*✧・゚:*『 24 』 *:・゚✧*:

1.2K 80 6
                                    

AUTHOR POV

Beneta yang mendengar ungkapan yang keluar dari bibir Aaron itu hanya bisa melongo. Dia tidak tahu mengapa seorang bintang seperti Aaron bisa mengatakan kata kangen kepada seorang yang hanya dipandang sebagai upik abu jika dibandingkan dengan manusia tampan yang sedang berdiri di depan gadis gendut ini.

“Astaga naga ... lo kalau misalnya mau ngeprank gw, lo salah sasaran bro. I might be stupid but i’m not an idiot,” ucap Beneta tegas. Karena ia tidak percaya dengan Aaron. Bagaimana mungkin Aaron bisa mengungkapkan kalimat itu ke gadis gendut dan jelek seperti dia pikir Beneta.

“Kenapa sih lo gak peka banget ... Lu tuh emang beda dari yang lain bahkan gw sampai rela buntutin lo. Cewe lain gak pernah ada yang menampakkan muka kayak lo gitu. Lo itu beda dari yang lain Beneta. Makanya tanpa lo itu gw merasa kesepian. Karena lo itu selalu mengejutkan gw dengan tindakan-tindakan lo yang menurut lo simple, tapi menurut gw itu epic. Sebelum gw kenal lo gw gak pernah ngerasain perasaan yang kayak begini Beneta ... lu tau gak maksud dari perasaan gw ini?” tanya Aaron sambil menatap sepasang mata Beneta dengan tatapan matanya yang tiba-tiba berubah sendu karena ia teringat lagi dengan hari-hari di mana Beneta tidak bisa ia lihat atau ia hubungi.

Lawan bicaranya pun hanya bisa bungkam. Gadis gendut itu tidak tau mau mengatakan apa. Karena apa yang dikatakan oleh orang yang didepannya ini... tidak mungkin terjadi pikirnya. Bagaimana mungkin gadis yang di bawah standar kecantikan Indonesia bisa menarik perhatian cowo yang melampaui standar ketampanan internasional itu.       

“Oke ... gw gak tau sih sebetulnya mau ngomong apa seriusan. Cuma ... hmmm ... coba lu jelasin lagi ke gw maksud lo apa ... soalnya kayak ... gak mungkin banget seorang Aaron bisa kangen sama gadis gendut jelek kaya gw ini. Coba liat pacar lo itu. Lo seharusnya lebih kangen lagi sama dia. Dia tuh jauh lebih can—“ ucap Beneta yang terpotong karena Aaron yang sengaja mendekatkan wajah tampannya itu di depan wajah bulat milik Beneta.

Beneta yang menyadari kedekatan wajah mereka yang hanya beberapa sentimeter ini hanya bisa menahan napasnya dan membulatkan matanya pertanda ia sangat terkejut dengan tindakan remaja tampan di depannya ini.

“Lo kalo ngomong kayak begitu lagi gw cium lo di sini,” tegas Aaron dengan menunjukkan lantai di mana mereka memijakkan sepasang kaki mereka. Beneta yang mendengar perkataan Aaron sebetulnya sudah sangat gugup tapi ia berusaha untuk memasang muka beraninya di depan Aaron.

“Heh ... lu enak aja ya lo. Lo tuh udah dapet berlian kok maunya upik abu kaya gw gini sih. Aneh-aneh wae lo,” ucap Beneta dengan nada tegas yang bisa ia keluarkan dari mulutnya sekarang dengan keadaan wajah Aaron yang semakin lama semakin mendekat.

“Lo emang gak percaya sama omongan gw? Mau gw bukti—“ balas Aaron yang terpotong karena ucapan Beneta.

“Oke oke ... gw mencoba untuk gak ngomong kayak begitu lagi. Sekarang lo bisa gak mundur ... lo tuh cowo dirinya yang tegak dong,” ucap Beneta sambil melakukan rolling eyes ke kedua matanya. 

“Ini udah tegak nih berdirinya,” ucap Aaron sambil memiringkan bibirnya dan cekikikan kaya orang gila. Beneta yang mendengar itu hanya bisa berdecih karena yang dimaksud itu bukan badannya yang tegak... ya buktinya dia tuh masih bungkukin badannya supaya wajahnya bisa deketan sama Beneta.. maksudnya dia yang tegak tuh... ya kalian tahu lah..

“Jijik tau gak sih njir ... udah ah ... gw mau pulang bareng sama temen gw dulu,” tegas Beneta yang langsung mendorong badan Aaron dari hadapannya dan mengambil tasnya.

✓Impossible Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang