15. Argh!

61.9K 2.8K 29
                                    

15

Hari sudah beranjak malam saat Deanna kembali membuka mata lelahnya. Yang juga sedikit sembab karena banyaknya air mata yang ia keluarkan. Sisa-sisa dari percintaan panas yang dilaluinya bersama Alex kemarin dan pagi tadi. Wajahnya memanas kala potongan demi potongan akan percintaan membara yang dilalui mereka, kembali terlintas dalam benaknya. Membuat pusat dirinya berdenyut tanpa sadar. Ah tidak, ini berlebihan.

Deanna menghela napas panjang seraya merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Ia merasa lebih segar setelah tidur berjam-jam, yang ia sadari terlalu lama karena jarum jam berdentang sepuluh kali tak lama setelahnya. Padahal ia ingat, matahari masih berada di puncak tertingginya saat ia tertidur tadi. Lalu bagaimana ia bisa tertidur selama ini? Apa karena ia terlalu kelelahan?

Dan-dimana Alex sekarang? Deanna mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tidak mendapati seorangpun disini. Hanya kesunyian yang didapatnya, juga suara pendingin ruangan yang menderu lembut. Lantas dimana Alex berada? Bukankah pria itu katakan ia tidak akan lama? Deanna menggelengkan kepalanya pelan, tidak seharusnya ia berpikir sekalut itu. Lagipula, apa urusannya memikirkan dimana pria itu berada seolah Alex berhutang penjelasan padanya. Lagi-lagi, Deanna merasa aneh.

Ia pun melangkahkan kakinya turun dan berjalan melewati sebuah pintu besar yang terhubung pada sebuah ruangan lain. Langkahnya terhenti begitu sepasang matanya melihat banyaknya menu makanan yang tersaji di atas sebuah meja keramik bundar, lengkap dengan buah, dan camilan manis lainnya. Deanna memegangi perutnya yang berbunyi kelaparan karena belum sempat terisi sejak kemarin siang. Lebih tepatnya, setelah Alex berhasil menculiknya.

"Apa aku boleh memakannya?" gumamnya ragu. Makanan yang tersaji seluruhnya sangatlah lezat. Jauh sekali dengan sup hambar yang biasa dibuatnya dengan karbohidrat seadanya ditemani segelas teh dan kue susu sebagai camilan penutup. Tapi Deanna yakin, semua makanan lezat ini pasti khusus disiapkan untuk Alex. Mengingat pria itu belum juga kembali dari pekerjaannya.

"Kau sudah bangun?" Deanna terlonjak kaget mendengarnya. Pun tengkuknya yang langsung berdesir aneh saat penciumannya menangkap wangi maskulin Alex seiring langkah kakinya berjalan mendekat ke arahnya, "Aku sudah beberapa kali datang ke kamar ini untuk memastikan keadaanmu. Kau terlihat sangat kelelahan karena tidak juga membuka matamu sejak tadi."

"Oh," Deanna merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Entah mengapa terbesit perasaan malu saat pandangan gelap Alex menyusuri penampilannya yang pasti sangatlah kusut. Mengingat ia baru saja bangun tidur tadi.

"Maaf, aku tidur terlalu lama tadi."

Alex mengurai senyum tenangnya mendengar itu. Sebelah tangannya segera menarik Deanna untuk masuk dalam dekapannya, "Apa aku benar-benar membuatmu kelelahan hingga kau bisa tidur selama itu Deanna?" godanya nakal yang langsung dibalas sebuah pukulan ringan pada dada bidangnya, "Lepaskan aku."

Alex terkekeh melihatnya. Menghela napas pelan seraya mencuri sebuah kecupan pada puncak kepala wanita dalam dekapannya. Berusaha melampiaskan seberkas perasaan lain di dalam dadanya yang terus bergelora hangat sejak tadi. Membuatnya sedikit banyak kehilangan fokus saat rapat, juga saat ia harus memeriksa banyaknya laporan yang diberikan padanya.

Pikirannya hanya terfokus pada Deanna. Seluruh raganya hanya ingin selalu bertemu dengan wanita itu. Dan jadilah ia berjalan cepat menuju kamarnya selama beberapa kali untuk memeriksa keadaan Deanna, yang ternyata terus tertidur pulas tanpa menyadari kedatangannya. Juga kecupan-kecupan yang sudah ia berikan beberapa kali pada wanita itu. Benar-benar bukan seperti Alex yang biasanya.

Sementara itu, Deanna berusaha untuk tidak meronta lagi. Tentunya Alex akan membalasnya lebih lagi jika ia meronta atau menolak tindakan impulsif yang diberikan pria itu padanya. Tapi— Deanna merasa seperti ada perasaan asing yang hadir di tengah-tengah mereka. Entah apa namanya ia tidak tahu.

YOU'RE MINE | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang