berat. Waktu bergerak terlalu cepat sejak ia memutuskan untuk bekerja dan menyusun banyak strategi di ruangan ini. Matanya seperti kehilangan rasa kantuk dan lelahnya akibat pikirannya yang terlalu serius. Atau mungkin karena bergelas-gelas kopi kesukaannya yang dibeli langsung oleh James pada toko kopi favoritnya. Sekaligus mencari tahu kabar Deanna dan bagaimana keadaannya setelah beberapa hari mereka tidak berjumpa. Huh, seperti Alex merindukannya saja.
Alex sadar ia sangat pengecut sampai di titik ini. Harga dirinya yang terlalu tinggi seperti tidak bisa diajak berkompromi untuk membuatnya bertemu dengan Deanna. Atau mungkin karena ia belum siap untuk bertemu lagi dengan perasaan asing yang menjalari dadanya saat kedua mata mereka berjumpa. Atau saat pikirannya kembali melayang pada malam itu, dimana ia bisa menyentuh Deanna di banyak kesempatan. Alex menggelengkan kepalanya tidak tahu. Sudah hampir satu bulan berlalu dan ia belum bertemu lagi dengan Deanna. Dengan wanita yang berhasil memporak-porandakan beberapa aspek hidupnya yang terasa sangat nyata memenuhi kesehariannya.
Bagaimana mungkin Alex bisa bertahan untuk tidak bercinta dengan [setidaknya] satu saja wanita dari seluruh koleksi yang ia punya hanya karena bayang-bayang Deanna yang selalu memenuhi benaknya selama sebulan terakhir. Hanya dengan membayangkannya saja Alex dapat merasakan gejolak terlarang itu muncul terus dengan sendirinya. Membuat darahnya membeliak kesal karena kepuasan yang tidak pernah tersampaikan. Ya, tubuhnya menginginkan Deanna! Hanya Deanna.
Wanita polos dan lugu yang berhasil membuat naluri kelaki-lakiannya meruncing dengan cepat bersamaan dengan tubuhnya yang tidak mau bereaksi pada sentuhan wanita jalangnya yang biasanya bisa memuaskannya dalam waktu singkat.
Suara desahan kasar terdengar setelahnya. Cepat atau lambat Alex harus menemui Deanna lagi. Persetan dengan apapun yang akan dipikirkan wanita itu nantinya, ia harus melampiaskan nafsunya yang nyaris meledak ini.
*
"Baiklah." Faustino meletakkan pena emas di tangannya ke atas meja, "Apa ada yang ingin ditanyakan?"
"Bagaimana dengan tambang emas yang baru saja kita gali di Vietnam? Semua berjalan lancar?" tanya Marquiz setelahnya.
Alex menggoyang-goyangkan gelas anggur di tangannya sembari menumpu kepalanya pada kursi yang ia duduki. Termenung dalam kegusarannya sendiri sejak tadi. Memikirkan banyak alasan masuk akal yang mungkin akan menarik di telinga Deanna saat mereka akan bertemu lagi. Pekerjaan membuat kopi dengan gaji spektakuler mungkin akan terdengar menarik di telinganya. Membuat kopi di rumahnya agar Alex bisa memandangi wanita itu setiap hari.
Berapapun gaji yang diminta Deanna, Alex akan mengiyakannya dengan senang hati. Yang terpenting adalah membawa wanita itu ke rumahnya dalam waktu dekat. Karena bercinta di kamarnya akan terasa lebih nikmat daripada di rumah kecil wanita itu. Ia tidak mau Deanna terlihat seperti wanita murahan jika semua tetangganya mendengar desahan erotisnya saat Alex akan menggaulinya nanti. Kamarnya memiliki peredam suara yang sangat baik, kasur luas, juga banyak peralatan yang bisa membuat mereka bermain lebih intens disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE | END
Romance(21+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Hanya kau yang aku mau, Deanna." Tubuh Deanna menggelenyar hebat mendengar suara berat nan parau itu menegaskan keposesifannya. Ia berusaha mengusir sengatan-sengatan aneh yang menjalari tubuhnya saat sebuah sentu...