Aku kembali! Setelah beberapa hari tidak update karena aku sibuk ngelanjutin cerita lain, sekaligus mematangkan alur cerita ini WKWK.
HAPPY READING YA LUV 🌞
*
16
Sinar surya keemasan nampak berpendar indah melewati celah-celah tirai yang tertutup. Diiringi kicauan burung pagi dan hembusan angin hangat yang lembut, seorang wanita perlahan membuka kedua kelopak matanya yang sudah terpejam sangat lama. Deanna merentangkan tangannya lebar-lebar, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Pandangan nanarnya jatuh pada tirai yang masih tertutup.
Ia memutuskan untuk beranjak dari tempatnya dan membuka tirai tebal berwarna abu-abu muda itu. Membiarkan cahaya mentari masuk menyinari kamar luasnya. Ah ralat, kamar luas Alexander Pasquale maksudnya. Dan— Deanna kembali menoleh. Memandangi dua bantal yang masih tersusun rapi di tempatnya tidur semalam. Tanda tidak adanya kehadiran siapapun di sebelahnya sejak semalam. Atau mungkin pria itu datang saat ia sudah tertidur, dan bangun sebelum Deanna terbangun.
Entahlah.
tok.. tok.. tok..
Pintu besar yang berada cukup jauh dari tempatnya berdiri, dibuka oleh beberapa pelayan setelahnya. Terdiri atas lima orang wanita dan dua pria dengan pakaian formal khas pelayan. Semuanya membungkukkan diri rendah-rendah di hadapan Deanna. Membuat wanita itu menggaruk tengkuknya kaku karena rasa segan.
"Ah, jangan membungkuk seperti itu di hadapanku." ujarnya berbisik.
Kristie, seorang wanita paruh baya dengan tubuh sedikit berisi dan rambut keabuan yang dicelung sederhana, mengurai senyum hangatnya mendengar itu.
"Sudah tugas kami untuk melayani anda Nona Adrienne. Kami ucapkan selamat pagi, dan selamat datang di rumah ini." ucapnya sopan dan kembali membungkuk rendah bersama yang lain.
Deanna ikut membungkukkan tubuhnya salah tingkah melihat itu "Maaf karena aku jadi merepotkan kalian. Maafkan aku."
Kristie tertawa pelan di dalam hatinya mendengar itu "Kami sudah menyiapkan sarapan dan pakaian yang akan anda kenakan hari ini Nona, ah maaf, Nyonya."
Nyonya? Deanna memiringkan kepalanya bingung mendengar itu "Maksudmu? Aku—"
"Tuan Pasquale meminta kami untuk memanggil anda dengan sebutan Nyonya, Nyonya Adrienne. Tuan katakan jika anda akan jadi Nyonya rumah ini sebentar lagi."
"Apa?" Deanna berdecih sinis di dalam hatinya mendengar penjelasan itu. Rupanya selain pandai bersikap manis, Alex juga pandai merangkai kata dan halusinasi pada pelayan-pelayannya? Oh, astaga. Terkutuklah pria liar itu.
Kristie menggerakkan dagunya, memerintahkan pelayan lainnya untuk meletakkan banyaknya makanan ke atas meja. Dua orang pelayan yang tersisa, meraih beberapa pakaian yang masih terbungkus rapi di dalam plastik tebal berwarna putih pucat. Membukanya lalu meletakkannya ke atas kasur.
Deanna membulatkan bibirnya tanpa sadar melihat dua setelan modern jumpsuit berlengan sedang dengan warna hitam polos dan peach yang terlihat sangat indah di matanya. Lengkap dengan beberapa pasang strap shoes dan beberapa aksesori mewah yang bertebaran di atas sana "Anda bisa memilih untuk mengenakan salah satu dari yang telah disediakan ini Nyonya. Namun Tuan Pasquale memintaku untuk menyarankan warna hitam pada anda. Karena Tuan sangat mencintai warna hitam."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE | END
Romance(21+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA "Hanya kau yang aku mau, Deanna." Tubuh Deanna menggelenyar hebat mendengar suara berat nan parau itu menegaskan keposesifannya. Ia berusaha mengusir sengatan-sengatan aneh yang menjalari tubuhnya saat sebuah sentu...